Menteri Maman Dorong Pengusaha Madu Lokal Terlibat dalam Rantai Pasok Program MBG

Asad Arifin | 12 Oktober 2025 15:24
Menteri Maman Dorong Pengusaha Madu Lokal Terlibat dalam Rantai Pasok Program MBG
SPPG bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG (c) merdeka.com/Arie Basuki

Bola.net - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus mendorong peningkatan peran pelaku usaha lokal dalam rantai pasok nasional. Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menekankan pentingnya menjadikan madu sebagai salah satu bahan pangan bergizi alternatif yang dapat dimasukkan dalam menu Program MBG (Makan Bergizi Gratis).

"Madu adalah anugerah alam yang kaya manfaat. Kandungan bioaktifnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat konsentrasi belajar, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Karena itu, madu layak menjadi bagian penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).

Advertisement

Maman menjelaskan bahwa pelaksanaan Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga menjadi peluang besar dalam memperkuat ekonomi rakyat. Melalui keterlibatan UMKM penghasil madu, program ini diharapkan mampu menciptakan dampak ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.

"Kita bersama mendorong madu menjadi bagian dari Program MBG sebagai wujud nyata keterlibatan UMKM dalam program prioritas Presiden," imbuh Maman.

1 dari 2 halaman

Madu Dinilai Punya Potensi Besar dalam Program MBG

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menilai madu memiliki potensi besar untuk dijadikan komponen utama dalam menu Program MBG. Menurutnya, kandungan nutrisi madu yang melimpah—mulai dari energi, vitamin, mineral, hingga senyawa bioaktif—dapat mendukung peningkatan kualitas gizi anak-anak Indonesia.

"Pengintegrasian madu dalam Program MBG tidak hanya memperkaya kualitas gizi, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi melalui pemanfaatan produk lokal yang berkelanjutan," jelas Temmy.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap kolaborasi antara sektor UMKM dan program nasional dapat menciptakan sinergi positif: memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha lokal di seluruh Indonesia.

2 dari 2 halaman

Kesenjangan Antara Kebutuhan dan Produksi Madu

Namun, ia mengingatkan bahwa masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan dan produksi madu nasional.

Berdasarkan data Kementerian UMKM, kebutuhan madu di Indonesia mencapai sekitar 7.500 ton per tahun, dengan asumsi konsumsi per kapita sebesar 30 gram per tahun, sementara produksi nasional baru sekitar 2.000 ton per tahun.

"Artinya, masih ada ruang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas madu lokal," tegas dia.

Sumber: Liputan6/Maulandy Rizky Bayu Kencana

TAG TERKAIT

LATEST UPDATE