Dampak Demo Bergulir: IHSG Anjlok, Ekonom Ungkap Sektor Paling Rentan
Editor Bolanet | 1 September 2025 15:35
Bola.net - Gelombang demonstrasi yang berlangsung selama sepekan terakhir mulai menunjukkan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi nasional. Gejolak ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga mengguncang aktivitas bisnis.
Indikator-indikator pasar keuangan merespons secara negatif terhadap ketidakpastian yang terjadi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah menunjukkan volatilitas yang tinggi.
Selain di pasar keuangan, dampak langsung juga dirasakan oleh sektor riil. Aktivitas bisnis di sejumlah kota besar, terutama yang berdekatan dengan titik aksi, dilaporkan terganggu.
Menurut analisis ekonomi, skala kerusakan ekonomi yang lebih luas masih dapat dikendalikan. Namun, hal ini sangat bergantung pada satu faktor krusial.
Faktor penentu tersebut adalah kecepatan dan ketepatan respons pemerintah dalam menyikapi situasi. Ruang dialog dan komunikasi dinilai menjadi kunci untuk meredam potensi risiko ekonomi yang lebih besar.
Dampak Volatilitas di Pasar Keuangan
Pasar saham menjadi salah satu indikator pertama yang merefleksikan sentimen negatif dari para pelaku pasar. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (1/9/2025), IHSG langsung dibuka anjlok.
Indeks tercatat merosot tajam hingga 3,55 persen pada awal sesi perdagangan. Meskipun pada penutupan sesi pertama penurunannya menipis menjadi 0,76 persen ke level 7.770,98.
Di sisi lain, nilai tukar Rupiah menunjukkan pergerakan yang lebih moderat. Mata uang Garuda justru dibuka menguat tipis 0,17 persen ke level Rp 16.472 per dolar AS.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan, Acuviarta, menilai gejolak ini memang berdampak pada indikator yang sifatnya fluktuatif. Namun, menurutnya dampaknya masih terbatas.
"Kemudian juga ada dampak, ya, terbatas pada perubahan indikator-indikator yang sifatnya volatile. Seperti, ya, misalkan di IHSG, kemudian nilai tukar ya,” terangnya dalam sambungan telepon kepada Liputan 6, Senin (1/9/2025).
Sektor Perdagangan dan Jasa Paling Terdampak
Acuviarta memproyeksikan sektor perdagangan menjadi yang paling rentan merasakan dampak dari aksi unjuk rasa ini. Gangguan pada mobilitas dan operasional pusat bisnis menjadi penyebab utamanya.
Sejumlah pusat perbelanjaan di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya dilaporkan menutup sementara operasionalnya. Pengalihan arus lalu lintas juga secara langsung mengganggu roda perdagangan.
"Jadi pertama, yang paling terdampak, saya kira sektor perdagangan, ya. Nah, perdagangan tentu akan sangat terdampak, ya karena pasti ada kaitannya dengan pusat-pusat perdagangan, ya. Kemudian juga lalu lintas, ya. Dan secara otomatis itu juga akan mempengaruhi kondisi di sektor perdagangan,” terangnya.
Selain perdagangan, sektor jasa juga diperkirakan akan merasakan imbasnya. Terutama sektor jasa keuangan dan asuransi yang sangat sensitif terhadap isu stabilitas.
"Dan saya tadi mengatakan mungkin ya antara sektor perdagangan, kemudian juga sektor jasa keuangan dan asuransi,” tambahnya.
Pentingnya Respons Cepat Pemerintah
Meskipun dampak ekonomi mulai terasa, Acuviarta menilai situasinya masih dapat dikendalikan. Menurutnya, skala gangguan tidak akan meluas secara signifikan.
Kunci utama untuk meredam dampak ini berada di tangan pemerintah. Respons yang cepat dan tepat dalam menyikapi tuntutan publik akan menjadi faktor penentu.
"Ya, jadi saya kira, harapan saya tidak sampai berdampak besar, ya. Dan itu saya bilang tergantung pada respon cepat pemerintah," ujar dia.
Ia menekankan bahwa pemerintah harus mampu menjaga momentum saat ini. Membuka ruang komunikasi dan dialog menjadi langkah krusial.
"Saya berpikir sebenarnya dampaknya tidak akan terlalu besar, gitu ya. Kalau pemerintah mampu menjaga momentum saat ini untuk berkomunikasi dan merespon apa yang diharapkan oleh anggota masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya," kata dia.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gubernur DKI Jakarta Cabut Aturan WFH ASN, Transportasi Publik Dipastikan Kembali Normal
News 3 September 2025, 13:25 -
Lonjakan Harga Emas Makin Tak Terbendung, Analis Ungkap Dua Pemicu Utamanya
News 3 September 2025, 13:13 -
Pemerintah Klaim Gerakan Pasar Murah Sukses Redam Inflasi Agustus
News 2 September 2025, 13:33 -
DPR Tunda Rapat Paripurna HUT, Namun Agenda Krusial Tetap Berjalan
News 2 September 2025, 11:10 -
Mengapa Beras SPHP Sering Kosong di Swalayan?
News 1 September 2025, 22:54
LATEST UPDATE
-
Pemain Chinese Taipei Terkesima dengan Dukungan Suporter Indonesia di GBT
Tim Nasional 6 September 2025, 09:19 -
Luis Enrique Alami Kecelakaan Saat Bersepeda, Harus Jalani Operasi
Liga Eropa Lain 6 September 2025, 09:01 -
AC Milan Bisa Kehilangan Mike Maignan Tanpa Uang, Chelsea Menunggu!
Liga Italia 6 September 2025, 08:53 -
Luis Suarez Dihukum Enam Laga Usai Insiden Meludah di Final Leagues Cup
Bola Dunia Lainnya 6 September 2025, 08:47 -
Prediksi Makau vs Timnas Indonesia U-23 6 September 2025
Tim Nasional 6 September 2025, 08:15 -
Jadwal Timnas Indonesia Selanjutnya Setelah Gasak Chinese Taipei, Kapan dan Lawan Siapa?
Tim Nasional 6 September 2025, 08:03 -
Bek Monaco Ini Teryata Sempat Dilirik AC Milan Sebelum Akhirnya Datangkan Odogu
Liga Italia 6 September 2025, 07:50 -
4 Faktor Pendukung Keberhasilan Timnas Indonesia Menerkam Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 07:08
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24