Pemain Naturalisasi Malaysia Angkat Bicara soal Sanksi FIFA ke FAM: Ini tentang Martabat dan Integritas

Asad Arifin | 30 September 2025 16:39
Pemain Naturalisasi Malaysia Angkat Bicara soal Sanksi FIFA ke FAM: Ini tentang Martabat dan Integritas
Gelandang Malaysia, Liridon Krasniqi, saat ini bermain di klub India, Odisha, dan wajib diwaspadai Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020. (c) Instagram/@ liridonkrasniqi_8

Bola.net - Pemain naturalisasi Timnas Malaysia, Liridon Krasniqi, menyuarakan kekecewaannya usai Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi sanksi oleh FIFA.

FIFA menghukum FAM karena terbukti melakukan pemalsuan serta manipulasi dokumen dalam proses naturalisasi tujuh pemain asing untuk memperkuat Timnas Malaysia.

Advertisement

"Sebagai seseorang yang dengan bangga telah mengenakan jersey Malaysia dan mendedikasikan diri saya untuk negara ini, saya tidak bisa berdiam diri pada saat ini," tulis Liridon melalui akun Instagramnya, @liridonkrasniqi_8, Senin (29/9/2025).

"Apa yang terjadi sekarang dengan keputusan mendadak FIFA terhadap tim nasional kita bukan hanya tidak adil, ini juga tidak menghormati Malaysia, para pemain kita, para suporter kita, dan bertahun-tahun kerja keras yang telah dilakukan dengan penuh keterbukaan dan sesuai dengan setiap aturan," lanjutnya.

1 dari 2 halaman

Hukuman Berat untuk FAM dan 7 Pemain

Atas pelanggaran tersebut, FIFA menjatuhkan sanksi berupa denda 350.000 franc Swiss atau setara Rp7,3 miliar kepada FAM. Sementara itu, tujuh pemain naturalisasi yang dinilai ilegal dikenai larangan bermain selama satu tahun serta denda sebesar 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).

Ketujuh pemain yang dimaksud adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

"Malaysia sudah melakukan segalanya dengan benar. Setiap dokumen, setiap prosedur, setiap langkah telah diikuti dengan kerja sama dari Pemerintah kita, FAM, dan FIFA sendiri. Para pemain ini sudah disetujui. Sekarang tiba-tiba, keputusan diubah? Kenapa? Oleh siapa?" tegas Liridon.

"Ini bukan lagi soal dokumen. Ini soal martabat, soal integritas, soal sebuah bangsa yang telah bangkit, dan sekarang ada kekuatan tertentu yang takut akan kebangkitan Harimau Malaya," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Dukungan kepada Tunku Ismail Idris

Dukungan kepada Tunku Ismail Idris

Skuad Timnas Malaysia merayakan golnya ke gawang Timnas Nepal di Stadion Sultan Ibrahim, Selasa (25/03/2025). (c) Dok. Instagram/@malaysia_nt

Liridon juga memberikan dukungan penuh kepada pemilik Johor Darul Ta'zim (JDT), Tunku Ismail Idris, yang selama ini dikenal sebagai tokoh penting dalam kemajuan sepak bola Malaysia, termasuk dalam proses naturalisasi para pemain tersebut.

"Dan jangan lupa, semua kemajuan ini tidak akan mungkin tanpa Tunku Mahkota, Yang Mulia Tunku Ismail. Saya tahu betul seberapa besar usaha yang telah beliau curahkan baik untuk liga maupun tim nasional kita. Visi dan kepemimpinannya telah membawa sepak bola Malaysia sampai ke titik ini," tambahnya.

Meski begitu, Liridon menyesalkan kondisi yang menurutnya justru menimbulkan perpecahan di tengah bangsa.

"Namun yang paling membuat saya sedih adalah melihat bahwa di saat-saat seperti ini, kita tidak selalu bersatu sebagai sebuah negara. Ini seharusnya bukan menjadi waktu untuk perpecahan. Ini adalah saat bagi setiap orang Malaysia, pemain, suporter, media, pemerintah, semua orang, untuk berdiri bersama. Jika kita tidak membela milik kita sendiri, tidak ada orang lain yang akan melakukannya."

"Untuk rakyat Malaysia, sekarang adalah saatnya untuk bersatu. Dukung para pemain kita, dukung tim kita, dukung bendera kita. Kita tidak akan tunduk pada ketidakadilan. Kita tidak akan membiarkan tekanan dari luar menghentikan kebangkitan Malaysia."

"Kita berjuang bersama. Karena kita adalah Malaysia. Berani karena benar. Dari Liridon Krasniqi alias Matdon," tutup pemain yang telah mencatat enam caps bersama Timnas Malaysia itu.

Disadur dari Bola.com: Muhammad Adi Yaksa, 30 September 2025