Di Balik Kejayaan Persipura Jayapura di Liga Indonesia: Bermula dari Anak SMP dan STM
Asad Arifin | 23 Juni 2020 11:10
Bola.net - Persipura Jayapura punya tradisi bagus di sepak bola Indonesia. Tim dengan julukan Mutiara Hitam selalu menghuni papan atas klasemen. Mereka juga akrab dengan gelar juara kompetisi level atas.
Klub kebanggaan masyarakat Papua ini tercatat empat kali meraih trofi juara Liga Indonesia yakni pada musim 2005, 2009, 2011 dan 2013.
Persipura pun meraih runner-up pada 2010, 2012 dan 2014.Persipura melengkapi pencapaiannya dengan meraih trofi juara pada sejumlah turnamen bergengsi di Tanah Air, di antaranya, Community Shield Indonesia 2009, Indonesia Inter Island Cup 2011 dan Torabika Soccer Championship 2016.
Di level internasional, Persipura menembus semifinal Piala AFC 2014. Pencapaian Persipura ini merupakan wujud kecintaan masyarakat terhadap sepak bola.
Itu pula yang mendasari pemikiran Pendeta Mesackh Koibur, Ketua Umum pertama Persipura yang juga berstatus Sekretaris Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) di Tanah Papua.
Pada channel YouTube Persipura, Mesackh menceritakan, setelah 1 Mei 1963 sampai dengan 1965 situasi politik di tanah Papua atau Irian Barat sangat mencekam termasuk Kota Baru atau sekarang Kota Jayapura.
"Para pendeta yang berasal dari Belanda pun pulang ke negaranya. Saat itu, saya berpikir, sepakbola adalah solusi yang bagus untuk menyatukan masyarakat Papua selain pendekatan agama," ujar Mesackh.
Pemain dari SMP dan STM
Mesackh pun mengontak Barnabas Youwe, rekannya yang tengah menimba ilmu di Belanda.
"Saya memintanya segera pulang dan membantu saya menyatukan rakyat Papua lewat sepak bola," katanya.
Menurut Mesackh, saat itu ada sekolah SMP dan STM yang memiliki siswa yang punya potensi. Mereka pun berlatih di lapangan sederhana dengan bola dengan jumlah seadanya. Sejalan dengan waktu, semangat pemuda Papua kembali bangkit. Pada 25 Mei 1965, klub-klub internal menggelar rapat di Mes GKI.
"Dalam pertemuan itu, disepakati terbentuknya Persatuan Sepakbola Sukarnopura dan sekitarnya atau disingkat Persipura. Saya Ketua Umum dan Barnabas Youwe Sekretaris merangkap pelatih."
Pernyataan Mesackh ini bisa jadi jawaban polemik terkait hari ulang tahun Persipura. Dimana dalam situs Wikipedia menyebut tim berjuluk Mutiara Hitam lahir pada 1 Mei 1963 di Kota Baru.
Talenta dan Kebersamaan Kunci Kekuatan Persipura
Lepas dari polemik soal tahun kelahiran, sepak bola tetap menjadi identitas dan pemersatu rakyat Papua. Hal ini dibenarkan oleh Jacksen Tiago, pelatih yang membawa Persipura meraih juara pada musim 2009, 2011 dan 2013.
"Persipura bukan hanya mengandalkan talenta. Tapi kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat seluruh elemen tim dan masyarakat Papua," ujar Jacksen kepada Bola.com, Senin (22/20/2020).
Menurut Jacksen, bagi rakyat Papua, sepakbola juga adalah hiburan dan kebanggaan.
"Faktor ini yang memudahkan saya cepat beradaptasi di Persipura. Apalagi warna kulit, budaya dan visi kami hampir sama," tutur Jacksen.
Hal senada dikatakan Marwal Iskandar, gelandang asal Sulawesi Selatan yang membawa Persipura juara pada Liga Indonesia 2005.
"Saya merasa nyaman selama bermain di Persipura. Apalagi karakter Papua tidak berbeda dengan Makassar. Suporter pun sangat menghargai pemain klub kecintaan mereka," kata Marwal pada sebuah kesempatan pertemuan dengan Bola.com.
Disadur dari Bola.com (Penulis: Abdi Satria/editor: Wiwig Prayugi, 23 Juni 2020)
Baca Ini Juga:
- Perang Dingin Dengan Shin Tae-Young, Akun Instagram Indra Sjafri Diserbu Netizen
- Melihat Suasana Laga Premier League dari Mata Jurnalis Manchester United
- Menyimak Rekam Jejak M. Basri, Pelatih Kharismatik dengan Sederet Prestasi
- Kumpulan Komentar Pedas Roy Keane untuk Pemain MU Musim Ini, Siapa yang Paling Apes?
- Sebelum Shin Tae-yong, Ini 5 Pelatih Timnas Indonesia yang Pernah Perang dengan PSSI
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mengenal Calvin Verdonk: Pilar Garuda dengan Darah Aceh di Ligue 1
Tim Nasional 6 September 2025, 13:55 -
Pemain Chinese Taipei Terkesima dengan Dukungan Suporter Indonesia di GBT
Tim Nasional 6 September 2025, 09:19 -
4 Faktor Pendukung Keberhasilan Timnas Indonesia Menerkam Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 07:08
LATEST UPDATE
-
Andre Onana Beri Lampu Hijau untuk Pindah ke Trabzonspor!
Liga Inggris 7 September 2025, 12:31 -
Ditinggal Rasmus Hojlund, Perasaan Bek MU Ini Campur Aduk
Liga Inggris 7 September 2025, 12:03 -
Besiktas Ingin Bajak Leandro Trossard, Arsenal: Eits, Gak Dulu!
Liga Inggris 7 September 2025, 11:51 -
Main Bareng Messi, Mimpi Wonderkid Real Madrid Ini Jadi Kenyataan!
Liga Spanyol 7 September 2025, 11:40 -
Matias Ibo, Penerjemah Timnas Indonesia U-23 yang Mahir Kuasai Lima Bahasa
Tim Nasional 7 September 2025, 11:01 -
Per 8 September 2025, Transjakarta Tutup Sementara Halte Pasar Genjing Karena Proyek LRT
News 7 September 2025, 10:56 -
Filosofi Baru Timnas Indonesia: Empat Bek, Ball Possession, dan Sepak Bola Menyerang
Tim Nasional 7 September 2025, 10:15 -
Dirayu Ronaldo, Bruno Fernandes Pindah ke Arab Saudi di Tahun Depan?
Liga Inggris 7 September 2025, 10:13 -
Hanya Mau Baleba, Penyebab MU Tidak Beli Gelandang Baru di Musim Panas 2025
Liga Inggris 7 September 2025, 09:58 -
Demi Derby Manchester, Matheus Cunha Kebut Pemulihan Cederanya
Liga Inggris 7 September 2025, 09:45 -
Winitasha Alya dan Tren Penonton Perempuan di Laga Timnas Indonesia
Tim Nasional 7 September 2025, 08:39
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24