Ancaman Dolar AS Mengintai, Mampukah Harga Emas Tembus Level Psikologis USD 3.700?
Editor Bolanet | 22 September 2025 11:33
Bola.net - Harga emas dunia melanjutkan tren penguatannya pada awal perdagangan pekan ini. Logam mulia ini bergerak stabil di level tinggi setelah berhasil rebound pada akhir pekan lalu.
Pada pembukaan sesi Asia, Senin (22/9/2025), harga emas diperdagangkan di kisaran USD 3.685 per troy ounce. Angka ini semakin mendekati level psikologis penting yang menjadi sorotan utama para pelaku pasar.
Penguatan harga emas ditopang oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral AS, The Federal Reserve. The Fed diketahui telah memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun 2025.
Selain itu, memanasnya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia turut mendongkrak permintaan emas. Investor kembali memburu aset lindung nilai (safe-haven) di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Meskipun tren bullish tampak solid, laju penguatan emas masih dibayangi oleh performa Dolar AS. Analis pun memetakan level teknikal kunci yang perlu dicermati investor dalam beberapa waktu ke depan.
Proyeksi Teknis dan Level Kunci
Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, memproyeksikan tren bullish pada harga emas masih sangat terjaga. Proyeksi ini didasarkan pada analisis teknikal melalui pola candlestick dan indikator Moving Average.
Menurutnya, jika momentum penguatan ini dapat dipertahankan, harga emas memiliki ruang untuk terus menanjak. Target terdekat yang menjadi incaran pasar adalah level psikologis yang selama ini dinantikan.
"Jika tren bullish tetap kuat, emas berpotensi naik hingga menembus level psikologis USD 3.700," jelas Andy Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/9/2025).
"Namun, bila harga gagal mempertahankan penguatan dan terjadi koreksi, area USD 3.637 menjadi support terdekat yang perlu dicermati."
Sentimen dari Kebijakan Moneter
Faktor utama yang menopang harga emas saat ini adalah kebijakan terbaru dari The Fed. Bank sentral AS tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September lalu.
Langkah ini diambil di tengah munculnya tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS. Kebijakan moneter yang lebih longgar secara teoretis akan menguntungkan emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Meskipun demikian, euforia pasar sedikit tertahan oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. Ia menekankan bahwa pemangkasan suku bunga yang dilakukan merupakan sebuah langkah "manajemen risiko".
Sinyal tersebut mengindikasikan bahwa siklus pelonggaran kebijakan moneter mungkin tidak akan seagresif perkiraan pasar. Hal ini pada gilirannya berpotensi memberikan ruang penguatan bagi Dolar AS ke depan.
Geopolitik vs Penguatan Dolar
Di luar faktor moneter, eskalasi konflik geopolitik menjadi katalis positif lainnya bagi pergerakan emas. Ketegangan di Eropa Timur dan Timur Tengah yang terus memanas menjaga permintaan aset aman tetap tinggi.
Laporan terbaru menyebutkan Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Ukraina pada akhir pekan. Kondisi ini secara alami meningkatkan daya tarik emas sebagai instrumen lindung nilai.
Namun, di sisi lain, penguatan Dolar AS masih menjadi tantangan utama bagi laju emas. Indeks Dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya tercatat naik 0,26% ke level 97,61.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga ikut menanjak ke level 4,137%. Kenaikan imbal hasil riil ini berpotensi menjadi faktor yang menekan harga emas dalam jangka pendek.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Potensi Konflik Baru antara Israel dan Iran
News 18 September 2025, 17:11 -
KPK Ingatkan Prabowo Tentang Aturan Larangan Rangkap Jabatan Usai Putusan MK
News 18 September 2025, 16:51 -
EMTEK Masuk Daftar Fortune Indonesia 100: Indonesia's Biggest Companies 2025
News 18 September 2025, 09:44 -
Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Presiden Prabowo Dinilai Tunjukkan Standar Baru Kepemimpinan
News 17 September 2025, 20:54 -
Demo Ricuh di Timor Leste, Warga Protes Rencana Pengadaan Mobil Dinas DPR
News 17 September 2025, 15:13
LATEST UPDATE
-
Daftar Pebulu Tangkis Indonesia dan Hasil Drawing Korea Open 2025
Bulu Tangkis 22 September 2025, 14:53 -
Kontribusi Masif Christian Pulisic
Liga Italia 22 September 2025, 14:14 -
Guardiola Tersenyum Pahit, Arteta Cetak Rekor Menarik Usai Arsenal Hadapi Manchester City
Liga Inggris 22 September 2025, 13:54 -
Profil Sirkuit Motegi, Trek Milik Honda yang Juga Jadi Daerah Kekuasaan Ducati di MotoGP
Otomotif 22 September 2025, 13:52 -
Liverpool vs Southampton: Ujian Awal The Reds di Carabao Cup
Liga Inggris 22 September 2025, 13:29 -
Lincoln City vs Chelsea: Bertemu Lagi Setelah Seabad Lebih
Liga Inggris 22 September 2025, 13:11 -
Prediksi Levante vs Real Madrid 24 September 2025
Liga Spanyol 22 September 2025, 12:53 -
Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2025, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 22 September 2025, 12:52 -
Cara Nonton Live Streaming Gratis R3 BLU CRU World Cup 2025, Jangan Lupa Dukung Arai Agaska!
Otomotif 22 September 2025, 12:27 -
Jadwal Lengkap R3 BLU CRU World Cup 2025, Tonton Live Streaming Aksi Arai Agaska!
Otomotif 22 September 2025, 12:27 -
Prediksi AC Milan vs Lecce 24 September 2025
Liga Italia 22 September 2025, 12:09 -
Menebak Susunan Pemain Chelsea vs Lincoln City: Panggung Para Pelapis dan Dilema Cole Palmer
Liga Inggris 22 September 2025, 12:00
LATEST EDITORIAL
-
10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haaland Lampaui Ronaldo dan Messi
Editorial 19 September 2025, 22:58 -
6 Pemain yang Bisa Jadi Solusi Pertahanan Chelsea di Bursa Transfer Januari
Editorial 18 September 2025, 23:53 -
7 Pemain Liverpool yang Awal Kariernya Lambat tapi Menjadi Legenda: Wirtz & Kerkez Berikutnya?
Editorial 18 September 2025, 23:22 -
5 Pelatih dengan Kartu Merah Terbanyak: Mourinho atau Simeone Paling yang Sering Diusir?
Editorial 18 September 2025, 22:49