Ajak Kembali ke Zaman Batu, Ini Terobosan Dedi Mulyadi agar Pelajar Jabar Gemar Jalan Kaki

Asad Arifin | 30 Oktober 2025 16:51
Ajak Kembali ke Zaman Batu, Ini Terobosan Dedi Mulyadi agar Pelajar Jabar Gemar Jalan Kaki
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (c) Arya Prakasa/Liputan6.com

Bola.net - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memperkenalkan sebuah terobosan untuk mendorong para pelajar lebih sering berjalan kaki. Ia berencana membangun trotoar di sekitar area sekolah dalam radius tertentu, sehingga siswa, guru, dan staf tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk sampai ke sekolah.

Langkah ini merupakan respons Dedi terhadap sorotan publik atas imbauannya agar lebih banyak pelajar berjalan kaki ke sekolah. Ia bahkan menyebut ajakannya itu sebagai upaya “kembali ke zaman batu”.

Advertisement

"Dalam surat edaran, saya minta yang jaraknya ke sekolah masih bisa jalan, ya jalan kaki. Dan ini katanya Dedi Mulyadi mengajak orang kembali ke zaman batu. Padahal Jepang, jalan kaki, naik sepeda. Singapura jalan kaki jadi tradisi. Nah problem di kita ini jalan kaki karena panas aja, dan lalu lintasnya enggak baik," kata Dedi di Gedung Sate Bandung, dikutip dari Antara, Rabu (29/10/2025).

Dedi menjelaskan, kondisi lingkungan dan infrastruktur yang belum mendukung menjadi alasan utama masyarakat enggan berjalan kaki. Hal inilah yang kemudian mendorongnya untuk menyiapkan akses trotoar sepanjang satu kilometer di sekitar sekolah.

"Karenanya konsep saya berikutnya adalah, satu kilometer menjelang sekolah, akan saya bangunkan trotoar-trotoar yang layak untuk berjalan kaki. Satu kilometer," ujarnya.

Selain trotoar, Dedi juga berencana menyediakan fasilitas air minum yang bisa dikonsumsi langsung bagi para pejalan kaki.

"Jalan kepanasan minum. Itu bagian peradaban," ucapnya.

1 dari 1 halaman

Sekolah Jadi Kawasan Bebas Kendaraan

Selain pembangunan infrastruktur, Dedi Mulyadi juga berencana menetapkan kebijakan agar sekolah menjadi kawasan bebas kendaraan bagi siswa.

"Siswa yang di bawah umur, itu nitip nitip motornya di warung tetangga sekolahnya. Enggak usah begitu," katanya.

Dedi menegaskan, kebijakan ini jangan disalahartikan. Ia meyakini bahwa kebijakan tersebut akan membawa dampak positif bagi para siswa, terutama dalam hal kebugaran dan karakter.

"Yang penting orang jalan dulu. Kenapa anak sekarang itu jalan kaki itu malas. Badannya lemah, kakinya lemah. Besok dia mau jadi tentara, besok jadi pelaut, jadi polisi. Kakinya harus kokoh," tuturnya.

Sumber: Liputan6/Raynaldo Ghiffari Lubabah

LATEST UPDATE