Rupiah Melemah dan The Fed Menekan, Bagaimana Nasib IHSG Jelang Akhir Pekan?

Editor Bolanet | 26 September 2025 09:56
Rupiah Melemah dan The Fed Menekan, Bagaimana Nasib IHSG Jelang Akhir Pekan?
Gambar ilustrasi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (c) ilustrasi dibuat ai

Bola.net - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok pada perdagangan Kamis, 25 September 2025. Pelemahan ini terjadi di tengah aksi jual signifikan oleh investor asing.

Koreksi tajam tersebut menambah sentimen negatif di pasar modal domestik. Hal ini seiring dengan tekanan yang juga terjadi pada nilai tukar rupiah.

Advertisement

Meskipun demikian, secercah harapan muncul untuk akhir pekan perdagangan ini. Sejumlah analis memproyeksikan adanya potensi pembalikan arah atau rebound pada indeks.

Proyeksi teknikal menunjukkan adanya level-level support krusial yang dapat menahan laju penurunan. Level inilah yang akan menjadi perhatian utama para pelaku pasar hari ini.

Sejumlah saham dari berbagai sektor pun direkomendasikan untuk dicermati. Peluang beli dinilai masih terbuka di tengah volatilitas pasar yang terjadi.

Lantas, bagaimana laju IHSG pada perdagangan Jumat, 26 September 2025 dan saham apa saja yang patut diperhatikan? Mari kita bedah lebih dalam analisisnya.

1 dari 4 halaman

Koreksi Pasar di Bawah Tekanan Jual

Pasar saham Indonesia mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan rapor merah. IHSG tersungkur 1,06% dan ditutup pada posisi 8.040,66.

Pelemahan indeks juga diikuti oleh mayoritas indeks acuan lainnya. Indeks saham LQ45 bahkan terpangkas lebih dalam sebesar 1,62% ke posisi 795,69.

Tekanan jual investor asing menjadi salah satu pemicu utama koreksi ini. Tercatat, dana asing yang keluar dari pasar saham mencapai Rp 879 miliar.

Aksi jual tersebut menyasar sejumlah saham berkapitalisasi besar. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain ANTM, BBCA, BRPT, AMMN, dan BBRI.

Dari sisi sektoral, hanya tiga dari sebelas sektor yang mampu bertahan di zona hijau. Sektor saham barang konsumen non-primer, properti, dan kesehatan mencatatkan penguatan tipis.

2 dari 4 halaman

Faktor Pendorong Pelemahan Indeks

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menuturkan bahwa pergerakan IHSG cenderung masih berada dalam fase uptrend. Namun, koreksi minor berpotensi terjadi dalam jangka pendek.

Salah satu sentimen utama yang memengaruhi pasar adalah dinamika nilai tukar. Pelemahan rupiah yang berkelanjutan terhadap dolar Amerika Serikat memberikan tekanan tersendiri.

Kondisi ini juga memicu adanya aliran dana keluar dari pasar obligasi. Risiko kenaikan defisit fiskal menjadi kekhawatiran yang membayangi para investor.

“Kami memperkirakan terjadinya aliran dana keluar pada obligasi dengan adanya risiko kenaikan defisit fiskal,” kata Herditya.

Di tingkat global, ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) turut memberikan tekanan. Hal tersebut mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan menekan indeks saham secara luas.

3 dari 4 halaman

Proyeksi Potensi Rebound IHSG

Di tengah sentimen negatif, peluang pembalikan arah justru terbuka pada perdagangan hari ini. BNI Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi untuk mengalami rebound.

“IHSG berpotensi rebound hari ini,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman.

Fanny memproyeksikan rentang pergerakan IHSG berada di antara level support dan resistance. Untuk hari ini, indeks diperkirakan bergerak di kisaran 7.970 hingga 8.100.

Sementara itu, riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menyoroti level support penting lainnya. Posisi penutupan IHSG kemarin bertumpu pada level support moving average (MA) 10 harian di 8.016.

“Kiwoom Research menyarankan para investor dan trader untuk menggunakan level tersebut hingga 8.000, sebagai batas trailing stop,” demikian seperti dikutip dari riset tersebut.

4 dari 4 halaman

Rekomendasi Saham

BNI Sekuritas mengeluarkan sejumlah saham pilihan yang dapat dicermati untuk ide perdagangan hari ini. Saham-saham tersebut berasal dari beragam sektor dengan potensi teknikal yang menarik.

Pilihan saham tersebut adalah PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Selain itu ada juga PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).

Selanjutnya, saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turut masuk dalam daftar. PT Multipolar Tbk (MLPL) melengkapi rekomendasi saham untuk hari ini.

Berikut adalah rincian target harga dan level cut loss untuk masing-masing saham:

  • FUTR: Spec Buy dengan area beli di 482-500, cut loss di bawah 460. Target terdekat di 550-610.
  • ENRG: Spec Buy dengan area beli di 735, cut loss di bawah 720. Target terdekat di 750-770.
  • CDIA: Spec Buy dengan area beli di 1635-1685, cut loss di bawah 1635. Target terdekat di 1720-1790.
  • MINA: Spec Buy dengan area beli di 170, cut loss di bawah 162. Target terdekat di 173-180.
  • PGAS: Spec Buy dengan area beli di 1705-1715, cut loss di bawah 1700. Target terdekat di 1725-1735.
  • MLPL: Spec Buy dengan area beli di 150-151, cut loss di bawah 148. Target terdekat di 155-158.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

LATEST UPDATE