Pemerintah Klaim Gerakan Pasar Murah Sukses Redam Inflasi Agustus

Editor Bolanet | 2 September 2025 13:33
Pemerintah Klaim Gerakan Pasar Murah Sukses Redam Inflasi Agustus
Operasi pasar pemerintah yang digelar di Kantor Pos, Jakarta Timur. Upaya ini untuk memastikan harga pangan murah bisa didapat masyarakat. (c) Arief/Liputan6.com

Bola.net - Pemerintah menegaskan keberhasilan program intervensi pasar dalam menjaga stabilitas harga. Gerakan Pasar Murah disebut menjadi salah satu instrumen kunci di balik melandainya angka inflasi.

Data terbaru menunjukkan inflasi tahunan pada Agustus 2025 berhasil ditekan. Angka ini turun menjadi 2,31 persen dari 2,37 persen pada bulan sebelumnya.

Advertisement

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyatakan bahwa penurunan ini tidak terjadi secara kebetulan. Ada upaya masif yang dilakukan untuk menstabilkan harga, terutama pada komoditas pangan.

Salah satu upaya terbesar adalah penyelenggaraan Gerakan Pasar Murah secara serentak di seluruh kecamatan. Program ini dieksekusi pada akhir pekan lalu dengan menyalurkan puluhan ribu ton beras.

Keberhasilan program di tingkat pusat ini kini menjadi model yang didorong untuk direplikasi di daerah. Para kepala daerah diimbau untuk lebih aktif menggelar program serupa guna menjaga daya beli masyarakat.

Langkah ini menunjukkan strategi berlapis pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Sinergi antara intervensi pusat dan inisiatif daerah menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga secara berkelanjutan.

1 dari 2 halaman

Pasar Murah Jadi Instrumen Efektif Tekan Inflasi

Mendagri Tito Karnavian secara lugas mengatribusikan penurunan inflasi Agustus pada keberhasilan program pasar murah. Menurutnya, dampak dari program ini terasa sangat signifikan terhadap pergerakan harga.

Ia menjelaskan bahwa komponen pangan menjadi penyumbang utama deflasi. Hal inilah yang berhasil menurunkan angka inflasi secara keseluruhan dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen.

“Dampaknya sangat bagus untuk inflasi. Karena dari 2,37 persen (inflasi Juli 2025 secara tahunan) ke 2,31 persen (inflasi Agustus 2025 secara tahunan), deflasi penyumbang utamanya adalah pangan yang menurunkan angka ini,” ujarnya dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (2/9/2025).

Dalam pelaksanaannya pada hari Minggu lalu, pemerintah melalui Perum Bulog menyalurkan lebih dari 43.000 ton beras. Program ini diperkirakan mampu menjangkau hingga 34 juta orang di seluruh Indonesia.

“Itu yang dikeluarkan dari Bulog lebih kurang 43.000 ton. 43.000 ton di semua kecamatan dan itu menjangkau 34 juta orang. Nah ini penting untuk, meskipun ini sebenarnya kegiatan biasa, kegiatan rutin yang sudah 2 bulan kita laksanakan,” ujarnya.

2 dari 2 halaman

Sinergi Pusat dan Daerah Jadi Kunci Keberlanjutan

Setelah membuktikan efektivitasnya, Mendagri kini mendorong agar inisiatif serupa dapat digerakkan di tingkat daerah. Ia secara khusus mengimbau para kepala daerah untuk lebih proaktif.

Menurut Tito, pemerintah daerah dapat memanfaatkan berbagai instrumen yang dimiliki. Termasuk di antaranya adalah program bantuan sosial (bansos) hingga menggelar pasar murah dengan skala lokal.

Langkah ini juga dinilai krusial untuk mendukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. Dukungan daerah diperlukan agar target penyaluran beras SPHP dapat tercapai secara optimal.

Bulog sendiri memiliki target untuk menyalurkan minimal 7.000 ton beras SPHP per hari. Tanpa dukungan dari pemerintah daerah, target ini akan sulit untuk direalisasikan secara merata.

“Kegiatan-kegiatan hendaknya dilakukan juga oleh, mohon maaf, kepala-kepala daerah dengan segala kemampuannya. Ada mungkin program bansos, gerakan pasar murah, memanfaatkan SPHP bulog, karena minimal kita harus mengeluarkan 7 ribu ton per hari. Bulog memerlukan dukungan juga,” pungkasnya.

TAG TERKAIT

LATEST UPDATE