
Bola.net - Meskipun cuaca Malang hari itu sedang hujan, namun suasana hangat begitu terasa sejak langkah pertama menjejak ruang tamu rumah sederhana di Jalan Dermo 91, Mulyoagung, Kabupaten Malang, yang juga merangkap sebagai galeri kecil milik Aprill Soeharto. Di sudut kiri, sebuah rak kayu panjang menampilkan deretan sepatu boots dari kulit asli dengan desain yang unik. Ada yang klasik, ada pula yang memadukan gaya modern dan etnik.
Dinding ruangan di sana pun tak kalah bercerita. Di antara deretan boots unik bernuansa earthy, terpajang sederet piala, sertifikat penghargaan, dan foto-foto Aprill berpose dengan produknya, tersenyum penuh keyakinan.
Aprill Soeharto bukan sekadar pengusaha. Ia adalah sosok kreatif dengan jiwa sosial yang tinggi. Menekuni dunia sepatu sejak 2013, namun sejak 2017, ia memutuskan serius berbisnis mengembangkan Artalouwee. Bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Visinya sederhana namun mendalam: menciptakan produk berkualitas yang sekaligus menjadi alat berbagi kebaikan.
Filosofi Mulia Artalouwee
Deretan produk-produk berkualitas dari Artalouwee dipajang di galeri di Jalan Dermo 91, Mulyoagung, Malang. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry
Nama Artalouwee memiliki filosofi mendalam. Dalam bahasa Jawa, Artalouwee juga bermakna "arta luwih" yang berarti "harta lebih". Filosofi ini lahir setelah Aprill melihat siapa saja pembeli setia produknya yang kemudian ia gabungkan dengan keyakinan bahwa berbisnis tidak melulu soal keuntungan, tapi juga bagaimana bisa menebar kebaikan.
Sebelum menemukan nama ini, Aprill sempat berganti nama beberapa kali karena kendala legalitas. Akhirnya, ia memilih nama yang tidak hanya unik tetapi juga menggambarkan visi besarnya: produk yang ramah lingkungan, bisnis yang bermanfaat dan berdampak kepada masyarakat.
Perubahan nama bukan satu-satunya tantangan. Aprill juga harus memastikan bahwa brand-nya memiliki diferensiasi. Ia akhirnya memilih fokus pada sepatu boots karena kecintaannya pada model tersebut. "Boots bukan sekadar pelindung kaki, tapi juga bisa jadi pembeda," jelas wanita kelahiran 26 April 1993 ini.
Belajar secara otodidak, Aprill mengasah kemampuannya dalam mengolah kulit. Ia ingat bagaimana ayahnya pernah mengajaknya ke pabrik kulit, tetapi pengetahuan teknis tentang bahan, pewarnaan, dan perawatan, dan juga bagaimana berbisnis kulit ia pelajari sendiri. "Kulit itu bahan yang istimewa. Bisa diperbaiki, diwarnai ulang, dan lebih ramah lingkungan karena tidak perlu sering diganti," jelasnya.
Kini, Artalouwee bukan hanya dikenal karena produknya yang stylish dan awet, tetapi juga karena komitmen Aprill dalam berbagi. Sebagian keuntungannya selalu disisihkan untuk membantu anak-anak di pelosok negeri yang kekurangan alas kaki. Inilah cerita tentang bagaimana sebuah UMKM tumbuh bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi dampak pada negeri.
BRI Membawa Artalouwee Naik Kelas
Tahun 2020 menjadi titik balik bagi Aprill dan Artalouwee. Pada tahun tersebut, Ia terpilih mengikuti program Pengusaha Muda BRILiaN (PMB) dari BRI. Awalnya ia tak tahu persis isi program tersebut, namun rasa penasarannya membawanya masuk ke dalam ekosistem pembinaan UMKM yang komprehensif. Mulai dari pelatihan ide bisnis, manajemen keuangan, strategi produksi, pemasaran digital, hingga penguatan branding.
"Dulu saya cuma jualan lewat upload-upload saja. Karena dalam pemikiran saya saat itu, berjualan ya upload produk saja. Setelah ikut pelatihan BRI, saya belajar begitu banyak. Mulai dari manajemen produksi, pengelolaan keuangan, hingga strategi pemasaran," ungkapnya.
Salah satu manfaat lain yang Artalouwee rasakan adalah bagaimana ia bisa menghadapi tantangan yang datang ketika ia harus bersaing di pasar yang penuh kompetitor. Melalui pendekatan yang tepat dan penerapan ilmu dari program Pengusaha Muda BRILian, Aprill memilih strategi unik: fokus pada kualitas dan kecepatan produksi.
"Banyak brand lain yang nggak bisa menyelesaikan pesanan dalam 7 hari, saya bisa. Strategi tepat dan cepat ini menjadi pembeda dan membuat kami mampu bertahan dan bersaing dengan kompetitor sejenis," ungkapnya. Inovasi dan strategi ini juga yang akhirnya juga mampu menarik pasar internasional seperti negara-negara Timur Tengah, Singapura, Malaysia, hingga Amerika Serikat.
Dapat Kesempatan Tampil di BRI UMKM EXPO (RT) 2025
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 sukses menyedot perhatian banyak pengunjung, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. (c) dok.BRI
BRI telah lama dikenal sebagai mitra strategis bagi UMKM Indonesia. Melalui program PMB dan berbagai inisiatif lainnya, BRI membantu pengusaha muda seperti Aprill untuk mengasah kemampuan bisnis mereka. Pendampingan yang diberikan tidak hanya berupa pelatihan teori tetapi juga praktik langsung bersama mentor berpengalaman.
Tak hanya itu BRI juga memberikan kesempatan Artalouwee mendapatkan akses ke jaringan yang lebih luas. "Mereka membuka pintu yang sebelumnya tidak terlihat," akunya.
Hasilnya, Artalouwee semakin berkembang dan produk-produk khas mereka semakin banyak dikenal. Bahkan, Aprill berkesempatan mengikuti BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD City pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 lalu. "Ini pengalaman berharga. Saya bisa bertemu dengan pelaku UMKM lain, belajar dari mereka, dan bahkan mendapatkan koneksi baru," tuturnya bersemangat.
"BRI telah membukakan begitu banyak pintu ilmu. Selain tentu saja jaringan yang begitu penting bagi UMKM seperti kami. Itu yang membuat Artalouwee bisa bertahan dan terus berkembang," lanjutnya.
"Harapan saya, BRI terus mendampingi UMKM seperti saya agar bisa naik kelas dan bersaing global," pungkasnya.
Menjaga Mimpi Tetap Menyala, Menjadi Usaha yang Bermakna
Owner Artalouwee, Aprill Soeharto. (c) Bola.net/Afdholud DzikryBagi Aprill Soeharto, membangun Artalouwee adalah bagian dari misi hidup. Di tengah gempuran kompetitor dan tantangan ekonomi yang fluktuatif, ia terus menjaga agar mimpinya tetap menyala. Ia percaya bahwa sebuah brand tidak hanya diukur dari besar kecilnya omzet, tetapi juga dari seberapa besar dampaknya bagi sekitar.
“Tantangan pasti selalu ada, apalagi di 2023 penjualan sempat turun drastis. Tapi saya percaya, ketika niatnya baik dan usahanya konsisten, akan ada jalan,” ungkapnya penuh keyakinan.
“Saya pengen brand ini tetap sustain, berdampak sosial, dan bisa terus berkembang. Bukan cuma urusan jualan, tapi juga berbagi ilmu dan manfaat buat orang lain. Ilmu itu kan bisa dipakai terus-terusan, ya. Saya juga berharap BRI bisa terus memberikan pendampingan dan juga program-program bisnis yang bisa membantu UMKM naik kelas,” harapnya.
Dan kini, dengan dukungan BRI, langkah Aprill Soeharto dan Artalouwee semakin mantap, menuju masa depan di mana setiap sepatu yang ia buat bukan hanya menemani langkah pemakainya, tetapi juga meninggalkan jejak kebaikan di masyarakat.
*Artikel ini ditujukan untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025.
Advertisement
Berita Terkait
-
Lain Lain 30 April 2025 21:09
Rumah BUMN Kota Malang by BRI Ajarkan UMKM Bikin Usaha yang Berkelanjutan
-
Lain Lain 29 April 2025 23:44
Menikmati Pedas Nagih di Lalapan Lamongan Akang Jainul Bersama QRIS BRI
-
Lain Lain 29 April 2025 05:16
Kedai Klasik, Bayarnya Modern: Mudahnya Menikmati Kopi di Hamur Mbah Ndut
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:11
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...