Harga Emas Hari Ini 9 Sept 2025: Data Ekonomi AS Lesu, Investor Lari ke Emas, Harga Tembus Level Tertinggi Baru
Editor Bolanet | 9 September 2025 10:17
Bola.net - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Logam mulia ini secara meyakinkan berhasil menembus level psikologis baru di atas USD 3.600 per troy ounce.
Lonjakan harga ini dipicu oleh rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pelemahan. Hal ini sontak memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga acuannya.
Mengutip data dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi USD 3.632,51 per ounce. Harga emas bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di posisi USD 3.646,29 per ounce.
Probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan bulan September ini kini telah mencapai 88 persen. Angka ini naik signifikan setelah rilis data tenaga kerja yang melambat lebih tajam dari perkiraan.
Lantas, faktor fundamental apa saja yang menopang tren penguatan emas yang luar biasa ini dan bagaimana pandangan para analis ke depan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Pelemahan Data Ekonomi dan Ekspektasi Suku Bunga
Rilis data ketenagakerjaan AS untuk bulan Agustus menjadi pendorong utama kenaikan harga emas pada perdagangan Senin (8/9). Pertumbuhan lapangan kerja yang melambat tajam memberikan sinyal negatif bagi prospek perekonomian AS.
Berdasarkan data CME FedWatch, para pelaku pasar kini melihat peluang sebesar 88 persen untuk pemangkasan suku bunga. Opsi pemangkasan sebesar 25 basis poin menjadi skenario yang paling diantisipasi oleh pasar.
Suku bunga yang lebih rendah secara historis akan selalu menguntungkan harga emas. Hal ini karena suku bunga yang rendah dapat mengurangi biaya peluang (opportunity cost) untuk menyimpan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant, menjelaskan bahwa momentum emas masih berpotensi untuk berlanjut. Menurutnya, pelemahan pasar tenaga kerja akan memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi logam mulia.
Faktor Fundamental Penopang Tren Jangka Panjang
Tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini memang tercatat sangat solid. Sejak awal tahun 2025, harga emas secara akumulatif telah naik sebesar 38 persen.
Kenaikan ini merupakan kelanjutan dari tren positif pada tahun 2024 yang lalu, di mana harga emas berhasil naik 27 persen. Pelemahan Dolar AS dan kebijakan moneter yang cenderung dovish menjadi pendorong utamanya.
Akumulasi emas oleh berbagai bank sentral global juga menjadi faktor penopang yang signifikan. Bank sentral China, misalnya, tercatat memperpanjang periode pembelian emasnya hingga 10 bulan berturut-turut.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun juga turut mendukung kenaikan harga emas. Imbal hasilnya dilaporkan turun mendekati level terendah dalam lima bulan terakhir.
Pandangan Analis dan Data yang Dinantikan
Analis dari City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, menilai bahwa momentum bullish emas akan terus berlanjut. Menurutnya, hal ini bisa terjadi selama data ekonomi AS terus menunjukkan tren pelemahan.
“Jika pelemahan data AS berlanjut, maka momentum bullish emas yang sedang berlangsung juga akan berlanjut, karena dolar AS dan imbal hasil terus turun.”
Ke depan, para investor akan menantikan rilis data ekonomi penting lainnya dari AS. Data harga produsen (PPI) pada hari Rabu dan data harga konsumen (CPI) pada hari Kamis akan menjadi sorotan utama.
Namun, Fawad juga mengingatkan adanya potensi koreksi jika data ekonomi AS justru menunjukkan hasil yang lebih kuat dari perkiraan. “Jika data AS justru menunjukkan ketahanan yang mengejutkan, emas bisa terkoreksi dari level tinggi saat ini.”
Disadur dari: Liputan6.com
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kapan Cuti Bersama Desember 2025: Libur Natal dan Tahun Baru 2026
News 22 Desember 2025, 10:40
-
Lowongan Kerja Astra Otoparts di Jakarta: Peluang Karier di Raksasa Otomotif
News 21 Desember 2025, 18:11
-
Dari Rekor Bupati Termuda hingga OTT KPK: Perjalanan Ade Kuswara Kunang Jadi Sorotan
News 19 Desember 2025, 23:22
LATEST UPDATE
-
Ronald Araujo Kembali Berlatih di Barcelona Usai Fokus Pemulihan Mental
Liga Spanyol 30 Desember 2025, 11:36
-
Tempat Menonton Arema FC vs Persita Tangerang: Tayang di TV Mana?
Bola Indonesia 30 Desember 2025, 11:25
-
Man United vs Wolves: Beban Berat 11 Kekalahan Beruntun untuk Lawatan ke Old Trafford
Liga Inggris 30 Desember 2025, 10:27
-
Antoine Semenyo Pilih Man City, Orang Dalam Justru Peringatkan: Awas Karier Hancur!
Liga Inggris 30 Desember 2025, 10:26
-
Arsenal vs Aston Villa: 11 Kemenangan Beruntun Jadi Senjata Mengerikan Tim Tamu
Liga Inggris 30 Desember 2025, 10:06
-
Prediksi BRI Super League: Arema FC vs Persita 30 Desember 2025
Bola Indonesia 30 Desember 2025, 10:04
-
Bukan MU, Man City atau Liverpool, Ini Klub Paling Ramah Lingkungan di Inggris
Liga Inggris 30 Desember 2025, 09:52
-
Jadwal Premier League Pekan ke-19, Duel Penentu Puncak Klasemen di Pengujung Tahun
Liga Inggris 30 Desember 2025, 09:41
LATEST EDITORIAL
-
6 Calon Suksesor Pep Guardiola di Manchester City
Editorial 30 Desember 2025, 13:10
-
6 Pemain yang Bisa Tinggalkan Man United pada Jendela Transfer Januari 2026
Editorial 30 Desember 2025, 12:43
-
3 Pemain yang Bisa Cabut dari Arsenal pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 29 Desember 2025, 14:13
-
5 Transfer Manchester United yang Bisa Terealisasi di Januari 2026
Editorial 29 Desember 2025, 13:59
-
Liverpool Ditikung Man City Soal Antoine Semenyo? Tenang, Ini 4 Alternatifnya!
Editorial 25 Desember 2025, 08:33








