Lonjakan Harga Emas Makin Tak Terbendung, Analis Ungkap Dua Pemicu Utamanya

Editor Bolanet | 3 September 2025 13:13
Lonjakan Harga Emas Makin Tak Terbendung, Analis Ungkap Dua Pemicu Utamanya
Ilustrasi harga emas dunia. (c) ilustrasi dibuat ai

Bola.net - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Logam mulia ini secara perkasa berhasil menembus level psikologis USD 3.500 per troy ounce.

Puncak rekor baru ini tercapai pada sesi perdagangan hari Selasa (2/9/2025). Fenomena ini terjadi di tengah dinamika pasar keuangan global yang sangat kompleks dan penuh ketidakpastian.

Advertisement

Analis menyebut lonjakan ini didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap aset aman (safe haven). Eskalasi ketidakpastian geopolitik menjadi salah satu pemicu utama perburuan emas.

Selain itu, spekulasi mengenai arah kebijakan moneter The Federal Reserve juga menjadi katalis positif yang signifikan. Pasar kini berekspektasi bank sentral AS tersebut akan segera memangkas suku bunga acuannya.

Kenaikan harga emas ini terbilang sangat fenomenal. Pasalnya, penguatan ini terjadi di saat Dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menunjukkan tren kenaikan.

Lantas, faktor fundamental apa saja yang menjadi penopang utama harga emas dan bagaimana target pergerakan harganya ke depan? Simak analisis mendalamnya berikut ini.

1 dari 3 halaman

Sentimen Moneter dan Gejolak Geopolitik

Ekspektasi kuat bahwa The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya menjadi penopang utama harga emas. Sentimen ini berhasil menjaga minat beli investor terhadap logam mulia tetap tinggi.

Para pelaku pasar bahkan memprediksi adanya kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga acuan. Masing-masing pemangkasan diperkirakan sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun 2025 ini.

Di sisi lain, kondisi geopolitik global yang memanas turut memberikan dorongan tambahan. Konflik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut serta eskalasi ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor signifikan.

Situasi tersebut membuat para investor cenderung melakukan diversifikasi portofolio investasi mereka. Aset-aset yang dianggap lebih aman seperti emas menjadi pilihan utama sebagai instrumen lindung nilai.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menambahkan adanya faktor lain yang juga berpengaruh. Di antaranya adalah potensi intervensi politik terhadap independensi The Fed dan meningkatnya aliran dana masuk ke produk ETF emas.

2 dari 3 halaman

Analisis Teknikal dan Proyeksi Harga

Andy Nugraha menjelaskan bahwa dari sisi teknikal, pergerakan harga emas masih menunjukkan tren penguatan yang sangat solid. Logam mulia ini sempat terkoreksi sesaat sebelum akhirnya kembali memantul naik dengan kuat.

Ia mencatat bahwa harga emas sempat terkoreksi hingga menyentuh level USD 3.470. Namun, harga dengan cepat kembali menguat dan diperdagangkan stabil di kisaran USD 3.520.

“Jika tren bullish berlanjut, target kenaikan berikutnya berada di USD 3.575. Namun jika tekanan beli melemah, koreksi jangka pendek bisa menguji support di USD 3.527.”

Terang Andy dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Malang, Rabu (3/9/2025).

“Selama harga bertahan di atas USD 3.500, emas tetap memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi,” ujar Andy Nugraha.

3 dari 3 halaman

Menanti Rilis Data Ekonomi Penentu Arah

Kini, fokus para pelaku pasar global tertuju pada rilis serangkaian data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Data-data krusial ini dijadwalkan akan dirilis secara bertahap sepanjang sisa pekan ini.

Agenda ekonomi terdekat yang paling dinantikan adalah laporan Lowongan Kerja JOLTS AS. Laporan ini dijadwalkan untuk rilis pada Rabu malam waktu setempat.

Selanjutnya, pasar juga akan mencermati laporan ketenagakerjaan sektor swasta dari ADP. Rilis data PMI Jasa ISM dan laporan tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP) pada hari Jumat juga menjadi sorotan utama.

Hasil dari serangkaian data ini diperkirakan akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan The Fed selanjutnya. Keputusan bank sentral tersebut pada akhirnya akan sangat memengaruhi pergerakan harga emas ke depan.

Andy Nugraha menilai tren emas saat ini masih sangat solid dan berpotensi untuk melanjutkan kenaikannya. Prospek ini sangat bergantung pada sentimen global yang tetap mendukung posisi emas sebagai salah satu aset paling dicari.

TAG TERKAIT

LATEST UPDATE