Eksperimen di Posisi No.10, Lamine Yamal Buat Barcelona Terpukau

Eksperimen di Posisi No.10, Lamine Yamal Buat Barcelona Terpukau
Ekspresi Lamine Yamal usai mencetak gol dari titik putih ke gawang Real Betis, Minggu (7/12/2025) (c) AP Photo/Manu Reino

Bola.net - Barcelona menutup pekan La Liga dengan kemenangan besar 5-3 atas Real Betis, tapi sorotan utama bukan hanya soal jumlah gol.

Eksperimen Hansi Flick memainkan Lamine Yamal di pos no.10 justru membuka gambaran baru tentang evolusi sang pemain muda. Uji coba ini dilakukan karena krisis pemain Barca di posisi tersebut, tapi hasilnya melampaui ekspektasi.

Ferran Torres mencetak hattrick, sementara Roony Bardghji menorehkan gol perdananya untuk Barcelona. Nah, performa Yamal di posisi tengah menjadi cerita terbesar di Estadio La Cartuja.

Pergerakan Yamal membelah lini pertahanan, distribusi bolanya bersih, dan kontribusinya terasa di hampir setiap fase permainan. Dengan performa konsisten dan fleksibilitas taktik yang makin terlihat, Flick tampak menemukan variasi baru yang bisa memperkaya struktur timnya.

1 dari 3 halaman

Eksperimen Mendesak: Yamal Mengisi Kekosongan Nomor 10

Eksperimen Mendesak: Yamal Mengisi Kekosongan Nomor 10

Lamine Yamal berjuang mengontrol bola dalam laga Liga Spanyol antara Barcelona vs Atletico Madrid di Camp Nou, 3 Desember 2025 (c) AP Photo/Joan Monfort

Barcelona memasuki laga dengan persoalan di lini kreatif. Dani Olmo mengalami cedera bahu dan dipastikan absen selama sebulan.

Raphinha sebenarnya kandidat terdekat untuk mengisi peran nomor 10, tetapi ia tidak mengikuti sesi latihan terakhir karena masalah kecil pada hamstring. Fermin Lopez baru pulih dari cedera betis sehingga belum cukup fit untuk menjadi starter.

Flick menghadapi pilihan terbatas dan harus mencari solusi internal. Di sinilah nama Yamal muncul. “Saya berbicara dengan Lamine tentang posisi baru ini,” kata Flick seusai pertandingan.

“Kami memikirkan ide itu bersama staf pelatih, lalu menanyakan apakah ia bisa membayangkan dirinya bermain sebagai nomor 10. Ia bilang bisa, ia menyukainya, jadi kami mencobanya.”

Keputusan itu membuka tempat di sayap kanan yang kemudian diisi Bardghji. Penyesuaian ini terlihat tepat sejak menit awal karena distribusi peran kedua pemain langsung klop di zona serang. Kombinasi Yamal-Bardghji memberi dimensi baru pada serangan Barca.

2 dari 3 halaman

Dominasi Dari Tengah: Efektivitas Yamal Sejak Menit Pertama

Dominasi Dari Tengah: Efektivitas Yamal Sejak Menit Pertama

Pemain Barcelona, Lamine Yamal (kiri), berebut bola dengan pemain Alaves, Victor Parada, dalam laga La Liga di Barcelona, Spanyol, Sabtu, 29 November 2025 (c) AP Photo/Joan Monfort

Penampilan Yamal di pusat permainan langsung memberikan dampak signifikan. Ia mencatat 79 sentuhan dan tidak sekali pun salah mengoper pada babak pertama setelah menyelesaikan 28 umpan dengan sempurna.

Ia merancang gol pertama Torres dan menginisiasi proses gol keempat sebelum menutup performanya dengan gol penalti.

Bukan hanya kreativitas, pergerakannya juga merusak struktur pressing tinggi Betis. Pada satu momen, tiga pemain Betis mengurung Yamal ketika menerima bola dari Jules Kounde.

Dengan satu gerakan tubuh dan akselerasi pendek, ia melewati semuanya, memaksa Sergi Altimira melakukan pelanggaran keras yang berujung kartu kuning sebelum diganti di jeda pertandingan.

Kombinasi dengan Pedri dan Eric Garcia di lini tengah berjalan mulus. Struktur tim menjadi lebih cair karena Yamal mampu turun menjemput bola atau menembus ruang kosong di belakang gelandang lawan.

3 dari 3 halaman

Kontribusi Tanpa Bola: Aspek yang Dipuji Flick

Selama ini Yamal sering disoroti karena kontribusi defensifnya yang dianggap masih minim. Namun pada laga ini, Flick menegaskan ada perkembangan signifikan.

“Salah satu hal terpenting adalah saya melihat beberapa aksi Yamal yang sangat aktif dalam bertahan dan merebut bola kembali,” ujar Flick. “Itu luar biasa dan persis seperti yang ingin saya lihat.”

Yamal mencatat tujuh kali merebut bola sepanjang laga. Contoh paling menonjol terjadi ketika Betis mencoba melakukan serangan balik melalui Pablo Fornals. Yamal melakukan sprint panjang, mendekat, dan merebut bola bersih sebelum situasi berkembang menjadi ancaman.

Flick menilai peningkatan ini sebagai sinyal kedewasaan taktik pemain 18 tahun tersebut. “Ia terus berkembang. Yang bisa saya katakan adalah Yamal seorang profesional yang fantastis,” tambah sang pelatih.