KPAI Usulkan Program MBG Dihentikan Sementara untuk Evaluasi Menyeluruh
Asad Arifin | 21 September 2025 15:52
Bola.net - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan agar pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG). Usulan ini muncul setelah semakin banyak kasus keracunan makanan yang dialami anak-anak penerima program tersebut. KPAI meminta Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana program melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa terulang.
"KPAI menyoroti berbagai peristiwa keracunan makanan yang terus meningkat, kejadiannya bukan menurun ya. Satu kasus anak yang mengalami keracunan bagi KPAI sudah cukup banyak," ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Pustra dalam siaran pers, Minggu (21/9/2025).
Menurut KPAI, pemerintah perlu menghentikan sementara program MBG hingga panduan serta instrumen pengawasan yang disusun BGN benar-benar dijalankan secara optimal.
Jasra menegaskan, kasus keracunan makanan dalam program MBG sudah tidak bisa ditoleransi, bahkan menimpa anak-anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Keracunan makanan yang dialami anak Indonesia dalam program MBG, seperti sudah tidak bisa ditolerir. Saya kira pertahanan anak sekecil itu, sangat berbeda dengan orang dewasa. Apalagi kita tahu, kebijakan negara yang mengetahui kondisi dari dalam keluarga (masih sulit ditembus)," ucap Jasra.
Kesehatan Anak Jadi Prioritas
Jasra memahami pemerintah memiliki target dalam penyaluran program MBG, khususnya kepada anak-anak. Namun, ia mengingatkan bahwa aspek kesehatan anak harus menjadi prioritas utama.
"Anak-anak ini pertahanannya masih sangat lemah, tubuhnya masih perlu ditegakkan dengan dukungan khusus. Dan mereka tidak mudah mendiskripsikan kondisi kesehatan," kata Jasra.
Ia menambahkan, dibutuhkan tenaga khusus untuk menangani kasus keracunan makanan, terutama pada anak-anak PAUD yang daya tahan tubuhnya masih sangat rentan.
"Begitu juga bila mengalami situasi darurat, perlu alat-alat terstandarisasi baik. Agar dapat diselamatkan, karena pertahanan mereka tidak sekuat kita," jelasnya.
BGN Akui Maraknya Kasus Keracunan
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyesalkan kasus keracunan massal penerima program MBG di sejumlah daerah. Ia mengaku kerap waswas setiap kali ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru yang mulai mengolah makanan bagi siswa penerima manfaat.
"Memang sampai Desember ini saya setiap hari selalu sport jantung karena akan lahir 1 SPPG baru," kata Dadan dalam wawancara khusus bersama SCTV di program Liputan6 Talks, Jumat (19/9/2025).
Dadan menjelaskan, kasus keracunan massal biasanya terjadi akibat kelalaian dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), terutama di SPPG baru yang masih dalam tahap penyesuaian.
"Ada beberapa hal yang masih terjadi karena kelalaian di dalam penerapan SOP terutama masalah teknis. Beberapa hal terjadi dan seringkali ini dialami SPPG yang baru terbentuk," ungkapnya.
Menurut Dadan, SPPG baru umumnya baru bisa beroperasi dengan baik setelah tiga bulan berjalan. Meski begitu, ia memastikan BGN tetap melakukan pengawasan ketat, mulai dari proses pengolahan hingga distribusi makanan.
"Pengalaman kami waktu uji coba 1 SPPG baru akan berjalan lebih baik itu ketika sudah berjalan 3 bulan," tuturnya.
Dadan mencontohkan kasus keracunan di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, yang menimpa 314 siswa SD hingga SMA. Dari jumlah tersebut, 26 siswa masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Ia menyebut penyebabnya adalah penggunaan pemasok bahan makanan baru yang tidak memenuhi standar BGN.
"Nah supplier yang baru ini rupanya belum sequalified yang lama sehingga ada bahan baku yang dalam processingnya menimbulkan alergi terhadap beberapa penerima manfaat," tegas Dadan.
Selain itu, ia juga menyoroti temuan kasus belatung dalam makanan MBG di sejumlah daerah. Namun, Dadan memastikan BGN telah melakukan pemeriksaan ketat pada proses memasak hingga distribusi makanan ke sekolah.
"Kami selalu kroscek karena ketika belatung itu masih hidup ketika masakan dimasak beberapa menit kami cek sebenarnya apa yang terjadi," pungkasnya.
Disadur dari Liputan6.com: Lizsa Egeham, 21 September 2025
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Demo Ricuh di Timor Leste, Warga Protes Rencana Pengadaan Mobil Dinas DPR
News 17 September 2025, 15:13 -
Erick Thohir Tiba di Istana, Disebut Bakal Dilantik Jadi Menpora
News 17 September 2025, 14:57 -
Istana Siang Ini Lantik Menteri Baru, Teka-teki Menko Polkam dan Menpora Terjawab?
News 17 September 2025, 11:51 -
Ciri Pemakai Narkoba versi Kepala BNN: Rambut Berantakan, Mata Merah, Bau Badan, dan Mudah Emosi
News 16 September 2025, 14:09 -
Dedi Mulyadi Ogah Urusi Lagi Sampah Menumpuk di Pasar Caringin Bandung
News 16 September 2025, 14:08
LATEST UPDATE
-
Hasil Lazio vs AS Roma: Gol Lorenzo Pellegrini Bawa Il Lupi Kuasai Derby della Capitale
Liga Italia 21 September 2025, 19:33 -
Setelah Trent dan Konate, Real Madrid Siapkan Manuver Besar untuk Gelandang Liverpool Ini
Liga Spanyol 21 September 2025, 18:45 -
Gravenberch Blak-blakan: Inilah Kunci Performa Apiknya di Derby Liverpool vs Everton
Liga Inggris 21 September 2025, 18:15 -
Terpilih Aklamasi, Moreno Soeprapto Jadi Ketua Umum IMI 2025-2030
News 21 September 2025, 18:06 -
Euforia Matheus Cunha Usai MU Kalahkan Chelsea
Liga Inggris 21 September 2025, 17:00 -
Link Nonton Live Streaming Lazio vs AS Roma - Serie A di Vidio
Liga Italia 21 September 2025, 16:30 -
Link Live Streaming BRI Super League PSM Makassar vs Persija Jakarta di Vidio
Bola Indonesia 21 September 2025, 16:20 -
Bintang Liverpool Ryan Gravenberch Kini Dianggap Layak Menyandang Harga 100 Juta Pounds
Liga Inggris 21 September 2025, 16:10 -
Jadwal Prabowo Subianto Berpidato di Sidang Umum PBB
News 21 September 2025, 15:55 -
KPAI Usulkan Program MBG Dihentikan Sementara untuk Evaluasi Menyeluruh
News 21 September 2025, 15:52
LATEST EDITORIAL
-
10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haaland Lampaui Ronaldo dan Messi
Editorial 19 September 2025, 22:58 -
6 Pemain yang Bisa Jadi Solusi Pertahanan Chelsea di Bursa Transfer Januari
Editorial 18 September 2025, 23:53 -
7 Pemain Liverpool yang Awal Kariernya Lambat tapi Menjadi Legenda: Wirtz & Kerkez Berikutnya?
Editorial 18 September 2025, 23:22 -
5 Pelatih dengan Kartu Merah Terbanyak: Mourinho atau Simeone Paling yang Sering Diusir?
Editorial 18 September 2025, 22:49