Langkah Lionel Messi: Evolusi Jadi Pemain Terbaik di Dunia
Richard Andreas | 5 Desember 2019 07:00
Bola.net - Lionel Messi akhirnya menjelma jadi pemain yang diharapkan banyak orang sebagai yang terbaik Barcelona. Butuh 15 tahun sepak bola senior, sekitar 800 pertandingan, dan sejumlah pelatih untuk mewujudkannya.
Menukil FourFourTwo, evolusi Messi di usia 32 tahun ini layak dianggap tuntas. Bertahun-tahun lalu, tidak banyak yang menduga Messi muda bisa jadi pemain seperti sekarang.
Messi datang ke Barca dalam kondisi kurang meyakinkan. Dia pendek, tapi berbakat dan kreatif. Ada puluhan pemain Argentina lain yang dinilai lebih hebat dari Messi saat itu.
Namun, rasanya sekarang tidak banyak yang bisa membantah Messi sebagai pemain terbaik Argentina, bahkan yang terbaik di dunia. Apa yang terjadi? Apa yang dilalui Messi untuk jadi seperti sekarang?
Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Mematahkan Dugaan
Mula-mula diragukan, Messi akhirnya bisa mematahkan semuanya. Dia cukup bagus main di mana pun: di tengah, di sayap, di depan. Mungkin Messi akan tetap tampil luar biasa meski main di pos bek kiri.
Messi bukan pesepak bola biasa. Kata 'playmaker' rasanya kurang cukup mendefinisikan Messi, sebab kemampuannya terdiri dari banyak dimensi. Bagaimana bisa 'playmaker' saja memecahkan rekor gol di Barcelona, La Liga, dan Argentina?
Bicara soal itu, Messi memang lama memegang peran playmaker di Barcelona, tapi akhir-akhir ini perannya berubah drastis. Perubahan ini ternyata berdampak besar, Barca jelas diuntungkan.
Langkah Awal
Mengapa perubahan ini lama baru terjadi? Mungkin karena Messi terlalu bagus memenuhi ekspektasi, dia tampak hebat di mana saja. Berasal dari Argentina, Messi dianggap sebagai penerus Maradona, Riquelme, dan Pablo Aimar.
Dahulu, Messi muda terlalu gesit jika dibiarkan bermain di tengah, dia doyan melewati pemain-pemain lawan. Messi saat itu masih mentah, menarik, belum dipoles. Akhirnya, Frank Rijkaard menurunkannya di pos sayap kanan.
Tentu, Messi bermain baik di posisi itu. Dia memang tidak terlalu jago melepaskan umpan yang bisa membelah pertahanan lawan, tapi punya kemampuan istimewa untuk berlari terus menembus kotak penalti.
Messi sang Penyerang
Waktu terus berjalan, Messi berkembang. Di bawah Pep Guardiola, dia lebih dikenal dalam peran false nine yang khas. Messi jago mencetak gol, saking jagonya jadi tampak biasa saja.
Terbukti, pada musim 2011/12, Messi mencetak 50 gol di La Liga. Ya, 50 gol! Dia tidak perlu jadi playmaker, sebab ada Xavi dan Andres Iniesta yang merancang permainan di belakangnya. Messi hanya mencari ruang di dekat kotak penalti lawan.
Peran ini tetap dipertahankan Messi meski Guardiola sudah pergi, tepatnya di bawah Tito Vilanova dan Gerardo Martino. Messi memang banyak menyumbang assists, tapi dia lebih seperti pencetak gol daripada playmaker.
Namun, di bawah pelatih-pelatih itu, banyak tim yang menemukan cara untuk menghentikan Barca. Ketergantungan pada Messi jadi masalah.
Evolusi Messi
Perubahan besar terjadi ketika Luis Enrique datang ke Barca, juga karena ada Piala Dunia 2014. Messi akhirnya lebih sering dimainkan sebagai pemain nomor 10, kreator permainan.
Saat itu, Barca sengaja membeli Luis Suarez untuk menemani Messi dan Neymar. Gagasannya jelas, Mereka ingin menempatkan Messi di belakang dua penyerang tangguh itu.
Uniknya, Luis Enrique tetap mempertahankan formasi 4-3-3. Suarez dipaksa bermain di kanan, Messi di depan. Tak lama, pola ini jelas gagal.
Di musim yang sama, pada bulan Januari, ada perubahan drastis pada permainan Barca. Messi kembalil bermain di kanan, Suarez jadi striker utama. Perubahan ini berdampak luar biasa, Barca tancap gas dan meraih treble.
Lakukan Segalanya
Sejak perubahan itu, Messi lebih sering turun menjemput bola ke lini tengah, berputar-putar mencari celah. Siapa pun lawan Barca kerepotan, Messi terus memainkan peran ini sampai tahun 2017, memasuki usia 30 tahun.
Sekarang, di bawah Ernesto Valverde, Messi telah jadi pemain yang lebih matang berkat langkah-langkah perkembangannya tersebut. Dia memegang peran yang seharusnya, kreator sekaligus finisher.
Messi melakukan segalanya. Dia turun ke belakang, menghubungkan permainan, menggiring bola, meladeni rekan untuk mencetak gol, dan mencetak gol sendiri.
Sumber: FourFourTwo
Baca ini juga ya!
- Ivan Rakitic Buka Peluang Pindah ke Atletico Madrid
- Scaloni: Argentina Lebih Membutuhkan Trofi Copa America Ketimbang Messi
- Lionel Messi Ungkap 14 Momen Terbaik di Dalam Karirnya
- Siapa Saja Rekan Setim Terbaik Lionel Messi Sepanjang Berkarier di Barcelona?
- Jika Tinggalkan Barcelona, Ini Klub Tujuan Rakitic Berikutnya
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Erling Haaland Lampaui Rekor Cristiano Ronaldo, Cetak Gol 12 Laga Beruntun!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:04
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Chelsea vs Ajax Amsterdam - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:06 -
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:05 -
Link Live Streaming Atalanta vs Slavia Praha - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:03 -
Link Live Streaming AS Monaco vs Tottenham - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:01 -
Persib Bandung vs Selangor FC: Jadwal, Jam Kick-off, Siaran TV, dan Link Streaming
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 23:27 -
Prediksi Nottingham Forest vs Porto 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 23:10 -
Dean Huijsen Beri Sinyal Comeback di El Clasico Kontra Barcelona
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 23:08 -
Jadwal Persib vs Selangor: Maung Bandung Siap Amankan Poin Penuh di Kandang
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 22:58 -
Hasil AFC Champions League Two: Tanpa Ronaldo, Al Nassr Tetap Perkasa di India
Asia 22 Oktober 2025, 22:57 -
Link Live Streaming Galatasaray vs Bodo/Glimt - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:47
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04