Berganti Posisi, 5 Pemain Ini Jadi Kelas Dunia

Berganti Posisi, 5 Pemain Ini Jadi Kelas Dunia
Gareth Bale. (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Perubahan posisi bermain memang biasa dilakukan oleh pemain sepakbola. Ada banyak faktor yang membuat pelatih mengubah posisi bermain. Selain kebutuhan taktik, pelatih mungkin juga melihat sang pemain memiliki bakat untuk bermain di posisi lain.

Banyak pemain yang gagal melakukannya karena kesulitan beradaptasi dengan posisi barunya. Namun, tidak sedikit pemain yang sukses dan kemudian berkembang menjadi pemain kelas dunia.

Salah satu contohnya adalah Gareth Bale. Bintang asal Wales itu memulai karirnya sebagai bek kiri tapi menjadi pemain termahal dunia setelah menunjukkan kehebatannya di posisi sayap kiri.

Berikut ini lima pemain yang sukses ketika mengubah posisinya seperti dilansir Sportskeeda.

1 dari 5 halaman

Robin van Persie

Robin van Persie

Robin van Persie

Robin van Persie berusia 20 tahun ketika Arsene Wenger melihat ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya. Saat itu, dia adalah pemain sayap muda yang mengesankan - cepat, bagus dengan bola, punya skill untuk mengalahkan pemain belakang lawan, dan finisher yang tidak mengecewakan. Namun Wenger melihatnya berbeda.

Van Persie digeser ke tengah dan diinstruksikan untuk bermain sebagai striker. Dia kemudian mempunyai karir yang bagus setelah berganti posisi.

Dia dengan cepat menjadi salah satu properti terpanas di Eropa, dan juga salah satu pemain terbaik di dunia. Manchester United bisa dibilang beruntung karena mendapatkan Van Persie dengan biaya yang hanya sebesar 24 juta pounds.

Dalam karirnya, Van Persie telah mencetak lebih dari 300 gol, termasuk gol sundulan di Piala Dunia melawan Spanyol yang membuatnya mendapatkan gelar "The Flying Dutchman". Van Persie adalah salah satu pemain depan yang paling menarik untuk ditonton dalam sejarah Premier League, dan salah satu striker yang paling mematikan di eranya juga.
2 dari 5 halaman

Vincent Kompany

Vincent Kompany

Vincent Kompany

Pada usia 17 tahun, Vincent Kompany sudah bermain di tim utama untuk Anderlecht di Liga Pro Belgia. Dia dimainkan sebagai gelandang bertahan di sana, dan bermain cukup baik. Dia mampu menarik perhatian Hamburg dengan penampilannya, yang kemudian membawanya ke Jerman untuk menggantikan Daniel van Buyten.

Setelah dua tahun di Bundesliga, ia mendapat kesempatan pindah ke Inggris dari Manchester City yang ditangani oleh Mark Hughes. Manajer  Wales tersebut memainkan Kompany di posisi aslinya sampai 2010.

Meski bermain cukup baik sebagai gelandang bertahan, Kompany sepertinya belum maksimal bersama City. Itu semua berubah pada pergantian dekade, ketika dia mulai bermain sebagai bek tengah.

Delapan tahun kemudian, dia adalah salah satu pemain berlakang terbaik dalam sejarah Premier League, dan salah satu kapten terbaik di dunia. Dia akan mengangkat gelar Premier League ketiganya pada akhir musim ini dan masih banyak lagi di masa depan.
3 dari 5 halaman

Ryan Sessegnon

Ryan Sessegnon

Ryan Sessegnon

Cerita hampir mirip dengan cerita Gareth Bale. Pemain Fulham berusia 17 tahun ini adalah calon superstar. Seperti Bale, Sessegnon memulai sebagai bek kiri, tetapi kualitasnya dengan bola terlalu bagus baginya untuk terus bermain di posisi itu.

Pemain Inggris itu kemudian digeser ke sayap kiri, dan tidak mengeecewakan sejak itu. Ia mampu mencetak 14 gol dan 6 assist dalam 40 pertandingan di Championship.

Hampir setiap klub di Inggris akan senang memiliki bakat seperti itu di skuat mereka, tetapi Tottenham dianggap yang paling serius tertarik dengan sang remaja. Dia mungkin bisa mengikuti jejak Bale di White Hart Lane.
4 dari 5 halaman

Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger

Louis van Gaal membuat banyak perubahan di di Bayern Munchen, sebagian besar untuk kebaikan. Pelatih asal Belanda itu memberikan debut tim utama kepada Thomas Muller dan David Alaba. Dia juga merekrut Arjen Robben dan Mario Gomez, keduanya telah terbukti sukses.

Perubahan penting lainnya yang ia terapkan adalah mengubah posisi bermain Bastian Schweinsteiger. Ketika tiba pada tahun 2009, Schweinsteiger bermain sebagai gelandang kana / sayap kanan.

Van Gaal tentu saja tidak setuju dengan hal itu, dan berpikir sangat berbeda dengan Schweinsteiger. Dia kemudian menggeser pemain Jermain itu sebagai gelandang bertahan dan sukses dengan peran barunya itu.

Kini, Schweinsteiger sudah meninggalkan Bayern sebagai legenda dan bermain di MLS. Dia akan selalu dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang dimiliki Jerman.
5 dari 5 halaman

Paul Scholes

Paul Scholes

Paul Scholes

Scholes awalnya merupakan striker. Namun, pada bulan September 1997, Sir Alex Ferguson memainkan Scholes di lini tengah karena Roy Keane sedang cedera.

Scholes sebelumnya memainkan peran sebagai rekan duet Eric Cantona atau Andy Cole. Namun, dia tidak hanya membuktikan dirinya sebagai menjadi wakil yang layak untuk Keane, tetapi gelandang yang lebih baik dari pemain Irlandia tersebut.

Scholes berkembang dengan cepat menjadi deep lying playmaker,, membagi pertahanan dengan bola-bola panjang, dan mencetak gol dengan tendangan voli yang menggelegar.