Rasmus Hojlund Beberkan Reaksi Mengejutkan Kevin De Bruyne Usai jadi 'Tumbal' Conte

Rasmus Hojlund Beberkan Reaksi Mengejutkan Kevin De Bruyne Usai jadi 'Tumbal' Conte
Gelandang Napoli, Kevin De Bruyne jelang laga melawan Manchester City di Liga Champions yang digelar di Etihad Stadium. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Striker Napoli, Rasmus Hojlund, buka suara mengenai kekalahan timnya dari Manchester City di Liga Champions, Jumat (19/9/2025) dini hari WIB. Ia memberikan kesaksian langsung dari ruang ganti mengenai sikap profesional Kevin De Bruyne.

Laga di Etihad Stadium tersebut menjadi malam yang berat bagi Partenopei. Kartu merah yang diterima Giovanni Di Lorenzo di awal laga membuat misi mereka menjadi nyaris mustahil.

Imbas dari kartu merah itu adalah sebuah keputusan taktikal yang berat dari pelatih Antonio Conte. Ia terpaksa menarik keluar Kevin De Bruyne, yang sedang menjalani momen emosional kembali ke kandang mantan timnya.

Banyak yang penasaran bagaimana reaksi seorang bintang besar saat dikorbankan dalam laga penting. Hojlund pun mengungkapkan sikap ksatria yang ditunjukkan oleh rekan setimnya tersebut.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 4 halaman

Misi yang Terlanjur Sulit

Misi yang Terlanjur Sulit

Gelandang Napoli, Scott McTominay berebut bola dengan gelandang Manchester City, Oscar Bobb di laga Liga Champions. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bahkan sebelum wasit meniup peluit kick-off, semua pemain Napoli sadar bahwa laga ini akan sangat berat. Menghadapi Manchester City di kandang mereka adalah salah satu tantangan terberat di Eropa saat ini.

Situasi menjadi jauh lebih rumit ketika Giovanni Di Lorenzo diusir wasit pada menit ke-21. Bermain dengan 10 orang melawan tim dengan kualitas serangan seperti City membuat Napoli harus berjuang ekstra keras.

"Jelas sulit bermain melawan Manchester City di stadion ini, dengan kualitas yang mereka miliki, itu sudah sangat-sangat berat," ujar Hojlund kepada Sky Sport Italia.

"Apalagi saat bermain dengan 10 orang," lanjutnya, menegaskan betapa kartu merah tersebut mengubah total jalannya pertandingan.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 21 September 2025
Arsenal Arsenal
22:30 WIB
Man City Man City
Serie A Serie A | 23 September 2025
Napoli Napoli
01:45 WIB
Pisa Pisa
2 dari 4 halaman

Pengorbanan Emosional De Bruyne

Pengorbanan Emosional De Bruyne

Gelandang Napoli, Kevin De Bruyne mendapatkan tepuk tangan dari suporter Manchester City di Liga Champions yang digelar di Etihad Stadium. (c) AP Photo/Dave Thompson

Salah satu momen paling krusial pasca kartu merah adalah keputusan yang diambil oleh Antonio Conte. Ia harus mengorbankan satu pemain ofensif untuk memasukkan bek, Mathias Olivera, demi menyeimbangkan tim.

Pilihan itu jatuh pada Kevin De Bruyne, memotong pendek momen kembalinya sang gelandang ke Etihad. Tentu saja, sebagai pemain, ada kekecewaan karena tidak bisa tampil penuh di laga yang begitu spesial.

"Tentu saja dia ingin memainkan pertandingan ini, tetapi dia mengerti pelatih yang memutuskan dan kami harus menghormati pilihannya," tambah Hojlund.

"Baik itu Kevin atau siapa pun," tegasnya.

3 dari 4 halaman

Sikap Profesional di Atas Segalanya

Dalam situasi seperti itu, ego seorang pemain bintang bisa saja meledak. Namun, Hojlund bersaksi bahwa De Bruyne menunjukkan sikap yang luar biasa profesional dan dewasa.

Gelandang asal Belgia itu memahami sepenuhnya alasan di balik keputusan sulit sang pelatih. Ia sadar bahwa kepentingan tim harus selalu ditempatkan di atas keinginan pribadi, sekalipun itu menyakitkan.

"Dia adalah pemain yang sangat, sangat bagus, dia ingin bermain, tetapi pelatih yang membuat keputusan," kata Hojlund.

"Dia mengerti pelatih yang memutuskan dan kami harus menghormati pilihannya, baik itu Kevin atau siapa pun," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Realistis Hadapi Kekalahan

Pada akhirnya, Napoli harus menyerah dengan skor 2-0 lewat gol dari Erling Haaland dan Jeremy Doku. Meski kalah, Hojlund dan rekan-rekannya mencoba melihat sisi lain dari hasil tersebut.

Bermain selama 70 menit dengan 10 orang dan hanya kebobolan dua gol bukanlah sebuah bencana total. Dalam format kompetisi seperti Liga Champions, selisih gol bisa menjadi faktor yang sangat menentukan di akhir fase grup.

"Jelas sulit bermain melawan Manchester City di stadion ini, dengan kualitas yang mereka miliki, itu sudah sangat-sangat berat," ujar Hojlund.

"Apalagi saat bermain dengan 10 orang," tutupnya.