Potensi Konflik Baru antara Israel dan Iran

Asad Arifin | 18 September 2025 17:11
Potensi Konflik Baru antara Israel dan Iran
Gambar ilustrasi tentara Israel (c) AI/ChatGPT

Bola.net - Israel tengah menyiapkan diri menghadapi potensi konflik militer baru dengan Iran. Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Amir Baram, menegaskan bahwa bentrokan lanjutan dengan Teheran sulit dihindari. Ia pun menyerukan peningkatan signifikan dalam sistem pertahanan serta kekuatan tempur.

Pernyataan Baram, seperti dikutip Asharq Al-Awsat, disampaikan setelah Israel melancarkan serangan udara pada Juni lalu hingga jauh ke dalam wilayah Iran. Serangan itu menargetkan sejumlah komandan militer senior, ilmuwan nuklir, pangkalan rudal Garda Revolusi, serta instalasi radar. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rentetan rudal balistik ke arah Israel.

Advertisement

Baram menyebut konflik 12 hari tersebut berakhir dengan kemenangan telak bagi Israel. Namun, ia mengingatkan bahwa pertempuran di masa mendatang dengan Iran tidak dapat dihindari. Menurutnya, kepemimpinan Iran masih solid, merasa dipermalukan, dan kini menggelontorkan sumber daya besar untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempercepat pembangunan militernya.

Untuk menjaga superioritas militer Israel, Baram memaparkan strategi tiga tahap. Pertama, langkah jangka pendek yang menitikberatkan pada pengadaan kebutuhan mendesak. Kedua, rencana jangka menengah untuk menjamin kesiapan pertahanan hingga sepuluh tahun ke depan. Ketiga, pengembangan jangka panjang berupa sistem persenjataan canggih yang diyakini mampu mengubah wajah peperangan di masa depan.

Ia juga mengumumkan rencana pembentukan Dewan Persenjataan Tertinggi, sebuah lembaga yang ditugaskan mempercepat persiapan menghadapi perang dengan Iran maupun musuh lainnya.

Baram menekankan pentingnya kesiapan menghadapi tantangan tak terduga dan operasi khusus sejak dini. Ia menyerukan perubahan mendasar dalam cara Israel mengembangkan dan mendapatkan teknologi pertahanan strategis.

Meski sejumlah negara membatalkan kesepakatan pertahanan, Israel tetap mendapat dukungan. Baram mengungkapkan bahwa pekan lalu Israel berhasil meneken kontrak ekspor senjata senilai USD 2,5 miliar. Ia menilai mitra internasional masih melihat pentingnya investasi jangka panjang di sektor pertahanan di tengah kondisi dunia yang semakin tidak stabil.

Yaron Buskila, Kepala Asosiasi Pertahanan dan Keamanan Israel, turut menguatkan peringatan Baram. Dalam pernyataannya pada 8 September, ia menekankan bahwa konfrontasi dengan Iran masih jauh dari kata selesai. Ia menilai, meski Israel berhasil memberikan kerusakan signifikan pada program nuklir Iran dalam konflik terbaru, ancaman dari Teheran belum hilang.

1 dari 1 halaman

Operasi Militer AS di Iran

Di sisi lain, terungkap detail baru terkait serangan Amerika Serikat ke Iran pada Juni lalu. Kolonel Joshua Wiitala, Komandan 509th Bomb Wing Angkatan Udara AS yang bermarkas di Whiteman Air Force Base, Missouri, menjelaskan kepada Fox News bahwa sebanyak 4.000 personel terlibat dalam misi pengebom B-2 ke situs nuklir Iran. Operasi itu berlangsung selama 30 jam, menjadi yang terlama dalam sejarah.

Wiitala, sebagaimana dikutip Fox News, mengungkapkan bahwa 14 pilot melancarkan serangan presisi dengan bom penembus bunker—yang untuk pertama kalinya digunakan dalam pertempuran—dan berhasil menghantam seluruh 14 target.

Ia menggambarkan misi tersebut berjalan tanpa cela, sembari memberi apresiasi kepada ribuan personel yang terlibat, mulai dari kru persenjataan hingga tim medis. Para kru bahkan hanya bisa beristirahat singkat saat pengisian bahan bakar di udara, ditemani minuman berenergi untuk menjaga kewaspadaan.

Wiitala mengenang bahwa momen paling berkesan dalam 22 tahun karier militernya adalah memastikan seluruh pesawat kembali dengan selamat. Ia menyebut keberhasilan penuh operasi itu sebagai sumber kebanggaan besar.

Disadur dari Liputan6: Khairisa Ferida, 18 September 2025

TAG TERKAIT

LATEST UPDATE