Studi Ilmiah: Menikmati Ragam Kuliner Dunia Dapat Menumbuhkan Sikap Toleran
Asad Arifin | 14 Oktober 2025 16:35
Bola.net - Globalisasi membuat berbagai budaya dan kuliner dari mancanegara semakin mudah ditemukan di banyak negara. Fenomena ini menjadi salah satu cara penting untuk menghargai perbedaan dan memperkuat rasa saling menghormati antarindividu.
Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 1.000 orang dewasa kulit putih di Inggris mendukung temuan dari Universitas Birmingham dan Universitas Munich. Penelitian tersebut meneliti bagaimana interaksi seseorang terhadap komunitas imigran dengan melihat kebiasaan mereka menikmati kuliner dari berbagai negara, seperti India, Turki, Tiongkok, Thailand, Karibia, dan Spanyol.
Hasil riset yang dikutip dari The Guardian, Senin (13/10/2025), menunjukkan bahwa semakin sering seseorang mencoba makanan dari luar negeri, semakin tinggi pula tingkat toleransi serta penerimaan mereka terhadap imigran.
Sikap tersebut menjadi indikator bahwa mereka memiliki pandangan pro-imigran, baik terhadap komunitas Afrika-Karibia, Eropa, maupun Asia. Selain itu, mereka juga cenderung tidak mendukung politisi atau kebijakan anti-imigrasi, serta lebih jarang menganggap imigran sebagai ancaman terhadap budaya dan ekonomi lokal.
Jejak Kuliner dari Berbagai Negara
Restoran India pertama di Inggris, Hindoostane Coffee House, dibuka pada tahun 1810 oleh Dean Mahomed. Kehadirannya menjadi awal masuknya pengaruh kuliner Asia Selatan ke Eropa.
Sementara itu, masakan Tionghoa mulai dikenal masyarakat Inggris melalui penjual makanan bergaya Victoria di jalan-jalan kecil Liverpool dan Limehouse, London Timur. Awalnya, kedai-kedai tersebut melayani para pelaut Tionghoa sebelum akhirnya populer setelah dibukanya Restoran Cathay di kawasan West End pada 1907–1908.
Gelombang imigrasi dari generasi Windrush juga membawa cita rasa Karibia ke Inggris. Mereka memperkenalkan roti hardo dan patty yang terinspirasi dari pastry khas Cornish, serta hidangan seperti kari kambing, nasi dan kacang polong, hingga ayam jerk.
Seiring waktu, keberagaman kuliner tersebut berkembang pesat dan membentuk selera masyarakat Inggris. Menu seperti kebab asal Turki, pho dari Vietnam, kedgeree dari masa British Raj, es krim “penny lick” era Victoria dari Little Italy di Manchester, hingga ikan goreng tepung yang diperkenalkan komunitas Yahudi Sephardi, menjadi bagian dari warisan kuliner yang memperkaya Inggris.
Restoran Sebagai Ruang Kebersamaan
Menurut Dr. Rodolfo Leyva dari Universitas Birmingham, yang juga penulis utama studi ini, restoran dan kedai makanan berperan penting sebagai ruang sosial yang mempertemukan berbagai latar belakang budaya.
"Restoran atau kedai makanan cenderung menawarkan lingkungan yang ramah dan memfasilitasi interaksi alami antara masyarakat lokal dengan komunitas imigran," ujarnya.
"Tidak seperti museum atau konser yang mungkin memerlukan minat khusus, semua orang yang makan dapat saling bertukar pendapat atau memberikan respons terkait rasa yang baru pertama kali dicobanya," lanjutnya lagi.
Meski pendidikan tetap menjadi faktor utama dalam menumbuhkan pemahaman terhadap budaya asing, makanan juga terbukti memiliki peran besar dalam membangun empati sosial.
Laporan studi tersebut menegaskan bahwa para penjual makanan berfungsi sebagai jembatan lintas budaya, mempertemukan masyarakat lokal dengan komunitas imigran. Melalui pengalaman mencoba hidangan baru, muncul emosi positif yang perlahan mengubah cara pandang seseorang terhadap kelompok lain.
Strategi Penguatan Budaya
Pemerintah Partai Buruh di Inggris kini tengah menyusun strategi baru untuk memperkuat kohesi sosial.
Para peneliti turut mendukung dengan memberikan saran jika makanan sebaiknya digunakan sebagai alat membangun komunitas yang lebih inklusif.
Misalnya dengan mengadakan uji rasa makanan lintas budaya di sekolah, memberikan hibah dan insentif pajak bagi bisnis kuliner etnik, serta meluncurkan kampanye pariwisata yang menonjolkan keberagaman kuliner.
Studi mengenai potensi yang menikmati kuliner global juga didasarkan pada teori kontak antarkelompok, yang berjudul "Breaking Bread: Investigating the Role of Ethnic Food in Potentiating Outgroup Tolerance."
Konsep ini berasal dari psikologi sosial, yang menegaskan bahwa interaksi positif antarindividu dari kelompok berbeda dapat mengurangi prasangka sosial.
Karena itu, makanan internasional dianggap mampu menumbuhkan sikap toleran sekaligus mempererat hubungan positif lintas budaya.
Sumber: Liputan6, Fanny Marizka
Baca Ini Juga:
- Di Balik Wacana Family Office: Skema Investasi Kaum Super Kaya yang Jadi Sorotan
- Gugatan Pajak Pesangon Bergulir di MK, Ini Kata Menteri Keuangan Purbaya
- Hakim Tolak Praperadilan Nadiem Makarim, Status Tersangka Tetap Berlaku
- Gempa Bermagnitudo 5,0 Guncang Sumenep, Getarannya Terasa Hingga Malang
- Harga Rokok Batal Naik, Menkeu Ungkap Alasan Mengejutkan di Baliknya
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gempa Bermagnitudo 5,0 Guncang Sumenep, Getarannya Terasa Hingga Malang
News 13 Oktober 2025, 15:04 -
Harga Rokok Batal Naik, Menkeu Ungkap Alasan Mengejutkan di Baliknya
News 13 Oktober 2025, 13:00 -
Cukai Minuman Manis 2026 Masih Teka-teki, Menkeu Purbaya Buka Suara
News 13 Oktober 2025, 11:42 -
Menteri Maman Dorong Pengusaha Madu Lokal Terlibat dalam Rantai Pasok Program MBG
News 12 Oktober 2025, 15:24
LATEST UPDATE
-
Menjual Kenan Yildiz, Langkah Cerdas yang Mungkin Diperlukan Juventus
Liga Italia 14 Oktober 2025, 21:59 -
Inter Milan Ikut Buru Marc Guehi, Saingi Liverpool dan Bayern Munchen
Liga Italia 14 Oktober 2025, 21:56 -
Barcelona Kehilangan Robert Lewandowski untuk El Clasico Kontra Real Madrid
Liga Spanyol 14 Oktober 2025, 21:47 -
Real Madrid Siap Lepas Antonio Rudiger Secara Gratis pada 2026
Liga Spanyol 14 Oktober 2025, 21:38 -
Cedera Bremer Bikin Panik, Juventus Incar Skriniar dan Kim Min-Jae di Januari
Liga Italia 14 Oktober 2025, 21:27 -
Juventus dan Statistik yang Menunjukkan Mereka Tak Cukup Menghargai Cristiano Ronaldo
Liga Italia 14 Oktober 2025, 21:23 -
Hasil Korea Selatan vs Paraguay: Menang Dua Gol Tanpa Balas
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 20:31 -
Comeback Spektakuler! Jepang Balikkan Keadaan dan Taklukkan Brasil 3-2
Bola Dunia Lainnya 14 Oktober 2025, 19:48 -
Roma vs Inter Milan: Potensi Duet Baru di Lini Depan Nerazzurri
Liga Italia 14 Oktober 2025, 19:19
LATEST EDITORIAL
-
Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pergi Januari Nanti
Editorial 14 Oktober 2025, 17:33 -
5 Bek Tengah Tangguh yang Bisa Didapat Gratis pada 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 17:23 -
6 Pemain Manchester United Bisa Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 16:42 -
5 Klub yang Bisa Jadi Tujuan Robert Lewandowski Setelah Tinggalkan Barcelona
Editorial 13 Oktober 2025, 16:00 -
3 Pemain Manchester United yang Berpotensi Cabut Januari Nanti, Mainoo Salah Satunya
Editorial 10 Oktober 2025, 15:51