
Bola.net - Pemandangan pemain kunci yang menepi karena cedera seakan sudah menjadi tradisi pahit bagi Arsenal di setiap awal musim. Badai cedera yang datang lebih awal tahun ini kembali memicu pertanyaan besar: mengapa skuad The Gunners begitu rapuh?
Musim baru berjalan beberapa pekan, namun daftar pemain yang masuk ruang perawatan sudah cukup panjang. Nama-nama vital seperti Bukayo Saka, Martin Odegaard, hingga korban terbaru Noni Madueke silih berganti menjadi korban.
Kondisi ini tentu saja menciptakan kekhawatiran mendalam di kalangan para Gooners. Apakah ini hanya sekadar nasib sial yang berulang, atau ada masalah sistemik yang salah di dalam klub?
Menariknya, seorang pakar analisis performa dan cedera memberikan sebuah teori yang bisa jadi merupakan jawaban dari "kutukan" ini. Menurutnya, apa yang dialami Arsenal saat ini adalah sebuah fenomena yang bisa diprediksi.
Mimpi Buruk yang Terus Berulang
Bagi para penggemar Arsenal, pemandangan pemain bintang yang terpincang keluar dari lapangan sudah menjadi hal yang terlalu akrab. Krisis cedera ini seakan menjadi sebuah mimpi buruk yang datang lagi dan lagi setiap musimnya.
Musim ini, masalah tersebut datang lebih awal dari biasanya dan langsung memakan korban nama-nama penting. Kedalaman skuad Arsenal yang kini jauh lebih baik memang sedikit membantu, namun frekuensi cedera ini tetap menjadi alarm bahaya.
Apalagi, semua tentu masih ingat bagaimana absennya pemain kunci di momen-momen krusial musim lalu menjadi salah satu penyebab utama kegagalan mereka meraih trofi. Pertanyaan pun kembali muncul, apakah Arsenal adalah tim paling sial di Premier League?
Kenyataannya, beberapa klub top lain seperti Chelsea dan Manchester City juga menghadapi masalah serupa. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang lebih luas di periode awal musim yang memang sangat rawan ini.



Salah Latihan atau Cuma Sial?
Ketika badai cedera datang silih berganti, tudingan biasanya langsung mengarah ke dua pihak: staf medis atau metode latihan yang terlalu intens. Namun, seorang pakar bernama Stephen Smith justru punya pandangan yang berbeda dan lebih ilmiah.
Menurut Smith, yang merupakan CEO dari Kitman Labs, variasi cedera yang dialami para pemain Arsenal justru tidak mengindikasikan adanya masalah spesifik di lapangan latihan. Situasinya akan berbeda jika semua pemain, misalnya, mengalami cedera hamstring yang sama.
Smith menjelaskan, "Jika mereka semua menderita jenis cedera tertentu, akan lebih mudah untuk melompat ke kesimpulan bahwa ada sesuatu yang salah di lapangan latihan."
"Tapi kita juga tahu tentang periode-periode musim di mana cedera jauh lebih mungkin terjadi," lanjutnya, yang mengarahkan analisisnya pada sebuah teori yang lebih besar dan bisa diprediksi.
Teori 'Puncak Cedera' di Awal Musim
Smith kemudian memaparkan sebuah teori menarik yang ia sebut sebagai "puncak cedera" (injury spike). Menurutnya, berdasarkan data, ada tiga periode dalam satu musim di mana lonjakan kasus cedera biasa terjadi secara signifikan.
Periode rawan pertama adalah beberapa minggu awal musim, yang mana sedang dialami oleh Arsenal dan banyak klub lain saat ini. Dua periode lainnya adalah sekitar jadwal padat Natal dan Tahun Baru, serta menjelang akhir musim saat kelelahan mencapai puncaknya.
"Apa yang kita lihat adalah pemain kembali untuk beberapa minggu pertama musim baru dan pada saat itu, kita biasanya melihat lonjakan cedera," kata Smith kepada Metro.
"Itulah yang secara umum akan kita lihat di seluruh Premier League dibandingkan dengan bagian lain dalam setahun. Kita akan melihat penurunan selama beberapa minggu ke depan di mana semuanya kembali ke tingkat yang lebih normal," jelasnya.
Rotasi dan Data Sebagai Solusi
Lantas, jika periode rawan ini bisa diprediksi, apa yang bisa dilakukan Arsenal untuk mengatasinya? Smith menyarankan dua solusi utama yang bisa dipertimbangkan oleh Mikel Arteta dan stafnya: rotasi pemain dan pemanfaatan data.
Menurutnya, jika sudah diketahui bahwa awal musim adalah periode berisiko tinggi, maka klub seharusnya lebih berani melakukan rotasi. Meskipun ada keinginan untuk tancap gas dengan skuad terbaik, menjaga kebugaran pemain kunci untuk jangka panjang jauh lebih penting.
"Melihat puncak-puncak ini, ini menunjukkan ada potensi bagi tim untuk memanfaatkan lebih banyak rotasi di beberapa minggu pertama musim untuk berpotensi mengimbanginya," saran Smith.
Selain itu, ia menekankan pentingnya bagi klub untuk belajar dari data cedera yang mereka miliki. "Pertanyaannya bukan apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan Arsenal untuk mencegah masalah itu, tetapi bagaimana mereka bisa belajar darinya menggunakan informasi yang mereka miliki untuk dimanfaatkan di masa depan dan mencegah cedera lain di masa depan," tutupnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 28 September 2025 10:03
Kalah Memalukan Lagi, Ruben Amorim Tegaskan Tak Takut Dipecat dari Manchester United
-
Liga Inggris 28 September 2025 09:57
Liverpool Runtuh di Selhurst Park, Arne Slot Soroti Satu Kelemahan Fatal Ini
-
Liga Inggris 28 September 2025 08:58
Desakan untuk Manchester United Pecat Ruben Amorim: Mereka Butuh Arah Baru!
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 28 September 2025 10:03
-
Liga Inggris 28 September 2025 09:57
-
Otomotif 28 September 2025 09:46
-
Otomotif 28 September 2025 09:46
-
Otomotif 28 September 2025 09:39
-
Liga Inggris 28 September 2025 09:30
MOST VIEWED
- Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 27-30 September 2025
- Hasil Drawing Carabao Cup 2025/2026: Siapakah Lawan Liverpool hingga Arsenal di Babak 16 Besar?
- Cara Berkelas Benjamin Sesko Menjawab Kritik: Bukan dengan Ocehan, tapi dengan Aksi Nyata!
- Bukan Salah Pelatih! Wayne Rooney Tunjuk Masalah Sebenarnya yang Bikin MU jadi Tim Medioker
HIGHLIGHT
- 10 Transfer Chelsea Era Roman Abramovich yang Biki...
- Melihat Besaran Gaji Cristiano Ronaldo dari Masa k...
- 5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...