Harga Pangan Jelang Nataru Mulai Terkendali, Cabai Berangsur Turun dan Beras Tetap Aman

Harga Pangan Jelang Nataru Mulai Terkendali, Cabai Berangsur Turun dan Beras Tetap Aman
Transaksi jual dan beli sayur di pasar tradisional (c) Liputan6.com/Angga Yuniar

Bola.net - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, perkembangan harga bahan pokok menjadi perhatian publik. Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog memastikan harga komoditas utama, termasuk cabai serta beras medium dan premium, masih berada dalam kondisi terkendali dan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah selama periode Nataru.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyampaikan bahwa harga cabai menunjukkan tren penurunan. Kondisi ini terlihat dari pantauan langsung di pasar, setelah sebelumnya sempat melonjak cukup tinggi.

"Ini sudah mulai turun, kemarin cabai ada yang Rp 80.000 per kilogram (kg), sudah turun sekarang. Tadi kita lihat antara Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kg. Sebenarnya masih bagus, sudah mulai turun harga cabai," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa usai meninjau harga pangan di Pasar Rawamangun Jakarta. Dikutip dari Antara, Rabu (24/12/2025).

Ketut menjelaskan, secara nasional produksi cabai berada dalam kondisi melimpah. Hal tersebut didukung kerja sama yang intens antara pemerintah, Kementerian Pertanian, serta para petani di berbagai sentra produksi.

Menurutnya, fluktuasi harga cabai yang terjadi belakangan lebih dipicu oleh faktor cuaca. Curah hujan yang tinggi menghambat proses panen sehingga pasokan ke pasar sempat tersendat, meski stok nasional sebenarnya mencukupi.

Untuk menjaga ketersediaan, pemerintah juga menambah pasokan dengan mendatangkan hampir 40 ton cabai rawit merah dari Bener Meriah, Aceh. Tambahan suplai ini diarahkan ke pasar-pasar utama di wilayah konsumsi, termasuk Jakarta.

Langkah tersebut dinilai mulai membuahkan hasil. Harga cabai yang sebelumnya menyentuh Rp 80.000 per kilogram kini bergerak turun ke kisaran Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per kilogram.

Meski demikian, Ketut mengakui di sejumlah titik harga cabai rawit masih relatif tinggi. Namun secara umum, pergerakan harga di pasar bersifat variatif dan rata-rata menunjukkan tren penurunan seiring meningkatnya pasokan.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih cermat dalam berbelanja, karena perbedaan harga bisa terjadi antar pasar, termasuk pada komoditas lain seperti telur ayam ras.

"Kayak telur, di sini Rp 30.000 per kg, di situ Rp 32.000 per kg, di sana Rp 31.000 per kg. Jadi pintar-pintar untuk bergerak, untuk melihat," ucapnya.

Ketut menambahkan, cabai merupakan komoditas yang mudah rusak sehingga harga sangat sensitif terhadap cuaca, distribusi harian, dan volume pasokan yang masuk ke pasar. Kenaikan harga sesaat, kata dia, tidak serta-merta menandakan kelangkaan barang.

Ia mengajak masyarakat melihat pergerakan harga cabai dalam konteks rata-rata tahunan. Saat pasokan melimpah, harga cabai bahkan bisa turun hingga kisaran Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per kilogram.

1 dari 1 halaman

Harga Beras SPHP

Di sisi lain, harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dipastikan tetap sesuai ketentuan Bapanas, yakni Rp 12.500 per kilogram. Tidak ditemukan kenaikan harga, bahkan di beberapa daerah seperti Surabaya, Jawa Timur, harga sempat tercatat lebih rendah, sekitar Rp 62.000 per kemasan lima kilogram.

Namun, Bulog menemukan adanya pelanggaran harga pada komoditas Minyakita di Pasar Rawamangun. Minyak goreng tersebut dijual Rp 16.000 per liter, melebihi HET yang ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter, dan telah diserahkan kepada Satgas Pangan untuk ditindaklanjuti.

Selain itu, ditemukan pula harga telur ayam ras yang dijual Rp 32.000 per kilogram, melampaui batas maksimal Rp 30.000 per kilogram. Pedagang diminta segera melakukan penyesuaian sesuai aturan.

Rizal menegaskan seluruh temuan di lapangan telah diserahkan sebagai barang bukti kepada Satgas Pangan untuk dilakukan penindakan tegas, demi menjaga stabilitas harga dan meringankan beban masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.

Ia menambahkan, Bulog bersama para pemangku kepentingan pangan akan terus melakukan pemantauan dan operasi pasar secara berkelanjutan agar harga kebutuhan pokok tetap stabil, terjangkau, dan sesuai HET di seluruh wilayah Indonesia.

Sumber: Liputan6/Yacob Billiocta