Harga Perak Melonjak Tajam, Terimbas Rekor Emas dan Spekulasi Kebijakan The Fed
Editor Bolanet | 15 Oktober 2025 17:38
Bola.net - Harga perak menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Rabu (15/10/2025), mengekor pergerakan harga emas. Logam mulia ini kembali menjadi sorotan di tengah dinamika pasar global yang kompleks.
Berdasarkan data CNBC, harga perak berjangka di pasar internasional tercatat naik 1,26% ke posisi USD 51,26. Lonjakan ini didorong oleh serangkaian sentimen kuat yang juga mengangkat harga emas ke rekor tertinggi baru.
Kenaikan ini salah satunya dipicu oleh spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, akan kembali memangkas suku bunga. Kebijakan moneter yang lebih longgar cenderung membuat aset tanpa imbal hasil seperti perak menjadi lebih menarik.
Sementara itu, faktor lain seperti ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok serta isu likuiditas di pasar London turut memperkuat tren kenaikan. Investor kini mencari aset aman (safe haven) untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari berbagai ketidakpastian.
Namun, pergerakan di pasar domestik menunjukkan tren yang berbeda. Data dari laman logammulia.com justru mencatat harga perak lokal turun tipis, menunjukkan adanya dinamika harga yang unik antara pasar global dan dalam negeri.
Pemicu Kenaikan Harga Global
Reli harga perak tidak dapat dilepaskan dari lonjakan harga emas yang berhasil menembus rekor baru di atas USD 4.200 per ons. Kedua logam mulia ini bergerak seirama, didorong oleh meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
Di samping itu, spekulasi pasar bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali lagi tahun ini menjadi bahan bakar utama. Sinyal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, baru-baru ini.
Konsekuensinya, imbal hasil obligasi pemerintah AS turun ke level terendah dalam beberapa bulan. Imbal hasil dan biaya pinjaman yang lebih rendah secara historis selalu menguntungkan logam mulia yang tidak memberikan bunga.
Faktor-faktor ini secara kolektif mendorong harga emas batangan melonjak 1,8% ke level tertinggi USD 4.218,29 pada hari Rabu. Pada saat yang sama, harga perak di pasar spot bahkan sempat naik lebih dari 3%.
Likuiditas Pasar dan Isu Tarif
Salah satu tantangan unik di pasar perak saat ini adalah masalah likuiditas. Pasar fisik di London dilaporkan mengalami keterbatasan pasokan yang cukup signifikan.
Kondisi ini memicu perburuan logam mulia di seluruh dunia dan menciptakan anomali harga. Harga acuan di London sempat melonjak jauh di atas harga berjangka yang diperdagangkan di New York.
Selisih harga antara kedua pusat perdagangan tersebut pada Rabu pekan ini bahkan mencapai sekitar USD 1,05 per ons. Para pedagang pun tetap waspada terhadap perkembangan penyelidikan "Pasal 232" oleh pemerintah AS.
Penyelidikan yang mencakup mineral penting seperti perak, platinum, dan paladium ini menghidupkan kembali kekhawatiran pengenaan tarif baru. Padahal, logam-logam tersebut secara resmi telah dibebaskan dari pungutan serupa pada bulan April.
Ledakan Permintaan Aset Safe Haven
Sepanjang tahun 2025, empat logam mulia utama telah menunjukkan reli yang luar biasa, dengan kenaikan antara 60% hingga 82%. Pergerakan ini mendominasi pasar komoditas secara umum, didorong oleh pencarian aset aman.
Permintaan terhadap aset safe haven ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan perdagangan, ancaman terhadap independensi The Fed, hingga penutupan pemerintahan AS. Investor juga melindungi diri dari ancaman defisit anggaran yang tidak terkendali, sebuah fenomena yang dikenal sebagai "debasement trade".
Menurut Ekonom Trafigura Group, Saad Rahim, sebagian besar reli emas didorong oleh pembelian fisik. "Jika Anda melihat bank sentral, mereka membeli dalam jumlah besar," kata Saad.
Ia menambahkan, kekhawatiran akan keberlanjutan utang dan prospek suku bunga yang lebih rendah membuat investor memandang emas sebagai penyimpan nilai. "Dan sebagai aset aman," ujarnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Rupiah Perkasa Rabu 15 Oktober Pagi Ini, Ternyata Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya
News 15 Oktober 2025, 11:20 -
Studi Ilmiah: Menikmati Ragam Kuliner Dunia Dapat Menumbuhkan Sikap Toleran
News 14 Oktober 2025, 16:35 -
Lowongan Kerja PT GarudaFood Terbaru, Banyak Posisi Tersedia Oktober 2025
News 14 Oktober 2025, 16:31 -
Di Balik Wacana Family Office: Skema Investasi Kaum Super Kaya yang Jadi Sorotan
News 14 Oktober 2025, 14:44
LATEST UPDATE
-
Prediksi Torino vs Napoli 18 Oktober 2025
Liga Italia 16 Oktober 2025, 23:14 -
AC Milan dan Juventus Berebut Tanda Tangan Robert Lewandowski
Liga Italia 16 Oktober 2025, 23:01 -
Barcelona Bidik Dusan Vlahovic untuk Gantikan Robert Lewandowski
Liga Spanyol 16 Oktober 2025, 22:48 -
Rasmus Hojlund Bangkit di Napoli, Antonio Conte Temukan Cara Maksimalkan Bakatnya
Liga Italia 16 Oktober 2025, 22:37 -
Badai Cedera Hantam Arsenal Jelang Laga Krusial Kontra Fulham, 2 Pemain Tumbang
Liga Inggris 16 Oktober 2025, 22:18 -
Prediksi Barcelona vs Girona 18 Oktober 2025
Liga Spanyol 16 Oktober 2025, 22:17 -
Kylian Mbappe Pulih dari Cedera Pergelangan Kaki, Siap Tampil Lawan Getafe
Liga Spanyol 16 Oktober 2025, 22:03 -
Marseille Serius Incar Endrick yang Terpinggirkan di Real Madrid
Liga Spanyol 16 Oktober 2025, 21:58 -
Prediksi Manchester City vs Everton 18 Oktober 2025
Liga Inggris 16 Oktober 2025, 21:24 -
Peter Schmeichel Heran MU Lepas Hojlund ke Napoli: Ia Cuma Butuh Servis yang Layak!
Liga Inggris 16 Oktober 2025, 20:29 -
Prediksi Nottingham Forest vs Chelsea 18 Oktober 2025
Liga Inggris 16 Oktober 2025, 20:26
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemenang Golden Boy yang Gagal Penuhi Ekspektasi
Editorial 16 Oktober 2025, 21:44 -
Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris Ini Harus Cari Klub Baru di Januari
Editorial 16 Oktober 2025, 21:07 -
3 Pemain Terbaik Versi Zlatan Ibrahimovic: Messi Nomor 3, tapi Tak Ada CR7
Editorial 16 Oktober 2025, 20:50 -
5 Top Skor Kualifikasi Piala Dunia: Ronaldo Pecahkan Rekor!
Editorial 15 Oktober 2025, 23:09 -
10 Transfer Terburuk Premier League Musim Panas Ini, Florian Wirtz Masuk!
Editorial 15 Oktober 2025, 22:41