Antonio Conte dan Evolusi Taktik: Dari 3-5-2 ke Napoli 3.0
Richard Andreas | 18 September 2025 20:45
Bola.net - Antonio Conte sering dicap pelatih dogmatis, lekat dengan formasi 3-5-2 yang membawanya juara bersama Juventus, Chelsea, hingga Inter. Namun, citra itu kini perlahan luntur. Di Napoli, Conte menunjukkan sisi lain: seorang manajer yang terus beradaptasi dengan zaman.
Bahkan sebelum melatih kembali, Conte sudah mempersiapkan dirinya. Ia mengamati tren, mempelajari lawan, dan merancang ide-ide baru lewat papan Subbuteo di rumahnya. Dari situlah lahir Napoli 3.0, versi terkini dari pelatih berusia 56 tahun ini.
Keberhasilan awal bersama Napoli pun bukan sekadar hasil dari motivasi klasik ala Conte, tetapi buah dari fleksibilitas. Ia mampu menyesuaikan sistem permainan agar bisa mengakomodasi Kevin De Bruyne, McTominay, hingga Andre-Frank Zambo Anguissa.
Kini, ketika sorotan kembali tertuju padanya di Liga Champions, Conte menghadapi pertanyaan lama: bisakah fleksibilitas barunya membawa prestasi Eropa yang selama ini luput darinya?
Conte dan Transformasi Taktik di Napoli
Citra Conte sebagai pelatih kaku dengan formasi 3-5-2 telah melekat sejak ia menangani Juventus lebih dari satu dekade lalu. Namun di Napoli, narasi itu mulai berubah. Pada laga melawan Fiorentina, misalnya, Partenopei tampil dengan pola empat bek, sebuah pendekatan yang jarang diasosiasikan dengannya.
Di pertandingan itu, Giovanni Di Lorenzo diberi peran hibrida. Ia tidak hanya menjadi bek kanan, tapi juga bisa berfungsi sebagai gelandang atau bahkan bek tengah sesuai kebutuhan permainan. Fleksibilitas ini menjadi ciri baru Napoli di bawah Conte.
Selain itu, Conte menaruh kepercayaan besar pada Kevin De Bruyne. Sang gelandang Belgia bebas berpindah peran: sebagai nomor 6, 8, 10, bahkan 9 semu. Pergerakan ini membuka ruang, memperluas jaringan umpan, dan membuat Napoli tampil cair.
Transformasi ini menunjukkan bahwa Conte tidak lagi sekadar pelatih dogmatis. Ia berani meninggalkan pola lamanya demi memaksimalkan kualitas pemain yang dimilikinya.
De Bruyne, McTominay, dan Adaptasi Conte

Kedatangan Kevin De Bruyne pada musim panas lalu menjadi ujian besar bagi Conte. Dalam sistem tradisionalnya, posisi De Bruyne bisa berbenturan dengan trio gelandang Napoli: McTominay, Lobotka, dan Anguissa. Namun alih-alih mengorbankan salah satu, Conte justru merancang peran baru untuk sang playmaker.
Hal ini mengingatkan pada momen serupa di Juventus tahun 2011, ketika Conte harus menyesuaikan tim setelah Andrea Pirlo datang secara gratis dari Milan. Saat itu, ia meninggalkan 4-2-4 dan beralih ke 3-5-2, yang akhirnya membawa Juventus juara Serie A tanpa terkalahkan.
Di Napoli, Conte memilih arah sebaliknya. Demi memberi ruang pada De Bruyne, ia mulai memainkan variasi 4-3-3 dan 4-2-4, bahkan meninggalkan pakem lamanya. Hasilnya sejauh ini positif: De Bruyne mencetak dua gol dalam tiga laga awal bersama Napoli.
Conte sendiri menegaskan bahwa seorang pelatih harus bisa membuat pemain coexist. Baginya, tugas utama adalah menyatukan kualitas individu agar bisa berfungsi maksimal dalam tim.
Ujian Liga Champions dan Kritik Lama
Meski sukses besar di liga domestik, catatan Conte di Liga Champions masih dipertanyakan. Sejak membawa Juventus ke perempat final pada 2013, ia belum pernah melangkah lebih jauh di kompetisi ini.
Faktanya, banyak tim yang ia latih justru mencapai puncak setelah kepergiannya. Juventus dan Inter sama-sama berhasil melaju ke final Liga Champions tidak lama setelah Conte meninggalkan klub. Kritikus pun menilai bahwa sang pelatih kurang mampu mengelola tim di level Eropa.
Namun kali ini situasinya berbeda. Dengan format baru Liga Champions yang menyerupai fase liga, gaya manajemen Conte yang konsisten di kompetisi panjang bisa menjadi keuntungan. Napoli pun berpotensi menjadi kuda hitam di Eropa.
Jika berhasil mematahkan stigma lamanya, Conte bisa menegaskan bahwa dirinya bukan hanya pelatih spesialis liga domestik, tapi juga kompetisi kontinental.
Di usia 56 tahun, Conte masih terus belajar dan beradaptasi. Ia membuktikan bahwa stereotipe lama tentang dirinya tidak lagi relevan. Napoli 3.0 bisa menjadi bukti bahwa fleksibilitas adalah senjata terkuat Conte saat ini.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Prediksi Starting XI Man City vs Napoli: McTominay dan Hojlund Angkat Aroma Derbi Manchester
- Laga Emosional di Liga Champions: Kevin De Bruyne Kembali ke Etihad Stadium
- Pep Guardiola vs Antonio Conte: Rivalitas yang Kembali Hidup di Liga Champions
- Man City vs Napoli dan Dilema Hati Gianluigi Donnarumma
- Gianluigi Donnarumma Buka Suara: Manchester City Adalah Pilihan Pertama dan Satu-satunya!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bukan Diusir AC Milan, Malick Thiaw Bongkar Alasan Sebenarnya Cabut ke Newcastle
Liga Italia 19 November 2025, 11:46
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persijap Jepara vs Semen Padang 20 November 2025
Bola Indonesia 19 November 2025, 19:30
-
Kebangkitan Bintang Polandia: Mengapa Zielinski Jadi Pilihan Terbaik untuk Derby Milan
Liga Italia 19 November 2025, 19:23
-
BRI Super League: Persiapan Maksimal Persebaya untuk Derby Jatim Kontra Arema
Bola Indonesia 19 November 2025, 18:31
-
BRI Super League: Derby Jatim, 3 Pilar Arema FC Absen Lawan Persebaya Surabaya di GBT
Bola Indonesia 19 November 2025, 18:23
-
3 Pekerjaan Rumah Mendesak Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025
Tim Nasional 19 November 2025, 17:47
-
Siaran Langsung BRI Super League: Persib vs Dewa United, Tayang di Vidio
Bola Indonesia 19 November 2025, 17:01
-
Pengakuan Emosional Maldini: Sulit Bicara Soal AC Milan, Tapi Hati Tetap Merah Hitam
Liga Italia 19 November 2025, 17:00
-
Simak BRI Super League 2025/26 Pekan ke-13, Tayang Eksklusif di Vidio
Bola Indonesia 19 November 2025, 16:57
-
Diam dalam Sunyi, MU Ternyata Rajin Pantau Pemain Timnas Jerman Ini
Liga Inggris 19 November 2025, 16:44
-
Dino Zoff Soroti Sepak Bola Italia: Serie A Terlalu Lambat dan Banyak Drama!
Piala Dunia 19 November 2025, 16:31
-
Puja-puji Matheus Cunha untuk Rekrutan Anyar MU Ini: Enak Banget Main Ama Dia!
Liga Inggris 19 November 2025, 16:29
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55






