Kala Ruud van Nistelrooy Meraih Titel Striker Terbaik di Eropa

Kala Ruud van Nistelrooy Meraih Titel Striker Terbaik di Eropa
Ruud van Nistelrooy di Manchester United (c) AFP

Bola.net - Ruud van Nistelrooy adalah salah satu striker terbaik di generasinya. Mantan striker Belanda itu merupakan ujung tombak serangan Manchester United periode 2001-2006.

Selama memperkuat Manchester United, van Nistelrooy menunjukkan keganasannya dalam urusan menjebol gawang lawan.

Musim 2002/03 adalah salah satu musim tertahamnya. Musim itu, dia bahkan dinobatkan sebagai striker terbaik di seantero Eropa.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 5 halaman

Juara Premier League

Musim 2002/03, Manchester United tak tertandingi di kancah lokal. Di bawah kendali tangan dingin Sir Alex Ferguson, Manchester United meraih titel Premier League mereka yang ke-8.

Waktu itu, Manchester United diperkuat pemain-pemain seperti Fabien Barthez, Juan Sebastian Veron, Rio Ferdinand, Ryan Giggs, Roy Keane, Paul Scholes, Ole Gunnar Solskjaer, Diego Forlan, David Beckham, hingga van Nistelrooy.

Manchester United musim itu juara dengan 83 poin. Di peringkat dua adalah Arsenal dengan 78 poin.

Peringkat berikutnya ditempati Newcastle (69), Chelsea (67), dan Liverpool (64).

2 dari 5 halaman

Top Skor

Selain meraih gelar juara Premier League pertamanya (juga satu-satunya), van Nistelrooy juga berhasil menjadi yang tertajam di liga tertinggi Inggris musim itu.

Sepanjang musim, van Nistelrooy mencetak 25 gol dalam 34 penampilan di Premier League. Dia meraih gelar top skor, dengan keunggulan satu gol atas Thierry Henry (Arsenal).

Top Skor Premier League 2002/03:

  • 25 - Ruud van Nistelrooy (Manchester United)
  • 24 - Thierry Henry (Arsenal)
  • 23 - James Beattie (Southampton)
  • 20 - Mark Viduka (Leeds United)
  • 19 - Michael Owen (Liverpool).
3 dari 5 halaman

Namun, Mereka Kandas di Liga Champions

Musim itu, Manchester United sangat termotivasi di Liga Champions. Pasalnya, partai final pada 28 Mei 2003 dijadwalkan digelar di stadion kandang mereka, Old Trafford.

Namun, meski sukses di kancah domestik, Manchester United gagal mewujudkan ambisi mereka di pentas elit Eropa.

Langkah Manchester United terhenti di babak perempat final. Mereka dikandaskan Real Madrid.

Pada leg pertama di Santiago Bernabeu, Manchester United menyerah 1-3 oleh gol-gol Luis Figo dan Raul (2). Sementara itu, satu gol tandang dicetak oleh van Nistelrooy.

Pada leg kedua di Old Trafford, Manchester United tak mampu membalikkan defisit agregat meski menang. Satu gol van Nistelrooy, satu gol bunuh diri Ivan Helguera, dan dua gol Beckham tak cukup bagi Manchester United. Ronaldo mencetak hat-trick untuk Madrid, yang memastikan Los Blancos menang agregat 6-5.

Finalnya sendiri mempertemukan Juventus, yang menyingkirkan Madrid di semifinal, dengan sesama klub Italia, AC Milan.

Milan juara lewat adu penalti.

4 dari 5 halaman

Van Nistelrooy Tertajam

Manchester United kandas di tengah jalan. Namun, mereka masih mendapatkan sedikit hiburan.

Van Nistelrooy menjadi pemain tertajam di Liga Champions musim itu. Dia mencetak total 12 gol, unggul dua gol atas Filippo Inzaghi dari AC Milan.

Top Skor Liga Champions 2002/03:

  • 12 - Ruud van Nistelrooy (Manchester United)
  • 10 - Filippo Inzaghi (AC Milan)
  • 9 - Roy Makaay (Deportivo La Coruna)
  • 9 - Hernan Crespo (Inter Milan)
  • 9 - Raul (Real Madrid).
5 dari 5 halaman

Striker Terbaik

Musim 2002/03 itu, van Nistelrooy mencetak total 44 gol untuk Manchester United di semua kompetisi. Itu merupakan yang terbanyak oleh seorang pemain di era Premier League.

Dia mencetak 25 gol di Premier League, empat gol di FA Cup, satu gol di Piala Liga, dua gol di Kualifikasi Liga Champions, dan 12 gol di putaran utama Liga Champions.

Berkat prestasinya meraih gelar top skor Liga Champions 2002/03, van Nistelrooy juga dinobatkan sebagai Striker Terbaik dalam Uefa's 2003 Football Awards di Monte Carlo.

Penghargaan ini diterima van Nistelrooy dengan rendah hati.

"Tanpa tim, saya takkan pernah bisa melakukannya," kata Nistelrooy, seperti dilansir BBC Sport waktu itu.

"Saya bermain untuk sebuah tim yang hebat, dan saya bangga bisa menjadi bagian dari pemain-pemain ini. Ini fantastis," imbuhnya.

Bagi Nistelrooy, dari sisi individual, musim itu benar-benar luar biasa.