Melihat Keindahan Motif Dewi Sekartaji di Galeri Batik Soendari

Asad Arifin | 27 Maret 2025 15:56
Melihat Keindahan Motif Dewi Sekartaji di Galeri Batik Soendari
Suasana di dalam ruangan Soendari Batik and Art (c) Asad Arifin

Bola.net - Nuansa budaya lansung terasa begitu masuk halaman depan Galeri Soendari Batik dan Art di Jalan Soekarno Hatta No.A2, Kota Malang. Sebab, selain produksi batik, mereka sangat peduli pada pelestarian budaya.

Siang itu, Selasa (25/3/2025), dua orang lelaki sedang melakukan kegiatan membatik di halaman Galeri Soendari Batik. Seorang sedang membuat batik cap. Seorang lainnya sedang memberikan pewarna pada kain yang sudah diikat.

Advertisement

"Dari proses ini, kemudian dijemur. Kalau panasnya bagus, mungkin sekitar dua hari sudah jadi batik. Nanti masih ada tahapan lain supaya warna yang muncul lebih solid," kata Satrya Paramanandana, Direktur Soendari Batik and Art.

Satrya lantas mengajak masuk ke dalam galeri yang sekaligus menjadi toko. Di saja, ada banyak kain batik yang ditata dengan rapi. Sementara, di bagian atas, ada ruangan khusus yang dipakai untuk keperluan edukasi batik dan benda-benda bernilai sejarah.

Menurut Satrya, Batik Soendari berdiri pada 2013 lalu. Namun, inspirasi dari usaha ini berasal dari nenek buyutnya, Eyang Martopuro, yang berjualan batik pada 1940-an di Mojokerto. Hanya saja, anak-anak beliau tidak ada yang meneruskan.

"Lalu, salah satu anak beliau, namanya Eyang Soendari, sering cerita sama ibu saya soal batik itu. Ibu, yang awalnya hobi kain, akhirnya bikin galeri ini dan diberi nama Soendari sebagai penghormatan pada nenek," kata Satrya.

Dengan latar belakang sejarah yang sangat kental tersebut, tidak mengherankan jika Batik Soendari banyak mengusung tema budaya dalam produksinya. Secara khusus, budaya yang berkaitan dengan identitas dan kekayaan sejarah di Malang Raya.

"Motif kita untuk belakangan ini banyak eksplorasi arca peninggalan Kerajaan Singosari. Selain dari itu ada motif trembesi, teratai, topeng, dan tugu. Kita ada arca mahakala dan ganesa," kata lulusan Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang itu.

1 dari 1 halaman

Antara Identitas Budaya dan Modernitas

Antara Identitas Budaya dan Modernitas

Satrya Paramanandana, Direktur Soendari Batik and Art (c) Asad Arifin

Siang itu, Satrya Paramanandana melayani sesi wawancara dengan memakai kemeja batik dengan warna merah marun di bagian atas. Ada motif yang tidak biasa ditemui pada bagian itu. Motif itu adalah Dewi Sekartaji.

Dewi Sekartaji adalah tokoh dalam cerita Panji yang sangat sohor. Dia punya nama lain Galuh Candra Kiran. Bagi publik di Malang, sosok Dewi Sekartaji juga sering muncul dalam bentuk Topeng Malangan.

"Kalau yang bagian tengah, ini ada motif trembesi, lalu ada tugu Malang, dan ini pakai singa yang dari logo Kota Malang. Jadi memang kita menggali banyak budaya dan identitas dari Malang Raya itu sendiri," kata Satrya.

Batik dengan motif Dewi Sekartaji (kiri) yang terdapat di Soendari Batik and Art (c) Asad Arifin

Satrya lantas menunjuk salah satu batik yang ada di dekatnya. Di sana, ada motif bunga teratai, yang dulu identik dengan taman tugu Kota Malang. Dia juga menunjuk satu batik lain dengan motif yang unik yakni noni-noni Belanda.

Meskipun mengangkat tema budaya dan sejarah, Satrya tidak lupa dengan aspek penting lain yakni modernitas. Model ketika kain batik sudah diolah jadi baju juga sangat diperhatikan sehingga bisa nantinya dipakai untuk berbagai acara dan usia.

Datang ke Galeri Soendari Batik seolah membawa pengunjung masuk ke lorong waktu. Sebab, pengunjung bisa melihat sejarah Malang mulai dari era Kerajaan Singosari, era kolonial, hingga kemerdekaan. Semua dikemas dengan apik dan modern untuk memanjakan para pelanggan, termasuk cara melakukan transaksi.

Soendari Batik menyediakan beragam metode pembayaran bagi para pembeli, mulai dari tunai hingga non-tunai. Bagi mereka yang tidak membawa uang saat berbelanja, transaksi bisa dilakukan salah satunya lewat QRIS dan Electronic Data Capture (EDC) dari BRI.

"Ya, kita juga harus mengikuti zaman juga. Mayoritas pembeli memang tidak membawa uang tunai. Jadi, untuk memudahkan mereka kita juga menyediakan fasilitas pembayaran non-tuan seperti QRIS dan mesin EDC," ucap Satrya.

Medin EDC di Galeri Soendari Batik dan Art (c) Asad Arifin

Mesin EDC BRI dapat digunakan untuk menerima transaksi pembayaran dengan menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit, Kartu BRIZZI, serta QRIS yang tentunya memudahkan transaksi, lebih cepat, dan terjaga keamanannya.

QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

LATEST UPDATE