Neymar Dalam Perlombaan Waktu Menuju Piala Dunia 2026: Di Maria Bisa Jadi Coontoh Ideal!

Neymar Dalam Perlombaan Waktu Menuju Piala Dunia 2026: Di Maria Bisa Jadi Coontoh Ideal!
Aksi Neymar bersama Santos pada laga melawan Botafogo pada Kamis (6/2/2025) pagi WIB (c) Ofisial X Santos/@SantosFC

Bola.net - Kembalinya Neymar ke Brasil sejatinya dijejali harapan besar, tetapi sejauh ini belum memenuhi janji. Setelah cedera lutut serius pada Oktober 2023, sang penyerang kerap terganggu masalah kebugaran dan inkonsistensi penampilan.

Sebaliknya, kepulangan Angel Di Maria ke Rosario Central berkembang menjadi sensasi: pemain 37 tahun itu langsung menjadi motor performa klub. Di Maria mencetak gol krusial, mengeksekusi penalti, dan membantu tim meraih hasil besar di derby serta lawan berat seperti River Plate dan Boca Juniors.

Perbandingan dua pulang kampung ini menonjolkan kontras tajam antara ekspektasi dan realitas di lapangan. Satu berada dalam perlombaan melawan waktu menuju Piala Dunia 2026, yang lain kembali sebagai figur penentu dalam liga domestik.

Menarik untuk melihat kondisi Neymar di Santos, kebangkitan Di Maria di Rosario Central, serta implikasi kedua perjalanan itu bagi karier internasional dan klub masing-masing.

1 dari 4 halaman

Neymar Di Santos: Kembalinya yang Tertunda

Neymar Di Santos: Kembalinya yang Tertunda

Aksi Neymar bersama Santos pada laga melawan Botafogo pada Kamis (6/2/2025) pagi WIB (c) Ofisial X Santos/@SantosFC

Neymar mengalami cedera lutut serius pada 12 Oktober 2023 saat memperkuat Brasil, dan dua tahun berikutnya belum memperlihatkan tanda-tanda pemulihan total. Kedatangan kembali ke Santos disambut bak masa penyelamatan, tetapi kenyataannya klub masih berkutat dekat zona degradasi.

Di lapangan, Neymar sesekali memperlihatkan kilasan kualitas, tendangan bola mati yang baik atau umpan cerdik, namun ia jarang lagi melaju melewati lawan dengan kelincahan yang dulu menjadi ciri khasnya. Setelah lama absen, masalah otot tak terelakkan, dan ia juga dihantam rentetan cedera lainnya yang menghambat kontinuitas.

Ada optimisme bahwa ia mungkin pulih penuh pada awal bulan berikutnya, tetapi jeda waktu itu nyaris tak punya margin sebelum jendela pemanggilan tim nasional untuk November.

Dengan hanya waktu singkat sebelum pengumuman skuad Pra-Piala Dunia, Neymar tampak berada dalam perlombaan melawan waktu untuk membuktikan kapasitasnya.

Jika tujuan utamanya adalah menutup karier internasional dengan penampilan gemilang di 2026, kondisi sekarang menunjukkan bahwa peluang itu tidak lagi pasti; setiap laga yang ia jalani menjadi penentu nasib ambisinya.

2 dari 4 halaman

Angel Di Maria Di Rosario Central: Pulang yang Membara

Angel Di Maria kembali ke Rosario Central pada Juli setelah 18 tahun berkelana di Eropa, dan pengaruhnya langsung terasa. Dalam sebelas laga awal, Di Maria membantu klub berada di posisi atas klasemen, tampil tak terkalahkan, dan membangun rangkaian hasil impresif.

Awal yang spektakuler itu meliputi sukses mengeksekusi penalti pada dua penampilan pertamanya, gol kemenangan di derby lawan Newell's Old Boys, serta kontribusi penting melawan Boca Juniors dan River Plate. Gigante de Arroyito kembali bergemuruh oleh dukungan suporter yang memuja putra daerah mereka.

Salah satu aspek menonjol adalah sikap rendah hati Di Maria: ia tak menuntut nomor punggung spesial atau posisi sentral. Memakai nomor 11, ia menyesuaikan peran demi harmoni tim, bekerja berdampingan dengan Ignacio Malcorra dan memberi ruang bagi pemain muda seperti Gaspar de Jesus.

Kombinasi kualitas teknis dan etos kolektif itu membuat Di Maria kembali bukan sekadar nostalgia, melainkan elemen yang menyusun potensi pesaing gelar bagi Rosario Central.

3 dari 4 halaman

Apa yang Membuat Dua Pulang Kampung Ini Berbeda

Apa yang Membuat Dua Pulang Kampung Ini Berbeda

Neymar saat membela Al Hilal pada 2023. (c) AP Photo

Perbedaan utama terletak pada kondisi fisik dan konteks peran saat kembali. Neymar datang setelah cedera panjang yang memengaruhi ritme dan kebugarannya, sementara Di Maria kembali dalam kondisi yang memungkinkan dia langsung berkontribusi.

Selain itu, Di Maria menempatkan dirinya dalam kerangka tim yang sudah terstruktur, ia menyesuaikan peran tanpa mengusik komposisi yang ada. Neymar, sebaliknya, dibingkai sebagai figur yang diharapkan mengangkat level klub secara instan, ekspektasi yang berat untuk dipikul setelah cedera.

Ada juga dimensi usia dan pilihan personal: Di Maria memutuskan fase internasionalnya sendiri setelah puncak prestasi, sehingga tekanan eksternal berkurang. Neymar masih memiliki target internasional, dan dengan itu datang tekanan waktu untuk kembali mencapai puncak sebelum seleksi 2026.

Intinya, pulang kampung sukses bukan hanya soal nama besar, melainkan kombinasi kesiapan fisik, kesesuaian peran, dan konteks tim yang memberi ruang bagi kontribusi cepat.

4 dari 4 halaman

Implikasi Untuk Karier Internasional dan Klub

Situasi Neymar membuka pertanyaan serius seputar peluangnya masuk skuad Brasil untuk Piala Dunia 2026. Waktu pemulihan yang sempit dan kompetisi posisi membuat Ancelotti membutuhkan bukti konkret untuk memanggilnya kembali.

Neymar kini berada pada persimpangan: pemulihan penuh atau kemungkinan tersisih dari rencana jangka panjang tim nasional.

Di sisi lain, Di Maria sudah menutup bab internasionalnya dengan catatan cemerlang dan memilih fokus pada level klub. Keputusannya untuk mundur dari Argentina memberi ruang bagi Rosario Central untuk memanfaatkan pengalamannya tanpa beban panggilan internasional.

Untuk Santos, harapan pada Neymar belum membuahkan hasil yang diukur dari klasemen; bagi Rosario Central, kedatangan Di Maria menjadi katalis nyata bagi performa tim. Kedua skenario ini memperlihatkan bahwa keputusan transfer pulang kampung mengandung risiko dan peluang yang sangat kontras.

Akhirnya, musim ini menjadi pengingat bahwa nilai sentimental tidak otomatis menggaransi dampak positif, kesiapan fisik, peran taktis, dan keselarasan tim tetap menjadi penentu utama hasil di lapangan.

Lagidiskon