Catat, Pisahkan, Disiplin! Belajar Manajemen Keuangan ala Dwi Ekasari Harmadji di Rumah BUMN Malang by BRI

Catat, Pisahkan, Disiplin! Belajar Manajemen Keuangan ala Dwi Ekasari Harmadji di Rumah BUMN Malang by BRI
Dr Dwi Ekasari Harmadji saat memberikan materi manajemen keuangan kepada pelaku usaha di Rumah BUMN Kota Malang by BRI, Kamis 17 April 2025. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Bola.net - Dengan balutan batik hitam beraksen etnik emas dan maroon, langkah Dwi Ekasari Harmadji tampak mantap saat memasuki Rumah BUMN Kota Malang by BRI, Kamis (17/4/2025) pagi WIB. Wajahnya berseri dan senyumnya hangat, membuat suasana ruangan yang semula hening seketika cair. Ia langsung menyapa ramah tim Bola.net. "Selamat pagi, apa kabar?" salamnya hangat.

Kedatangannya bukan sekadar mengisi pelatihan yang bertajuk "Mengenal Manajemen Keuangan: Pentingnya Pencatatan Keuangan untuk Pertumbuhan Usaha" yang digagas bersama Rumah BUMN Kota Malang by BRI, tapi juga menghadirkan pengalaman dan pembelajaran nyata bagi pelaku UMKM.

Sebagai seorang Finance & Management Consultant, Dwi Ekasari membawa misi edukasi finansial untuk para pelaku UMKM di Kota Malang. Ia mengajak peserta berdialog, menggali pemahaman, sekaligus memberikan praktik langsung mencatat laporan keuangan sederhana.

Di tengah antusiasme peserta, ia meyakinkan bahwa kemampuan mengelola uang bukan hanya untuk korporasi besar, tapi juga menjadi nyawa bagi usaha mikro dan kecil.

Suasana cair, tawa sesekali pecah, dan diskusi mengalir alami. Dwi Ekasari tak hanya mengajar, ia juga mendengarkan. Baginya, kolaborasi dan pertukaran ide adalah kunci kemajuan UMKM. Dan hari itu, Rumah BUMN Kota Malang by BRI hadir sebagai jembatan, menghubungkan pengetahuan dengan mereka yang paling membutuhkannya.

1 dari 3 halaman

Mengapa Manajemen Keuangan Penting bagi UMKM?

Dwi Ekasari Harmadji menekankan pentingnya manajemen keuangan untuk menumbuhkan usaha. (c) Bola.net/Afdholud DzikryDwi Ekasari Harmadji menekankan pentingnya manajemen keuangan untuk menumbuhkan usaha. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Banyak pelaku UMKM memulai usaha dari keinginan sederhana, menciptakan produk dan menjualnya. Namun tanpa pengelolaan keuangan yang rapi, usaha sering kali berhenti di tengah jalan.

Dwi Ekasari menekankan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memiliki usaha yang sehat adalah memisahkan keuangan pribadi dan usaha.

“Yang pertama, pelaku usaha harus bisa memisahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha. Ini sering kali dilupakan. Kalau keuangannya dicampur, nanti jadi bingung sendiri. Apakah usaha kita sebenarnya untung atau rugi,” jelas Dwi Ekasari dalam pemaparannya.

Dengan catatan keuangan yang jelas, pelaku usaha akan lebih mudah mengetahui kondisi usahanya. Mereka bisa menghitung keuntungan, menentukan harga jual yang tepat, hingga menyiapkan strategi pengembangan usaha.

Selain itu, pencatatan keuangan menjadi syarat mutlak jika pelaku usaha ingin naik kelas dan memiliki usaha yang sustain. Dan yang tak kalah penting, manajemen keuangan dibutuhkan saat mengajukan pinjaman, program bantuan, hingga untuk keperluan pajak.

“Asal rutin mencatat, kita juga bisa lebih mudah menyusun SPT pajak tahunan. Kita akan tahu omzetnya berapa, pengeluaran berapa, dan bisa membuat laporan keuangan, meskipun sederhana,” ujar Dwi Ekasari.

Meskipun terdengar teknis, Dwi menjelaskan bahwa pencatatan tidak harus rumit. Ada banyak aplikasi sederhana yang bisa membantu UMKM, seperti Buku Warung maupun Excel.

2 dari 3 halaman

Materi Kelas Dwi Ekasari: Praktis, Sederhana, dan Tepat Sasaran

Pemaparan materi yang sederhana dan aplikatif disampaikan oleh Dwi Ekasari Harmadji. (c) Bola.net/Afdholud DzikryPemaparan materi yang sederhana dan aplikatif disampaikan oleh Dwi Ekasari Harmadji. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Dalam kelas yang ia bawakan di Rumah BUMN Malang by BRI, Dwi Ekasari menekankan bahwa disiplin dalam pencatatan akan membantu pelaku UMKM untuk lebih melek finansial. Ia juga menjelaskan kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam pencatatan keuangan.

“Biasanya kita salah dalam pencatatan antara beban dan aset. Misalnya, ada pengeluaran yang harusnya masuk ke beban malah dimasukkan ke aktiva di neraca. Padahal neraca itu harus seimbang kanan-kirinya,” terangnya.

Ilmu yang tak kalah penting juga ia berikan pada kesempatan tersebut. Yakni mengenai pemahaman soal menggaji diri sendiri. Menurutnya, pelaku usaha boleh menggaji dirinya dan mencatatnya sebagai beban usaha

“Pelaku usaha bisa menggaji dirinya sendiri dan mencatatnya sebagai beban gaji di laporan laba-rugi. Atau kalau dia mengambil keuntungan untuk kebutuhan pribadi, itu disebut ‘prive’, juga harus dicatat,” jelasnya.

“Kalau tidak dicatat dengan baik, nanti bisa beda antara data fisik dan catatan. Itu sering terjadi, bahkan di rumah sakit yang saya audit, meskipun sudah pakai sistem aplikasi,” tambah Dwi.

Materi ini terasa hidup karena disampaikan dengan pendekatan praktis. Dwi menyisipkan pengalaman pribadi sebagai dosen dan konsultan, membuat peserta merasa dekat dan terinspirasi.

3 dari 3 halaman

Rumah BUMN Kota Malang by BRI: Jembatan Ilmu dan Kolaborasi

Selain sebagai Finance & Management Consultant, Dwi Ekasari Harmadji juga merupakan dosen akuntansi di Universitas Wisnuwardhan Malang. (c) Bola.net/Afdholud DzikrySelain sebagai Finance & Management Consultant, Dwi Ekasari Harmadji juga merupakan dosen akuntansi di Universitas Wisnuwardhan Malang. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Pelatihan manajemen keuangan ini menjadi bukti bahwa Rumah BUMN Kota Malang bukan hanya tempat, tapi juga ruang tumbuh bagi UMKM. Di bawah inisiasi Bank BRI, Rumah BUMN Kota Malang menjadi jembatan ilmu, informasi, dan jaringan yang mempertemukan pelaku usaha dengan para ahli dan mentor.

Dengan fasilitas yang nyaman dan akses terbuka, tempat ini bisa menjadi rumah kedua bagi pelaku UMKM. Mereka bisa belajar, berdiskusi, hingga mendapatkan pendampingan usaha. Kegiatan seperti pelatihan manajemen keuangan bersama Dwi Ekasari membuka cakrawala baru bagi banyak peserta.

“First impression saya, tempatnya bagus, bersih, tertata. Tapi sayangnya belum banyak yang tahu. Mungkin perlu lebih disosialisasikan lagi,” ungkap Dwi saat ditanya tentang Rumah BUMN.

Manfaat yang besar juga dirasakan oleh salah satu peserta pelatihan, Ibu Erna Ariyani, pemilik usaha kue dan camilan. Menurutnya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN Malang by BRI telah banyak membantu pelaku UMKM mendapatkan ilmu baru.

"Pelatihan ini membuka mata saya soal pentingnya mencatat keuangan dengan benar. Dulu seringkali 'pokoknya ada sisa' saja. Sekarang jadi lebih paham mana modal, mana keuntungan, dan bagaimana mengelola pengeluaran,” ujarnya.

“Semoga Rumah BUMN Malang terus mengadakan pelatihan bermanfaat seperti ini, jadi UMKM seperti kami bisa terus berkembang,” harapnya.

Kini, Rumah BUMN Malang tidak hanya menjadi tempat pelatihan, tetapi juga titik awal perubahan. Ketika ilmu dan semangat bertemu, UMKM pun siap melangkah lebih jauh dengan keuangan yang lebih tertata dan usaha yang lebih kuat.

*Artikel ini ditujukan untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025.