
Bola.net - 25 Mei 2005, hari ini tepat 15 tahun lalu. Istanbul jadi saksi salah satu comeback terbaik salam sejarah Liga Champions. Ya, Liverpool jadi juara meski sempat tertinggal 0-3 dari AC Milan.
Pertandingan ini selalu diceritakan dengan nada kekaguman terhadap Liverpool, tentang bagaimana pasukan Rafael Benitez membelokkan takdir untuk keluar sebagai juara. Namun, jelas momen pertandingan saat itu tidak seindah cerita-cerita sekarang.
Liverpool benar-benar tidak berdaya di babak pertama, Benitez salah taktik. Milan bahkan sudah unggul di menit pertama lewat aksi Paolo Maldini, lalu Hernan Crespo mencetak dua gol di ujung babak pertama untuk mengubah skor jadi 3-0.
2005 - The only one of Carlo Ancelotti's four #ChampionsLeague meetings with @LFC he failed to win was the 2005 final with Milan, which Liverpool won on penalties following a 3-3 draw. Istanbul. pic.twitter.com/TESjmhtz5x
— OptaJoe (@OptaJoe) October 3, 2018
Fans Milan bersorak riuh, fans Liverpool tertunduk lesu. Saat itu Milan dipercaya sudah menang, sulit membalikkan ketinggalan tiga gol, apalagi di partai final.
Biar begitu, keajaiban terjadi babak kedua. Liverpool balas mencetak tiga gol hanya dalam rentang enam menit. Skor berubah jadi 3-3, harapan mereka kembali.
Apa saja yang terjadi pada pertandingan bersejarah itu? Mengutip Sportskeeda, baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Pergantian pemain: Hamann masuk, Finnan keluar (46')
Kesalahan Liverpool dimulai dari susunan pemain dan formasi pilihan Benitez sejak awal. Dia memilih taktik 4-4-1-1, membuat kejutan dengan menurunkan Harry Kewell untuk bermain di belakang Milan Baros.
Taktik ini jelas kacau. Kaka bisa memanfaatkan celah permainan Liverpool dengan baik, dan karena Crespo serta Shevchenko terus berlari mencari ruang kosong, barisan bek Liverpool tidak mampu membendung semua ancaman ini.
Benitez merespons dengan mengganti pemain dan sekaligus mengganti taktik di babak kedua. Steve Finnan ditarik karena cedera, Dietmar Hamann masuk. Perubahan ini berani, karena Hamann adalah seorang gelandang yang menggantikan Finnan selaku bek kanan.
Biar begitu, pilihan berisiko Benitez ini terbayar lunas. Hamann dimainkan untuk menutup ruang gerak Kaka. Dia menemani Xabi Alonso di lini tengah serta membebaskan Steven Gerrard untuk naik menyerang.
Gol pertama Liverpool: Skor 1-3 (Gerrard, 54')
Bebas dari tugas bertahan, Gerrard mulai merepotkan barisan pertahanan Milan. Dia lebih bebas membawa bola, lebih berani naik tanpa memikirkan lini tengah.
Hasilnya, Gerrard sendirilah yang mencetak gol pertama Liverpool. Berawal dari umpan Riise di sisi kiri, Gerrard berdiri bebas di kotak penalti untuk menyundul bola ke arah yang tidak terjangkau oleh Dida.
Ini merupakan gol bersejarah bagi Gerrard, sebab kabarnya dia mengajukan permintaan transfer beberapa bulan kemudian. Juga, tidak ada kapten Liverpool yang bisa mencetak gol di final Liga Champions sebelumnya.
Gol kedua Liverpool: Skor 2-3 (Smicer, 56')
Hanya dua menit setelah gol Gerrard, ketika Milan masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi, Liverpool kembali menghantam. Kali ini lewat Vladimir Smicer dengan tembakan kerasnya dari luar kotak penalti.
Smicer sebenarnya tidak masuk rencana Benitez, tapi cedera Harry Kewell di babak pertama memberinya kesempatan bermain lebih cepat. Ternyata final itu memang momennya Smicer.
Gol Smicer terbilang indah. Dia mendapatkan bola sodoran Hamann di lini tengah, mengontrolnya, lalu dengan tenang melepas tendangan keras ke sudut kanan gawang Dida.
Gol ketiga Liverpool: Skor 3-3 (Alonso, 60')
The people who made Istanbul happen... #LFC pic.twitter.com/HkKyn8D4GQ
— Liverpool FC (at 🏠) (@LFC) May 25, 2013
Gol penyeimbang kedudukan yang berusaha dihindari Milan mati-matian. Pertahanan Milan benar-benar kacau, kebobolan dua gol dalam waktu cepat sepertinya membuat mereka tercengang.
Terbukti, Gerrard lagi-lagi lolos dari penjagaan. Dia berlari sendirian menyambut umpan daerah Baros tepat di tengah kotak penalti. Bola itu seharusnya jadi peluang matang bagi Gerrard, tapi dia terjatuh karena tarikan Gennaro Gattuso.
Penalti pun diberikan, kemampuan Dida diuji. Xabi Alonso maju sebagai algojo, bukan Gerrard, entah apa alasan Liverpool.
Sepakan Alonso apik, tapi Dida bisa menebak arah dan menepisnya. Namun, ketika Dida masih terjatuh di lapangan, Alonso merespons dengan cepat dan mengembalikan bola muntah itu dengan sepakan keras ke gawang Milan.
Half-Time Talk
Kebangkitan Liverpool di babak kedua ini akan selalu jadi cerita terbaik Liga Champions. Benitez akan dikenang sebagai salah satu pelatih terbaik The Reds. Uniknya, ternyata Benitez tidak perlu berkata banyak di ruang ganti saat turun minum. Dia tahu timnya siap bangkit, hanya perlu berubah.
Tidak ada rahasia besar, Benitez hanya memotivasi timnya untuk mengubah segalanya di babak kedua. Mulai dari gaya bermain sampai kualitas mental, Liverpool harus berubah untuk bangkit.
"Ketika Anda kebobolan gol kedua, Anda harus mulai berpikir untuk mengubah sesuatu. Dan jika Anda kebobolan ketiga kalinya? Ya, Anda jelas harus mengubah sesuatu, itu sangat jelas," ujar Benitez kepada The Athletic.
"Saya bicara dengan Pako Ayestaran, asisten saya: 'Saya bakal bicara dengan para pemain dan membahas tentang perubahan tiga bek untuk menambah satu pemain di lini tengah. Anda mulailah membantu para pemain pemanasan'."
"Pesan yang kami sampaikan pada para pemain adalah soal kepercayaan diri. Coba mencetak gol cepat, kembali ke permainan. Itulah yang utama," lanjutnya.
Susunan Pemain
AC Milan (4-4-2): Dida; Maldini, Nesta, Stam Cafu; Pirlo, Gattuso (112' Rui Costa), Seedorf (86' Serginho), Kaka; Crespo (85' Tomasson), Shevchenko
Pelatih: Carlo Ancelotti
Liverpool (4-4-1-1): Dudek; Traore, Hyppia, Carragher, Finnan (46' Hamann); Alonso, Riise, Gerrard, Luis Garcia, Kewell (23' Smicer), Baros (85' Djibril Cisse)
Statistik AC Milan vs Liverpool
Gol: 3 - 3
Penalti: 2 -3
Total shots: 22 - 15
On target: 10 - 7
Possession: 55% - 45%
Fouls: 7 - 5
Offsides: 7 - 5
Sumber: Sportskeeda, The Athletic
Baca ini juga ya!
- Der Klassiker: 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Duel Borussia Dortmund vs Bayern Munchen
- Paul Pogba dan 6 Pemain Lain yang Mungkin Tinggalkan Manchester United Musim Depan
- Sundulan Sempurna Sergio Ramos, Umpan Presisi Luka Modric
- Hari Ini 6 Tahun Lalu: Real Madrid Raih La Decima, Saat Mental Juara Berbicara
- Milan vs Liverpool 2007, Kaka: Itu Pertanda dari Tuhan
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
Hasil Ukraina vs Prancis: Mbappe Pastikan Les Blues Petik Tiga Poin
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:11
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...