
Bola.net - Eks Menko Polhukam Mahfud MD memberi respons kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memintanya membuat laporan terkait dugaan mark up dalam proyek kereta cepat Whoosh. Menurut Mahfud, seharusnya KPK langsung menyelidiki kasus tersebut tanpa menunggu adanya laporan terlebih dahulu.
“Panggil saja saya, bukan diperiksa loh, tapi dimintai keterangan. Saya akan tunjukkan,” kata Mahfud melalui akun X pribadinya, seperti dicuplik Minggu (19/10/2025).
Mahfud menjelaskan bahwa pernyataan awal mengenai dugaan mark up proyek Whoosh bukan berasal darinya, melainkan dari siaran Nusantara TV dalam rubrik "Prime Dialog" edisi 13 Oktober 2025 yang menampilkan Antoni Budiawan dan Agus Pambagyo.
“Awal menyiarkan itu adalah NusantaraTV dalam rubrik "Prime Dialog" edisi 13 Oktober 2025 dengan narsum Agus Pambagyo dan Antony Budiawan. Semua yang saya sampaikan sumbernya adalah NusantaraTV, Antony Budiawan, dan Agus Pambagyo yang disiarkan secara sah dan terbuka. Saya percaya kepada ketiganya maka saya bahas secara terbuka di podcast TERUS TERANG,” jelas Mahfud.
Mahfud menilai janggal jika KPK tidak mengetahui bahwa Nusantara TV telah lebih dulu menyiarkan masalah ini sebelum ia membahasnya di podcast. Yang lebih aneh lagi, lanjutnya, adalah permintaan KPK agar dirinya membuat aduan. Ia menegaskan bahwa dalam hukum pidana, aparat penegak hukum seharusnya dapat langsung menyelidiki jika telah mendapatkan informasi tentang dugaan tindak pidana.
“Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor, mestinya aparat penegak hukum (APH) langsung menyelidiki, bukan minta laporan. Bisa juga memanggil sumber info untuk dimintai keterangan,” tutur dia.
KPK Keliru Tunggu Laporan
Mahfud menyatakan bahwa laporan hanya diperlukan ketika ada suatu peristiwa yang tidak diketahui oleh aparat penegak hukum, seperti dalam kasus penemuan mayat.
“Tapi kalau ada berita, ada pembunuhan, maka APH harus langsung bertindak menyelidiki tak perlu menunggu laporan,” jelas dia.
Oleh karena itu, Mahfud menilai KPK telah keliru dengan memintanya membuat laporan mengenai dugaan mark up proyek Whoosh, yang mana sumber awalnya bukan dirinya.
“Ini kekeliruan dari KPK,” pungkas Mahfud.
KPK Minta Mahfud Lapor Dugaan Markup Proyek Whoosh
Sebelumnya, KPK merespons pernyataan Mahfud mengenai dugaan mark up dalam proyek kereta cepat Whoosh.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyatakan bahwa jika Mahfud mengetahui hal tersebut, ia dapat menyampaikan aduannya secara resmi.
"KPK mengimbau bagi masyarakat yang mengetahui informasi awal ataupun data awal terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi, maka silakan dapat menyampaikan aduan tersebut kepada KPK melalui saluran pengaduan masyarakat," ujar Budi Prasetyo saat dikonfirmasi awak media.
Disadur dari Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro
Baca Juga:
- Target Listrik 5.700 Desa 2030: Menanti Realisasi Janji Swasembada Energi
- Mensos Gus Ipul: Anugerah Liputan6 Adalah Cerminan Nurani Bangsa.
- Dianugerahi Penghargaan Anugerah Liputan6, Hypernet Ajak Generasi Muda Jadi Penggerak Inovasi
- Pesan dari Panggung Anugerah Liputan6: AI Tanpa Manusia Takkan Pernah Punya Makna
Advertisement
Berita Terkait
-
News 18 Oktober 2025 12:02
Target Listrik 5.700 Desa 2030: Menanti Realisasi Janji Swasembada Energi
-
News 17 Oktober 2025 16:53
Mensos Gus Ipul: Anugerah Liputan6 Adalah Cerminan Nurani Bangsa.
-
News 17 Oktober 2025 16:29
Pesan dari Panggung Anugerah Liputan6: AI Tanpa Manusia Takkan Pernah Punya Makna
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 19 Oktober 2025 14:00
-
Liga Spanyol 19 Oktober 2025 13:47
-
Liga Inggris 19 Oktober 2025 13:29
-
Otomotif 19 Oktober 2025 12:53
-
Otomotif 19 Oktober 2025 12:04
-
Otomotif 19 Oktober 2025 12:04
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben ...
- 5 Pelatih yang Berpeluang Besar Gantikan Ruben Amo...
- Carvajal dan Trent Cedera, Ini 5 Pemain yang Bisa ...
- 5 Pemain Super yang Pernah Bermain untuk Barcelona...
- Ruben Amorim di Ujung Tanduk, 5 Pemain MU yang Bis...
- 5 Manajer yang Paling Sering Tampil di Premier Lea...
- 5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe M...