Waspadai Efek Buruk dari Konsumsi Makanan Berminyak
Anindhya Danartikanya | 13 Januari 2020 13:15
Bola.net - Tak pelak lagi bahwa makanan berminyak sangat menggiurkan, tapi di balik kenikmatannya, makanan berminyak menyimpan dampak negatif. Makanan berminyak tidak hanya ditemukan pada makanan cepat saji. Makanan ini termasuk semua jenis makanan yang digoreng, atau dimasak dengan minyak berlebih.
Makanan-makanan berminyak cenderung tinggi kalori, lemak, garam, dan karbohidrat olahan tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral. Hal ini akan memberi efek negatif bagi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Contoh jangka pendek dari dampak makanan berminyak adalah sakit perut. Sementara dampak jangka panjangnya bisa termasuk penyakit jantung. Menyadari efek buruk potensial dari makanan berminyak pada tubuh dapat membantu Anda membuat pilihan makanan yang lebih sehat.
Berikut 10 efek buruk sering mengonsumsi makanan berminyak yang dirangkum dari berbagai sumber.
Sebabkan Kembung, Sakit Perut, dan Diare
Di antara makronutrien penting, karbohidrat, lemak, dan protein, lemak adalah yang paling lambat dicerna. Makanan berminyak mengandung banyak lemak, sehingga memperlambat pengosongan perut.
Ini membuat makanan menghabiskan lebih banyak waktu di perut yang dapat menyebabkan kembung, mual, dan sakit perut. Pada orang dengan kondisi pencernaan tertentu, makanan ini dapat memperburuk gejala seperti kram dan diare.
Mengganggu Keseimbangan Bakteri Usus
Makanan berminyak diketahui dapat merusak bakteri sehat yang hidup di usus. Bakteri usus yang sehat dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL yang melindungi jantung. Bakteri usus berperan penting dalam memecah serat untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek.
Asam ini memiliki efek anti-inflamasi dan dapat melindungi terhadap gangguan pencernaan. Bakteri usus juga membantu meningkatkan imunitas. Ketidakseimbangan bakteri usus juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.
Sebabkan Obesitas
Makanan berminyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena jumlah kalorinya yang tinggi. Ini disebabkan oleh minyak trans dalam makanan berminyak.
Obesitas dikaitkan dengan banyak kondisi kesehatan negatif, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker tertentu.
Picu Stroke dan Penyakit Jantung
Makanan berminyak memiliki beberapa efek negatif pada kesehatan jantung. Sering mengonsumsi gorengan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, penurunan HDL (kolesterol baik), dan menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.
Kondisi ini menyebabkan timbunan lemak yang menghalangi aliran darah melalui arteri. Pada akhirnya efek ini dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri perifer.
Tingkatkan Risiko Diabetes
Makanan berminyak dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengonsumsi makanan cepat saji, yang tidak hanya mencakup makanan berminyak tetapi juga minuman manis, menyebabkan asupan kalori tinggi, penambahan berat badan, kontrol gula darah yang buruk, dan meningkatnya peradangan. Faktor-faktor ini kemudian meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
Sebabkan Jerawat
Makanan berminyak terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan jerawat. Konsumsi minyak berlebih mampu memengaruhi ekspresi gen dan mengubah kadar hormon yang dapat menyebabkan jerawat.
Asam lemak omega-6 adalah salah satu penyebab jerawat. Minyak yang digunakan dalam menggoreng makanan berminyak mengandung omega-6 tinggi dan karenanya dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan hormon.
Merusak Fungsi Otak
Pola makan yang kaya akan makanan berlemak dan berlemak dapat menyebabkan masalah dengan fungsi otak. Penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik yang dikaitkan dengan makanan berlemak juga dikaitkan dengan kerusakan pada struktur otak dan jaringan. Makanan tinggi lemak trans juga telah dikaitkan dengan gangguan fungsi otak.
Masalah Pernapasan
Kelebihan kalori dari makanan berminyak bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang mengarah pada obesitas. Obesitas meningkatkan risiko untuk masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.
Berat berlebih akan memberi tekanan pada jantung dan paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.
Untuk anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas. Dilansir dari Healthline, studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin untuk mengembangkan asma.
Kolesterol Tinggi
Makanan berminyak mengandung lemak trans pemicu kolesterol tinggi. Lemak trans tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol jahat, tetapi mereka juga menurunkan kadar kolesterol baik.
Ketika kolesterol menumpuk di arteri, kondisi ini dapat menghalangi aliran darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, atau stroke.
Sebabkan Dimensia
Makanan berminyak yang mengandung lemak trans berpotensi menyebabkan demensia. Studi menunjukkan seseorang dengan kadar lemak trans tertinggi dalam darah memiliki potensi 52–74 persen terkena penyakit dimensia.
Risiko ini semakin meningkat jika kebiasaan makan makanan berminyak disertai faktor lain seperti merokok, tekanan darah tinggi dan diabetes.
Disadur dari: Liputan 6/Penulis: Anugerah Ayu Sendari/Editor: Fadila Adelin/Dipublikasi: 13 Januari 2020
<iframe class="vidio-embed" src="https://m.vidio.com/embed/271861-oneshot-3-macam-jus-sayur-antikanker?autoplay=false&player_only=false&live_chat=false&mute=false&" width="560" height="520" scrolling="no" frameborder="0" allowfullscreen></iframe><script src="//static-web-prod-vidio.akamaized.net/assets/javascripts/vidio-embed.js"></script>
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bahlil Respons Isu IUP Raja Ampat: Saya Belum Lahir Barang Itu Sudah Ada
News 13 November 2025, 17:37
-
Menkes Budi Ungkap Fakta: Gaji Rp 100 Juta Masih Terima Bantuan Iuran BPJS
News 13 November 2025, 17:27
-
Dominasi QRIS: Tembus 56 Juta Pengguna, Bikin Sistem Pembayaran AS Khawatir
News 4 November 2025, 14:16
LATEST UPDATE
-
Hasil Leeds United vs Liverpool: Perih, Ao Tanaka Bikin The Reds Nggak Jadi Menang
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:21
-
Ditarik Keluar di Laga Bournemouth vs Chelsea, Seberapa Parah Cedera Liam Delap?
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:21
-
Chelsea Ditahan Imbang Bournemouth, Enzo Maresca: Yang Penting Enggak Kalah!
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:07
-
Hasil Inter vs Como: Nerrazzurri Menang Telak, Kudeta AC Milan Dari Puncak Klasemen
Liga Italia 7 Desember 2025, 02:42
-
Man of the Match Betis vs Barcelona: Ferran Torres
Liga Spanyol 7 Desember 2025, 02:42
-
Jay Idzes Tampil Apik, Bantu Sassuolo Benamkan Klubnya David De Gea di Zona Degradasi
Liga Italia 7 Desember 2025, 02:10
-
Arsenal Kalah Setelah 18 Laga Unbeaten Gara-gara Duo Bek Tengah Cedera?
Liga Inggris 7 Desember 2025, 00:59
-
Tidak Cari-cari Alasan, Mikel Arteta akui Arsenal Layak Kalah dari Aston Villa
Liga Inggris 7 Desember 2025, 00:44
-
Rekor Unbeaten Berakhir, Mikel Arteta Minta Arsenal Lekas Bangkit
Liga Inggris 7 Desember 2025, 00:32
-
Man of the Match Man City vs Sunderland: Phil Foden
Liga Inggris 7 Desember 2025, 00:26
-
Hasil Man City vs Sunderland: Diwarnai Kartu Merah, The Citizens Menang Telak
Liga Inggris 7 Desember 2025, 00:12
LATEST EDITORIAL
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26





