Cerita Pasar Bunga Bratang: Dari Rawa Yang Bau Jadi Klaster Bunga Binaan BRI Yang Maju

Cerita Pasar Bunga Bratang: Dari Rawa Yang Bau Jadi Klaster Bunga Binaan BRI Yang Maju
Klaster Bunga Bratang, Surabaya, yang menjadi klaster binaan BRI. (c) dok. Afdholud Dzikry

Bola.net - Siapa sangka, Pasar Bunga Bratang Surabaya, yang kini dikenal sebagai pusat belanja bunga terlengkap di Surabaya, dulunya hanyalah lahan rawa tak terurus? Dengan semangat gotong royong, lahan rawa yang penuh lumpur dan bau tak sedap itu kini disulap menjadi jujugan pecinta bunga di Surabaya.

Kisah ini dimulai sekitar tahun 1970-an, ketika beberapa pedagang nekat membuka lapak di lahan rawa bekas makam. Keterbatasan lahan di Pasar Kayun mendorong para pedagang untuk mencari lokasi baru yang lebih luas.

Awalnya hanya lima pedagang, kini Pasar Bunga Bratang berkembang pesat hingga memiliki sekitar 70 pedagang dengan lapak yang tertata rapi. Perjuangan mereka membuktikan bahwa kegigihan dan kerja keras dapat mengubah impian menjadi kenyataan.

Dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) beberapa tahun terakhir menjadi kunci keberhasilan modernisasi pasar. Dengan penataan lapak, fasilitas pembayaran non-tunai, dan gazebo untuk edukasi hortikultura, Pasar Bunga Bratang kini bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga pusat edukasi dan klaster bunga yang terorganisir.

1 dari 3 halaman

Dari Rawa Bekas Makam Menuju Pasar Bunga yang Modern

Ibu Endang, salah satu generasi pertama yang berjualan di Pasar Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud DzikryIbu Endang, salah satu generasi pertama yang berjualan di Pasar Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Ibu Endang, seorang pedagang yang telah berjualan di Pasar Bunga Bratang sejak tahun 1970-an, berbagi kisahnya. Ia menceritakan bagaimana dirinya bersama ayahnya berjuang membersihkan lahan rawa yang dulu menjadi tempat pembuangan sampah. Kondisi saat itu sangat memprihatinkan, tanpa penerangan listrik, air bersih, dan jauh dari kesan nyaman.

Bayangkan, mereka harus bekerja keras di tengah kesulitan akses dan lingkungan yang kurang mendukung. Namun, semangat mereka tak pernah padam. Gotong royong menjadi kunci keberhasilan mereka dalam mengubah lahan rawa menjadi tempat berjualan yang layak.

“Di sini dulu tidak ada lampu listrik, pakai lampu semprongan atau stormking kalau ingin lebih terang. Bahkan air bersih saja tidak ada. Banyak orang yang tidak mau ke sini, bahkan waktu diberikan secara gratis juga tidak mau. Karena di sini rawa, bekas makam, dan penuh lumpur,” ungkap Bu Endang mengenang masa-masa sulit tersebut.

2 dari 3 halaman

Perkembangan Pasar Bunga Bratang

Cluster Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud DzikryCluster Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Perkembangan Pasar Bunga Bratang tidak terjadi dalam semalam. Pada tahun 1980-an, jumlah pedagang mulai bertambah, dan pasar pun mulai menunjukkan geliatnya. Namun, kemajuan signifikan baru terjadi pada tahun 1990-an, di mana pasar menjadi ramai dan dikenal banyak orang.

Mereka membentuk paguyuban untuk mengatur kegiatan jual beli dan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan. Meskipun kondisi pasar masih belum tertata rapi dan kebersihan masih menjadi masalah, pasar ini terus berkembang dan menjadi tempat tujuan bagi para pencinta bunga di Surabaya.

“Baru mulai berkembang di tahun 1980-an. Penjual sudah mulai banyak dan peminat juga sudah ada. Pasar Bunga baru ramai di tahun 1990-an. Waktu itu sangat ramai dan sudah banyak yang mengenal,” kenang Bu Endang.

Dengan semakin ramainya pengunjung dan juga minat masyarakat terhadap bunga dan tanaman hias, para pedagang pun berusaha untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan mereka. Salah satunya dengan membentuk paguyuban sebagai wadah untuk mengatur kegiatan jual beli dan bekerja sama dengan pihak ketiga.

3 dari 3 halaman

Dukungan BRI dan Modernisasi Pasar Bunga Bratang Jadi Klaster yang Terorganisir

Perubahan signifikan terjadi di Pasar Bunga Bratang pada beberapa tahun terakhir. Dengan bantuan Bank Rakyat Indonesia (BRI), pasar ini mengalami penataan dan pengembangan yang pesat. Kini, Pasar Bunga Bratang telah berubah menjadi pasar yang tertata rapi, bersih, dan nyaman. Sekitar 70 pedagang kini menempati lapak yang lebih baik, memberikan kenyamanan baik bagi pedagang maupun pembeli.

BRI tak hanya membantu dalam penataan fisik pasar, tetapi juga memberikan dukungan dalam hal teknologi dan pengembangan usaha. Fasilitas pembayaran non-tunai diperkenalkan untuk memudahkan transaksi. Lebih dari itu, BRI juga menyediakan gazebo sebagai tempat berbagi informasi dan pengetahuan tentang hortikultura di antara para pedagang. 

Bapak Dahlan, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud DzikryBapak Dahlan, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Bunga Bratang, Surabaya. (c) Bola.net/Afdholud Dzikry

Tak hanya itu saja, BRI juga memberdayakan kelompok usaha di Pasar Bunga Bratang ini menjadi sebuah klaster usaha. Klaster Usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha, dalam satu wilayah sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

“BRI memberikan bantuan untuk fasilitas umum, salah satunya adalah gazebo. Semenjak ada bantuan dari BRI ini, dua gazebo ini sangat bermanfaat baik untuk pedagang maupun pengunjung. Bisa jadi tempat istirahat dan juga berteduh,” jelas Dahlan, Ketua Paguyuban Pasar Bunga Bratang, Surabaya.

“Selain itu, BRI juga memberikan bantuan dalam pemberian bantuan keuangan. Bantuan dalam bentuk pinjaman dan juga KUR ini dimanfaatkan pedagang untuk modal,” lanjutnya.

Peran BRI dalam transformasi Pasar Bunga Bratang sangat krusial. Melalui penataan fisik, fasilitas modern seperti pembayaran non-tunai, dan gazebo edukasi hortikultura, BRI mengubah pasar ini dari lahan kumuh menjadi klaster bunga terorganisir. Kolaborasi ini tidak hanya memodernisasi pasar, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung UMKM. Pasar Bunga Bratang kini menjadi simbol keberhasilan sinergi yang membawa dampak positif bagi perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat Surabaya.