Tragedi Kebakaran Terra Drone: 22 Tewas, Polisi Soroti Minimnya Akses Evakuasi Gedung

Tragedi Kebakaran Terra Drone: 22 Tewas, Polisi Soroti Minimnya Akses Evakuasi Gedung
Tim penyelamat mengevakuasi jenazah korban dari lokasi kebakaran di Terra Drone, Jakarta, Indonesia, Selasa, 9 Desember 2025. (c) AP Photo/Dita Alangkara

Bola.net - Insiden kebakaran fatal melumpuhkan operasional kantor Terra Drone di Jakarta Pusat dan menewaskan 22 orang. Tragedi ini menjadi sorotan serius terkait standar keselamatan kerja di gedung perkantoran bertingkat.

Peristiwa yang mengguncang dunia usaha teknologi ini terjadi di Jalan Jenderal Suprapto, Cempaka Baru, pada Selasa (9/12/2025). Api mulai berkobar sekitar pukul 12.43 WIB dan merambat dengan cepat.

Dugaan awal penyebab insiden mengarah pada korsleting listrik yang memicu ledakan di lantai dua. Kerusakan infrastruktur mencakup seluruh bangunan tujuh lantai milik perusahaan tersebut.

Kementerian Sosial (Kemensos) segera bergerak melakukan asesmen dampak sosial terhadap para korban dan keluarganya. Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan proses pendataan berjalan cepat demi penyaluran hak-hak korban.

Investigasi kepolisian kini menyoroti aspek kelalaian manajemen dan struktur bangunan yang minim akses evakuasi. Polisi mengungkap fakta bahwa gedung tersebut hanya memiliki satu akses keluar masuk.

1 dari 3 halaman

Klarifikasi Fungsi Gedung dan Layanan Bisnis

Pihak kepolisian meluruskan informasi mengenai aktivitas bisnis yang berjalan di dalam gedung Terra Drone. Bangunan tersebut dipastikan bukan fasilitas manufaktur atau pabrik produksi.

Gedung ini berfungsi vital sebagai kantor operasional dan pusat layanan purna jual. Aktivitas utama meliputi administrasi kantor serta perbaikan teknis unit drone milik pelanggan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, memberikan rincian terkait model bisnis yang dijalankan di lokasi. Ia menegaskan bahwa layanan servis memang terpusat di gedung tersebut.

"Benar (perusahaan drone). Tidak produksi, tapi perbaikan dan kantor," ujar Roby kepada wartawan, Rabu (10/12/2025).

Pelanggan diketahui kerap mendatangi lokasi untuk menyerahkan perangkat yang membutuhkan perbaikan teknis. Hal ini menjelaskan keberadaan banyak orang di lokasi saat insiden terjadi.

"Bisa. Servisnya memang di sana," ucap Roby.

2 dari 3 halaman

Investigasi Struktur Bangunan dan Akses Evakuasi

Tim forensik menemukan fakta mengkhawatirkan terkait desain keselamatan gedung enam lantai tersebut. Temuan ini menjadi indikator penting dalam penilaian kelayakan operasional gedung komersial.

Hanya terdapat satu pintu akses utama untuk keluar dan masuk di lantai dasar bagian depan. Minimnya jalur evakuasi darurat diduga memperburuk situasi saat kepanikan terjadi.

Polisi telah menyisir seluruh lantai dan satu-satunya lift yang tersedia untuk memastikan tidak ada korban tertinggal. Penyelidikan ini krusial untuk menentukan adanya unsur kelalaian dalam penyediaan fasilitas keselamatan.

"Bersih. Juga kita temukan bahwa memang masuk dan keluarnya itu hanya melalui pintu bawah di depan itu saja. Jadi satu lift, tadi juga ada satu lift kita periksa juga untungnya tidak ada korban di dalamnya," kata Roby.

3 dari 3 halaman

Pemeriksaan Manajemen dan Tanggung Jawab Korporasi

Proses hukum terus bergulir dengan memanggil sejumlah pihak internal perusahaan untuk dimintai pertanggungjawaban. Sebanyak delapan orang saksi telah menjalani pemeriksaan intensif hingga hari ini.

Saksi yang diperiksa meliputi jajaran manajemen perusahaan, staf HRD, serta warga sekitar lokasi kejadian. Kepolisian tengah mendalami struktur kepemimpinan untuk menentukan pihak yang paling bertanggung jawab.

Identitas pimpinan perusahaan telah dikantongi, namun keberadaannya masih dalam penelusuran petugas. Meski Terra Drone merupakan entitas bisnis asal Jepang, pimpinan lokal dipastikan bukan warga negara asing.

"Perusahaannya perusahaan jepang. Kalau pemimpin perusahaan yang di situ bukan (orang jepang)," tandas Roby.

Dampak kemanusiaan dari insiden ini sangat besar dengan total 76 orang terdampak langsung. Kemensos mencatat 22 korban meninggal dunia, termasuk seorang karyawan yang sedang hamil.

Pemerintah terus melakukan validasi data untuk keperluan santunan dan dukungan psikososial bagi ahli waris.

Koordinasi lintas sektoral antara Kemensos, Pemprov DKI Jakarta, dan kepolisian terus dilakukan untuk penanganan pasca-bencana. Fokus utama saat ini adalah pemulihan keluarga korban dan penyelesaian proses hukum terkait insiden tersebut.