Setelah Sempat Menguat, Mengapa Rupiah Kembali Tak Berdaya Lawan Dolar?
Editor Bolanet | 12 Agustus 2025 10:54
Bola.net - Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tren pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Rupiah dibuka melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah terdepresiasi sebesar 9 poin atau 0,06 persen. Posisinya kini berada di level 16.289 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di 16.280.
Pelemahan ini terjadi setelah pada hari sebelumnya rupiah sempat mencatatkan penguatan. Pergerakan yang fluktuatif ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri.
Salah satu faktor eksternal yang paling signifikan datang dari dinamika perang dagang. Kebijakan terbaru dari pemerintah AS menjadi sorotan utama para pelaku pasar.
Di sisi lain, investor juga tengah bersikap antisipatif. Mereka menantikan rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat yang dapat memengaruhi arah kebijakan moneter ke depan.
Kombinasi berbagai sentimen ini menciptakan tekanan bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Mari kita bedah lebih dalam faktor-faktor yang menjadi pemicu pelemahan nilai tukar hari ini.
Dampak Perpanjangan Gencatan Senjata Dagang
Analis pasar keuangan melihat adanya korelasi kuat antara pelemahan rupiah dengan kebijakan terbaru AS. Perpanjangan penundaan pengenaan tarif terhadap produk Tiongkok menjadi pemicu utamanya.
Langkah ini membuat dolar AS kembali menguat atau rebound. Akibatnya, mata uang lain, termasuk rupiah, mengalami tekanan.
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound menyusul diperpanjangnya penundaan tarif pada China untuk 90 hari,” kata Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/8/2025).
Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang gencatan perang tarif. Tanpa perpanjangan ini, produk Tiongkok akan dikenakan tarif tambahan sebesar 24 persen.
“Dampak tarif lebih besar pada dolar AS (karena) dampaknya pada ekonomi AS lebih besar,” ucap Lukman.
Antisipasi Rilis Data Inflasi Amerika Serikat
Selain faktor perang dagang, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh sikap investor. Mereka cenderung menahan diri atau wait and see menjelang rilis data inflasi AS.
Data inflasi ini menjadi indikator penting bagi bank sentral AS, The Federal Reserve. Angka ini akan menjadi pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan suku bunga ke depan.
Pasar memperkirakan akan terjadi kenaikan pada angka inflasi. Baik inflasi umum maupun inflasi inti diprediksi akan menunjukkan peningkatan.
“Inflasi umum diperkirakan naik ke 2,8 persen dari 2,7 persen dan inflasi inti naik ke 3 persen dari 2,9 persen,” ungkap Lukman.
Ekspektasi kenaikan inflasi ini dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan sikap moneter yang lebih ketat. Hal tersebut berpotensi membuat dolar AS tetap diminati oleh investor.
Kilas Balik Pergerakan Rupiah Kemarin
Pergerakan rupiah hari ini kontras dengan yang terjadi pada awal pekan. Kemarin, nilai tukar justru dibuka dengan penguatan yang cukup signifikan.
Pada perdagangan Senin (11/8/2025), rupiah sempat menguat sebesar 42 poin. Penguatan ini terutama dipengaruhi oleh sentimen eksternal terkait potensi kebijakan The Fed.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan dari prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed menyusul pernyataan dovish The Fed Bowman yang mendukung tiga kali pemangkasan hingga akhir tahun,” kata Lukman pada hari sebelumnya.
Pernyataan yang lebih longgar atau dovish dari pejabat The Fed, Michelle Bowman, menjadi pemicunya. Hal ini didorong oleh rilis data ketenagakerjaan AS yang jauh di bawah ekspektasi.
Selain itu, sentimen positif dari dalam negeri juga sempat menopang penguatan rupiah. Adanya prediksi kenaikan data penjualan ritel domestik turut memberikan sentimen positif bagi pasar.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gubernur DKI Jakarta Cabut Aturan WFH ASN, Transportasi Publik Dipastikan Kembali Normal
News 3 September 2025, 13:25 -
Lonjakan Harga Emas Makin Tak Terbendung, Analis Ungkap Dua Pemicu Utamanya
News 3 September 2025, 13:13 -
Pemerintah Klaim Gerakan Pasar Murah Sukses Redam Inflasi Agustus
News 2 September 2025, 13:33 -
DPR Tunda Rapat Paripurna HUT, Namun Agenda Krusial Tetap Berjalan
News 2 September 2025, 11:10 -
Mengapa Beras SPHP Sering Kosong di Swalayan?
News 1 September 2025, 22:54
LATEST UPDATE
-
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 06:25 -
Hasil Ukraina vs Prancis: Mbappe Pastikan Les Blues Petik Tiga Poin
Tim Nasional 6 September 2025, 06:14 -
Hasil Italia vs Estonia: Debut Gattuso, Azzuri Pesta Gol
Piala Dunia 6 September 2025, 04:51 -
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
Tim Nasional 6 September 2025, 03:31 -
Permainan Timnas Indonesia yang Diinginkan Patrick Kluivert Mulai Menemukan Bentuknya
Tim Nasional 6 September 2025, 01:00 -
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 00:33 -
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
Tim Nasional 6 September 2025, 00:22 -
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
Liga Inggris 5 September 2025, 23:48 -
Garuda Beringas: Timnas Indonesia Mendominasi Laga Kontra Chinese Taipei
Tim Nasional 5 September 2025, 23:39 -
Timnas Indonesia Menang Telak, Erick Thohir: Makasih Ya, Chinese Taipei!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:35 -
Harry Maguire Diincar 2 Klub Arab Saudi, Lepas Gak Nih, MU?
Liga Inggris 5 September 2025, 23:23 -
Ulasan Performa Beckham Putra di Laga Indonesia vs Chinese Taipei: Kelas!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:20
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24