Demi Hindari Match Fixing, Pengamat Bilang Gaji Telat Pantang untuk Diungkap

Demi Hindari Match Fixing, Pengamat Bilang Gaji Telat Pantang untuk Diungkap
Ilustrasi pengaturan skor atau match fixing. (c) shutterstock

Bola.net - Pengamat sepak bola, Tommy Welly, angkat bicara soal sempat maraknya kabar ada klub sepak bola Indonesia yang telat membayar gaji pemain mereka. Ia beranggapan, kabar seperti ini sejatinya tabu untuk diungkap.

Menurut Towel, sapaan karibnya, kabar yang sempat ramai belakangan soal adanya klub yang menunggak gaji, pemain asing kabur, dan pelatih yang sampai melelang barang-barang pribadinya bukan hal yang sehat.

"Dari materi kursus tentang integritas sepak bola yang pernah saya ikuti tentang match fixing, ini sebenarnya hal-hal tabu yang tak boleh diungkap," kata Towel, dalam siniar di kanal salah seorang anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga.

Menurut Towel, ada sejumlah alasan di balik ditabukannya pengungkapan krisis tersebut kepada publik. Mantan jurnalis ini mengatakan bahwa pengungkapan ini merupakan 'undangan' terhadap para pelaku match fixing.

"Begitu hal-hal tersebut diungkap, itu seolah-olah membuka pintu dan memberi kode besar," papar Towel.

"Karenanya, dalam diskursus match fixing, ini adalah hal tabu yang tak boleh diungkap kepada publik," sambungnya.

Sebelumnya, lazim terjadi di Indonesia, beredar kabar bahwa ada klub profesional yang mengalami kesulitan keuangan. Walhasil, mereka telat membayar gaji para penggawa tim.

Jelang akhir 2023 ini, sejumlah klub diketahui sempat telat membayar gaji pemain. Ada klub yang berusaha menutupi, tapi ada juga yang terang-terangan mengaku kesulitan keuangan.

Salah satu klub yang terus terang mengalami masalah keuangan ini adalah PSIS. Menurut mereka, hal ini tak lepas dari berkurangnya animo suporter mendukung langsung tim tersebut dalam laga kandang mereka.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Pengaruhi Ekosistem Industri Sepak Bola

Pengaruhi Ekosistem Industri Sepak Bola

Ilustrasi pengaturan skor atau match fixing di sepak bola. (c) shutterstock

Towel menilai, masalah keuangan ini berkaitan dengan masalah match fixing. Sementara itu, match fixing sendiri berpengaruh terhadap pengembangan industri sepak bola.

"Yang pasti, tidak terjadi integritas," tutur Towel.

"Kalau tak ada integritas, harapan industri yang dibangun agak berat," ia menambahkan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)