5 Fakta Menarik Paulo Dybala, Sang Penghancur Barcelona

5 Fakta Menarik Paulo Dybala, Sang Penghancur Barcelona
Paulo Dybala (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Paulo Dybala menjadi bintang saat Juventus mengalahkan 3-0 dalam duel leg pertama babak perempat final Liga Champions. Dybala mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut sehingga berpotensi besar membawa timnya ke semifinal.

Penampilan cemerlang Dybala tersebut tentu saja berhasil mencuri perhatian dunia sepakbola. Terlebih ia terlihat tampil jauh lebih baik dari seniornya Lionel Messi di Juventus Stadium.

Dybala memang digadang-gadang bakal menjadi pemain besar setelah menunjukkan talenta yang luar biasa di Serie A bersama Palermo dan Juventus. Bahkan ia sering disebut sebagai penerus Messi di masa mendatang.

Berikut ini kami sajikan lima fakta tentang Paulo Dybala yang mungkin belum anda ketahui seperti dilansir Sport.

1 dari 5 halaman

Pernah Pecahkan Rekor Kempes

Pernah Pecahkan Rekor Kempes

Instituto Atletico Central de Cordoba, dijuluki Gloria, adalah klub kecil di Argentina. Dybala pernah bermain di sana ketika masih sangat kecil setelah ayahnya membawanya ke sana dari kampung halamannya, Laguna Larga, 55 km dari Cordoba.

Dybala bergabung dengan klub saat usia 10, dengan proses trial dan langsung direkrut oleh Santos Turza. "Saya hanya menyuruhnya melepas jersey Boca, dia tidak bisa datang ke sini dengan memakai jersey klub lain," kenang Turza.

Pada usia 17 tahun, Dybala menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah klub. Dia bahkan berhasil memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Mario Alberto Kempes, legenda sepakbola Argentina yang juga lahir di wilayah Cordoba. Tak lama setelah itu, Dybala direkrut oleh Palermo sehingga dia pernah bermain di divisi atas di tanah airnya.
2 dari 5 halaman

Drama Saat Usia 15 Tahun

Drama Saat Usia 15 Tahun

Ketika berusia 15 tahun, pada bulan September 2006, ayah Dybala, Adolfo, tiba-tiba meninggal dunia. Dybala sempat berpikir meninggalkan sepakbola dan tidak mau lagi pergi ke Cordoba setiap hari untuk latihan.

Keputusan itu hanya berlangsung selama beberapa minggu. Direktur Instituto berhasil meyakinkan Dybala untuk kembali. Ia pindah ke Cordoba dan tinggal di La Agostina di dekat klub. Dybala kembali menekuni dunia sepakbola dengan lebih tekad yang lebih kuat dari sebelumnya.

"Ketika saya masuk ke lapangan saya meminta kekuatan dari ayah saya dan jika saya mencetak gol, saya berterima kasih kepadanya, karena saya yakin dia pasti banyak membantu dari atas sana," kata Dybala.

Dybala memiliki dua kakak, Gustavo dan Mariano, pemain amatir yang membantu ibunya, Alicia, seorang manajer administrasi di tempat lotere di kampung halamannya, Laguna Larga. Kakeknya, Boreslaw Dybala, lahir di Polandia, sehingga Dybala memiliki paspor Polandia untuk bermain di Eropa.
3 dari 5 halaman

Berlian dari Cordoba

Berlian dari Cordoba

Tidak ada yang lebih mengenal karir Dybala lebih baik dari wartawan Argentina Marcos Villalobo. Di pertandingan kedua Dybala saat bermain untuk Instituto, ia dijuluki 'La Joya' (The Gem/berlian) oleh wartawan, yang memprediksi masa depannya yang besar. Dia tidak salah. "Melihat dia mengolah bola menarik perhatian. Dia adalah seorang berlian kasar dan saya mulai menyebutnya La Joya di semua judul," kata Villalobo.

Para penggemar klub menyukainya, menggunakannya di situs online dan menjadi populer. Julukan itu masih dipakai sampai hari ini dan bahkan rekan satu tim Dybala juga memanggilnya Joya. "Sebelum pertandingan, Bonucci sering mengatakan kepada saya, 'vamos, Joya, hari ini kita harus menang," kata Dybala dalam sebuah wawancara dengan El Grafico.
4 dari 5 halaman

No.21

No.21

Pada musim panas 2015, Juventus membayar 32 juta kepada Palermo untuk mendapatkan Dybala. Ia menjadi pemain termahal Argentina kedelapan dalam sejarah. Setelah datang ke Turin, Dybala langsung memilih jersey No.21, yang kosong setelah ditinggal Pirlo. Nomor itu juga pernah dipakai Zinedine Zidane selama di klub.

Hal itu memberikan motivasi besar kepada Dybala. "Di Instituto saya selalu bermain dengan No.9. Di Palermo juga, dan ketika saya tiba di sini itu dipakai oleh Morata dan dia ingin tetap memakainya. Pirlo baru saja pergi, seorang idola yang mengenakan [No.21]. No.21 adalah seperti No.10 di Juve, nomor penting. Itu adalah ujian karena saya ingin menguji diri saya sendiri melawan beban nomor yang telah dipakai sejumlah bintang di sini."
5 dari 5 halaman

Idola Pertama Dybala

Idola Pertama Dybala

"Ketika saya masih kecil saya ingin menjadi seperti Riquelme dan Ronaldinho”, kata Dybala kepada El Pais. Pemain Juventus ini mengaku juga mengagumi Lionel Messi, yang sama-sama berlatih dan bermain di tim nasional Argentina.