Inter Milan Menunggu Lawan di Final: Rekor Nerazzurri vs PSG dan Arsenal

Inter Milan Menunggu Lawan di Final: Rekor Nerazzurri vs PSG dan Arsenal
Selebrasi pemain Inter Milan, Davide Frattesi setelah mencetak gol kemenangan atas Barcelona pada leg 2 semifinal Liga Champions 2024-2025. (c) AP Photo/Luca Bruno

Bola.net - Teriakan meledak di seantero Giuseppe Meazza ketika Francesco Acerbi menggetarkan jala di detik-detik akhir waktu normal. Barcelona yang sempat mencium aroma final justru terjerembab dalam mimpi buruk di kota mode. Inter Milan tidak hanya bertahan, tapi bangkit dan menggila, mengukir kisah 7-6 yang akan hidup dalam ingatan para tifosi.

Gol-gol dramatis, adu kecepatan taktik, dan penyelamatan-penyelamatan luar biasa menjadi warna dari dua leg semifinal Liga Champions musim ini. Simone Inzaghi, yang dalam tiga tahun terakhir membawa stabilitas, akhirnya mengantarkan Inter ke puncak kompetisi Eropa. Di Allianz Arena, satu laga lagi menanti: final.

Namun, sebelum menatap duel hidup-mati itu, ada dua nama besar yang kemungkinan akan berdiri di seberang lapangan: PSG atau Arsenal. Dua klub dengan sejarah dan wajah yang berbeda, tapi punya satu kesamaan—belum pernah bertemu Nerazzurri di final kompetisi resmi.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

PSG: Musuh Baru yang Sudah Pernah Dikenal

PSG: Musuh Baru yang Sudah Pernah Dikenal

Pemain Inter Milan, Denzel Dumfries (kiri), dan pemain PSG, Lucas Hernandez, dalam laga pramusim 2023 (c) AP Photo/Hiro Komae

Meskipun belum pernah bersua dalam ajang resmi, Inter dan PSG bukanlah dua nama yang benar-benar asing. Mereka pernah beradu taktik dalam laga persahabatan yang tetap menyisakan gengsi. Pertemuan pertama terjadi pada musim panas 2019 di Makau.

Saat itu, Inter masih di bawah komando Antonio Conte dan PSG diasuh Thomas Tuchel. Laga berakhir dramatis, dengan Inter menyamakan skor di detik terakhir melalui Samuele Longo. Adu penalti dimenangi Inter 6-5, memberi semangat bagi proyek baru mereka saat itu.

Pertemuan kedua berlangsung di Jepang, Agustus 2023. Inter kali ini milik Simone Inzaghi, sedangkan PSG dipoles Luis Enrique. Meski tertinggal lebih dulu lewat gol Vitinha, Inter mampu membalikkan keadaan lewat gol-gol Sebastiano Esposito dan Stefano Sensi di pengujung babak kedua. Sinyal kuat bahwa mereka makin matang.

Pertandingan Selanjutnya
Serie A Serie A | 13 September 2025
Juventus Juventus
23:00 WIB
Inter Milan Inter Milan
Ligue 1 Ligue 1 | 14 September 2025
PSG PSG
22:00 WIB
Lens Lens
2 dari 3 halaman

Arsenal: Rival Lama yang Kini Tak Lagi Sama

Arsenal: Rival Lama yang Kini Tak Lagi Sama

Ekspresi kecewa Bukayo Saka di laga Inter Milan vs Arsenal, Liga Champions 2024/2025 (c) AP Photo/Luca Bruno

Dengan Arsenal, catatan Inter lebih beragam dan menyimpan luka lama. Musim 2003/04 menjadi saksi ketika Inter dipermalukan di kandang sendiri oleh generasi emas The Gunners. Skor telak 1-5 di San Siro menyisakan luka yang tak mudah dilupakan.

Di sisi lain, Inter sempat membuat kejutan saat menang 3-0 di Highbury dalam laga pembuka grup. Nama-nama seperti Cruz, van der Meyde, dan Martins bersinar, menunjukkan bahwa Inter juga bisa menaklukkan panggung Eropa. Namun, kehancuran di laga kedua meredam optimisme itu.

Dua dekade kemudian, Inter membalas. Dalam fase liga musim ini, penalti Hakan Calhanoglu memberi kemenangan tipis 1-0 atas Arsenal. Laga itu menunjukkan sisi pragmatis Inter yang matang: bertahan dengan kokoh, mencuri momen, lalu menutup rapat ruang. Sebuah kemenangan yang dibangun dari disiplin, bukan sekadar keberuntungan.

3 dari 3 halaman

Menatap Final: Warisan, Momentum, dan Reuni Emosi

Menatap Final: Warisan, Momentum, dan Reuni Emosi

Para pemain Inter Milan merayakan kemenangan atas Barcelona di leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025, Rabu (7/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Luca Bruno

Final Liga Champions bukan hanya soal gelar, tapi juga panggung warisan. Bagi Inter, ini adalah kesempatan untuk memperpanjang tradisi juara Eropa yang terakhir mereka cicipi pada 2010.

Jika bertemu PSG, akan ada nuansa teka-teki: dua tim besar yang belum benar-benar menguji satu sama lain di laga kompetitif. Namun, jika Arsenal yang lolos, maka final akan menjadi ajang reuni—penuh dengan memori, dendam lama, dan mungkin penebusan.

Apa pun hasilnya, satu hal sudah pasti. Nerazzurri telah membuktikan bahwa mereka bukan hanya tim masa lalu, tapi juga bagian dari masa depan sepak bola Eropa. Kini, satu langkah terakhir menanti di bawah langit Munich yang siap menjadi saksi perjuangan mereka.