Analisis BPS: Di Balik Inflasi Emas Tertinggi 5 Bulan, Ada Tren Kenaikan Harga 25 Bulan Beruntun

Analisis BPS: Di Balik Inflasi Emas Tertinggi 5 Bulan, Ada Tren Kenaikan Harga 25 Bulan Beruntun
Pramuniaga memperlihatkan emas batangan yang dijual di Galeri 24 Pegadaian. (c) Liputan6.com/Angga Yuniar

Bola.net - Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti tren inflasi emas perhiasan yang signifikan. Komoditas ini menjadi salah satu pendorong utama inflasi nasional pada periode September 2025.

Secara bulanan, laju inflasi emas perhiasan bahkan menyentuh level tertingginya dalam lima bulan terakhir. Kenaikan ini menunjukkan adanya tekanan harga yang kuat di sektor logam mulia.

Namun, yang menjadi perhatian utama adalah tren jangka panjangnya. BPS mencatat harga emas perhiasan telah mengalami kenaikan selama 25 bulan tanpa pernah sekalipun turun.

Fenomena ini menandakan adanya tekanan inflasi yang persisten di luar sektor pangan dan energi. Hal ini menjadi sinyal penting bagi regulator dan juga para konsumen.

Lantas, seberapa besar andil emas perhiasan terhadap inflasi bulan ini dan bagaimana BPS memandang tren yang tak kunjung reda ini? Berikut adalah data dan analisis lengkapnya.

1 dari 3 halaman

Penyumbang Utama Inflasi September

BPS secara resmi mengumumkan bahwa pada September 2025 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month to month). Kenaikan ini salah satunya didorong oleh komoditas emas perhiasan.

Meskipun penyumbang inflasi terbesar masih dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peran emas perhiasan tidak bisa diabaikan. Komoditas ini memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan posisi penting komoditas ini. Ia menyebut emas sebagai salah satu penyumbang utama dalam rilis data inflasi terbaru.

"Komoditas emas perhiasan menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi di bulan September 2025. Secara month to month, emas mengalami inflasi 1,24 persen," kata Amalia Adininggar Widyasanti, Senin (6/10/2025).

2 dari 3 halaman

Tren Kenaikan Harga Tanpa Henti

Fakta paling menarik dari data BPS adalah tren kenaikan harga emas perhiasan yang sangat konsisten. Komoditas ini tercatat tidak pernah mengalami penurunan harga bulanan sejak September 2023.

Ini berarti, harga emas perhiasan telah merangkak naik selama 25 bulan berturut-turut. Fenomena ini menandakan adanya tekanan harga yang berkelanjutan dan patut diwaspadai.

Amalia menjelaskan bahwa pola pergerakan harga ini sudah terlihat jelas. Pola ini terus berlanjut hingga memberikan andil signifikan pada inflasi September.

"Kalau kita lihat komoditas emas perhiasan ini telah mengalami inflasi dalam 25 bulan berturut-turut. Jadi, dalam 25 bulan ini, emas terus mengalami inflasi, artinya kenaikan harga terus terjadi dalam kurun waktu 25 bulan berturut-turut sejak September 2023," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Tekanan di Luar Sektor Pangan dan Energi

Dampak kenaikan harga emas juga terasa signifikan pada kelompok pengeluaran spesifiknya. Komoditas ini memberi tekanan besar pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Andil emas perhiasan terhadap inflasi di kelompok tersebut bahkan mencapai 9,59 persen. Angka ini menunjukkan adanya sumber tekanan inflasi baru di luar komoditas pangan dan energi.

Amalia pun menyoroti bahwa lonjakan pada September 2025 merupakan yang tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Ia juga mengisyaratkan bahwa inflasi tahunannya bisa jadi lebih tinggi.

"Bahkan inflasi emas perhiasan September 2025 merupakan inflasi tertinggi dalam 5 bulan terakhir, yaitu yang mencapai 1,24 persen secara month to month. Ini belum kami lihat year-on-year-nya, kelihatan di year-on-year-nya lebih tinggi," ujarnya.